Part 2

23.7K 766 1
                                    

Sesampainya di salah satu kedai ice cream favorit Cio,Alvin langsung memesan 3 ice cream.Chesee ice cream kesukaan Cio,vanilla ice cream untuknya dan redvalvet ice cream untuk Ify.
"Son,makan ice creamnya pelan-pelan dong sayang.Tuh lihat mulut kamu jadi belepotan ice cream." ucap Alvin saat melihat anaknya yang sangat semangat memakan ice cream,hingga meninggalkan noda ice cream di mulutnya.
"Habisnya enak banget Dad,dan sudah lama aku gak makan ice cream ini." ucap Cio sambil terus melahap ice creamnya.
"Sini Cio,Tante bersihin mulut kamu!" ucap Ify tiba-tiba dengan tangan yang sudah terulur dan terselip sebuah tissue disana.
Cio pun mendekatkan wajahnya ke arah Ify yang berada di sebelahnya.Kemudian Ify langsung dengan pelan membersihkan noda ice cream yang ada di mulut Cio.
"Nah selesai,ayo di makan lagi ice creamnya."
"Terima kasih Tante Ify.Tante baik banget sih,kayak Mommy.Wajah tante juga mirip sama Mommy.Ah aku jadi kangen Mommy deh." ucap Cio yang justru membuat Alvin diam termenung,entah apa yang sedang ia rasakan saat mendengar ucapan anaknya itu.
"Ah masa sih?Tapi pasti masih cantikan Mommy kamu kan?"
"Iya dong tapi Tante Ify gak kalah cantik sama Mommy.Dua-duanya cantik,hehe." ucap Cio sambil sesekali melahap ice cream,juga senyum di bibirnya.
Cio melihat ke arah Alvin dan Ia heran mengapa sedari tadi Daddy-nya itu hanya diam melamun di tempatnya.
"Dad!" panggil Cio sambil menepuk-nepuk pundak Alvin.Tapi tidak ada respon dari Alvin.
"Dad!"
"Daaddyyyyyyy!" kali ini Cio sedikit berteriak untuk menyadarkan Daddy-nya.
"Cio kamu apa-apaan sih,pakai teriak-teriak segala.Ini tuh bukan di hutan." ucap Alvin marah saat dia sudah tersadar dari lamunan nya karena teriakan Cio tadi.
" I'm sorry Dad.Habisnya Daddy dari tadi melamun terus.Aku panggil pelan Daddy masih diam,ya udah aku teriak!"
"Tapi bukan seperti itu caranya."
Cio tidak menanggapi ucapan Alvin,tetapi ia malah menunduk tanda jika ia sebentar lagi akan menangis.Ify yang menyadari itu, langsung memeluk Cio dari samping.
"Sayang jangan nangis ya."
"Benar kan Tan,Daddy tuh jahat,Daddy gak sayang lagi sama Cio.Daddy sekarang suka marahin Cio." ucap Cio di pelukan Ify.
Ucapan Cio tersebut membuat Alvin meringis.Lagi-lagi ia memarahi anaknya itu.Ya Tuhan sampai kapan ia tidak bisa mengontrol emosi di depan anaknya ini.
"Cio,Daddy marah sama kamu itu buat kebaikan kamu sendiri,karena Daddy sayang kamu."
"Kalau Daddy sayang Cio,Daddy gak akan marahin Cio terus."
"Son,Daddy minta maaf banget ya sayang.Entah mengapa akhir-akhir ini Daddy gampang emosi,apalagi di depan kamu.Jadi Daddy sangat memohon sama kamu,tolong kamu ngertiin ini ya sayang.Daddy sangat-sangat sayang sama kamu." ucap Alvin sambil memeluk Cio yang sudah tidak berada di pelukan Ify.Ia mencium puncak kepala Cio berkali-kali.
Cio hanya diam di dalam pelukan Alvin.
"Tuh kan Daddy sayang banget sama Cio.Jadi Cio jangan nangis ya,masa laki-laki nangis sih." ucap Ify menggodanya Cio yang sudah melepas pelukannya dengan Alvin.
"Laki-laki itu juga manusia Tante,jadi boleh nangis."
"Iya-iya,tapi jangan nangis terus dong."
"Tante Ify benar son,kamu laki-laki Daddy gak mau kamu jadi laki-laki yang cengeng.Kamu kan jagoannya Daddy."
"Iya Dad,Cio janji gak akan nangis lagi."
"Nah ini baru anak Daddy yang pintar." ucap Alvin,tangannya mengusap pelan puncak kepala Cio.
"Sepertinya saya sudah harus pulang,sudah malam." ucap Ify setelah melihat arlojinya yang sudah menunjukkan pukul 8 malam.
"Sudah cukup malam,lebih baik nanti saya dan Cio antar pulang.Sebentar lagi kita pulang kok."
"Iya Tante ikut kita saja."
"Gak usah,nanti saya tambah merepotkan bapak dan Cio."
"Sama sekali tidak merepotkan,anggap saja ini sebagai tanda terimakasih saya karena kamu tadi sudah menemani Cio."
"Ya sudah pak kalau begitu."
"Cio kamu sudah selesai belum?"
"Dikit lagi Dad." Cio pun dengan cepat melahap habis ice creamnya.
"Sudah Dad.Ayo kita anter Tante Ify!"

