"Aku sudah ingat semuanya. " Ucap Kavia setelah ia membuka matanya dan membuat orang tuanya terkejut.
"Kamu benaran sudah ingat semuanya, sayang? Kamu ingat siapa kamu?" Tanya Tasya.
"Iya aku sudah ingat kalau aku itu Sivia. Aku sudah ingat kalau Alvin itu suami aku dan ingat anakku, Cio. "
"Syukurlah sayang. Jadi sekarang waktunya kamu kembali ke keluargamu."
"Aku ingin kembali ke orang tuaku dulu mah. Aku belum bisa kembali ke Alvin. "
"Kenapa sayang? "
"Kemarin waktu aku ke hutan pinus, aku ketemu dengan Alvin. Aku sama dia sempat ngobrol sebentar. Ternyata dia sebentar lagi akan menikah mah, dengan wanita lain. Jadi aku belum bisa kembali dengan dia."
"Ya ampun, kok bisa Alvin mau menikah lagi? Jelas-jelas waktu itu Alvin sangat yakin kalau kamu masih hidup dan sangat berharap kamu benar-benar masih hidup. Mamah pikir dia masih sangat mencintai kamu."
"Aku juga waktu itu sangat kecewa ketika mendengar dia mau menikah lagi."
"Sivia, lebih baik kamu temui Alvin dan bilang kalau kamu itu Sivia. Papah yakin dia akan merasa sangat senang dan pasti dia akan membatalkan pernikahannya itu dan kembali sama kamu. "
"Tapi pah apa mungkin Alvin bisa terima aku yang sedang mengandung anaknya Rio? Apa dia mau menerima anak Rio nantinya?"
"Pasti mau sayang, papah yakin dia masih sangat mencintai kamu. Bagaimanapun keadaan kamu, kamu masih sah istri dia.Jadi besok papah dan mamah akan antar kamu ke rumah kedua orang tua kamu, setelah itu kamu juga harus temui Alvin dan anakmu ya. "
"Iya pah. "
"Ya sudah, sekarang kamu tidur ya. "
"Iya mah, maaf aku sudah ganggu papah dan mamah. "
"Tidak masalah sayang. "~Skip~
Keesokan harinya sesuai janji Tasya dan Steven semalam, mereka mengantar Sivia ke rumah orang tuanya. Saat ini mereka sudah berdiri di depan rumah Tio.
"Kamu sudah siap ketemu orang tuamu, sayang? " Tanya Tasya.
"Sudah mah. "
Mendengar jawaban Sivia, Steven pun langsung menekan bel yang menempel di salah satu dinding disana.Tak butuh lama, pintu rumah pun terbuka dan muncul seorang ART di hadapan mereka.
"Selamat pagi!"
"Iya pagi. Maaf tuan ingin bertemu dengan siapa ya?"
"Apa Tio dan Winda ada di rumah? "
"Ada tuan. Kebetulan tuan Tio dan nyonya Winda sedang ada di rumah. Apa tuan ingin bertemu dengan mereka? "
"Iya kami ingin bertemu mereka. "
"Baik, kalau begitu silakan masuk tuan. Saya akan panggilkan tuan dan nyonya. "
"Terima kasih. "Sang ART pun pergi memanggil Tio dan Winda yang sepertinya sedang ada di ruang makan.
"Maaf tuan, nyonya, saya ganggu sarapan kalian. " Ucap ART saat ia menemui tuan dan nyonyanya yang sedang sarapan.
"Iya tidak apa-apa, bi. Ada apa? " Ucap Tio.
"Itu tuan, ada tamu yang ingin bertemu tuan dan nyonya. "
"Siapa bi? " Ucap Winda.
"Saya tidak tahu nyonya, saya baru melihatnya."
"Ya sudah kami akan menemui mereka, bibi boleh kembali bekerja. "
"Baik tuan."Sepeninggalan ART mereka, Tio dan Winda pun bangkit dari duduknya dan mulai menghampiri tamu mereka.
"Steven, Tasya! " Gumam Tio dan Winda ketika melihat siapa tamu mereka. Muka mereka menunjukkan ekspresi terkejut.
"Hai Tio, Winda!" Sapa Steven.
"Hai juga Steven! " Balas Tio.
Mereka pun saling berjabat tangan, sedangkan Winda dan Tasya ber cipika-cipiki.
"Kamu apa kabar? " Tanya Winda.
"Aku baik-baik saja. ""Kavia! Ini Kavia kan?" Ucap Winda ketika melihat Kavia yang berdiri di samping Tasya.
"Bukan, dia bukan Kavia. " Jawab Tasya.
"Maksud kamu? "
"Dia Sivia. "
"Sivia? Tidak mungkin dia Sivia." Ucap Tio yang heran mendengarnya.
"Iya tidak mungkin, Sivia sudah meninggal 1 tahun yang lalu. "
"Justru yang meninggal itu Kavia, sedangkan yang ada bersama kami itu adalah Sivia."
"Bagaimana mungkin yang meninggal itu Kavia bukan Sivia? Apa kalian sedang bercanda?"
"Kami sedang tidak bercanda, Tio. Kami serius. "
"Gak.Ini gak mungkin. "
"Pah, mah, aku benar Sivia anak kalian." Kini Sivia yang membuka suara meyakinkan orang tuanya.
"Kamu benar Sivia, nak? "
"Iya mah. "
"Ya ampun sayang, mamah senang sekali mendengarnya. Ternyata kamu masih hidup nak. Mamah sedih banget dengar kamu pergi meninggalkan mamah." Ucap Winda