Cio langsung berdiri dari duduknya begitu pun dengan Alvin dan Ify.
Cio menggandeng tangan kiri Alvin tapi yang membuat Ify kaget,Cio juga menggandeng tangan kanannya.Kini mereka berjalanan beriringan dengan Cio yang berada di tengah-tengah Alvin dan Ify.Sedangkan Alvin tidak ambil pusing dengan posisi mereka saat ini.

Tak butuh waktu lama,mereka sudah berdiri di samping mobil Alvin.
Alvin membuka pintu penumpang yang di depan untuk Cio.
"Tante Ify aja yang duduk di depan,aku biar duduk di belakang."
"Yang benar son?Biasanya kamu selalu maunya duduk di depan."
"Iya benar Dad,aku bosan duduk di depan.Sudah Tante Ify naik,itu pintunya sudah di buka sama Daddy."
"Tapi Cio....
" Naik Tante!" Cio mendorong pelan tubuh Ify agar masuk kedalam.Akhirnya Ify pun masuk kedalam mobil dan Alvin langsung menutup kembali pintunya.
Ia membuka pintu belakang untuk Cio dan tak lupa menutupnya kembali setelah Cio berhasil masuk kedalam.Sedangkan dirinya berjalan menuju kursi pengemudi.
Perlahan mobil Alvin melaju meninggalkan kedai ice cream

@Rumah Ify
"Ini benar rumah kamu fy?" tanya Alvin ketika mereka sudah sampai di depan rumah Ify.Tapi saat melihat rumah Ify,ada rasa iba dan kasihan pada Ify di benaknya.Pasalnya rumah yang di tinggalkan Ify jauh dari kata layak.Rumah yang sangat kecil,tembok-tembok yang catnya sudah mulai terlupas,bahkan genteng yang sudah bolong-bolong.
"Iya pak benar,ini rumah peninggalan orang tua saya."
"Peninggalan orang tua kamu?orang tua kamu sudah meninggal?"
"Iya pak sudah 5 tahun yang lalu."
"Jadi kamu hidup sebatang kara?"
"Iya pak,kebetulan saya pun anak tunggal tidak punya saudara."
"Eh maaf pak saya jadi curhat begini."
"Iya tidak apa-apa kok,fy.Kamu yang tambah ya menghadapi semuanya,saya yakin Tuhan sudah menyediakan rencana yang indah buat kamu."
"Tante yang sabar ya"
"Iya pak terima kasih.Terima kasih juga Cio.Ya sudah kalau begitu saya pamit masuk ya pak,sudah malam kasihan Cio.Ehmm Cio tante masuk ya." ucap Ify,kepalanya sudah menoleh ke arah Cio di belakang.
"Iya Tante.Good night,habis ini Tante langsung bobok ya.Have a nice dream."
Mendengar ucapan yang tersirat perhatian dari Cio itu pun ia tersenyum lebar.
"Terima masih Cio,Have a nice dream too." balas Ify sambil mengelus puncak kepala Cio.
"Mari pak!"
Alvin pun hanya menganggukan kepalanya.
Ify pun langsung keluar dari mobil Alvin dan berjalan menuju halaman rumahnya.

Di dalam mobil....
"Dad,aku kasihan deh sama Tante Ify.Dia udah gak punya orang tua,terus rumahnya juga jelek."
"Iya sama son,Daddy juga gak tega lihat Tante Ify tinggal di rumah yang seperti itu."
"Kita bantu Tante Ify yuk?" ucap Cio dengan nada penuh semangat.
"Bagaimana caranya?"
"Kita ajak Tante Ify tinggal di rumah kita saja."
"Hah?Kamu yakin Tante Ify di bawa tinggal di rumah?"
"Yakin Dad,Tante Ify itu baik kita harus bantu dia."
"Ya sudah nanti Daddy akan pikirkan dulu ya son,terus harus tanya Tante Ifynya juga mau atau tidak."
"Baik Dad,semoga Daddy setuju dengan Cio dan Tante Ify mau."
"Iya deh semoga ya.Duh anak Daddy ini baik banget sih."
"Kan Daddy yang bilang kalau kita harus selalu berbuat baik sama semua orang."
"Betul itu,selalu jadi anak Daddy yang baik hati dan rendah hati ya son."
"SIAP BOS!" ucap Cio sambil bergaya hormat pada Alvin.Dan tentu melihat tingkah anaknya itu,Alvin hanya tertawa senang.

Sungguh bahagia dan beruntung sekali dirinya memiliki anak sepintar Cio,walaupun ia harus mengurus anaknya seorang diri tanpa sosok sang istri yang telah pergi lebih dulu meninggalkan dirinya.Ia berjanji akan mendidik anaknya ini sampai besar nanti,sampai menjadi anak yang membanggakan semua orang.

Haii 🙋
Terima kasih sudah baca 😄
Jangan lupa votementnya ya,thx 😀

Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang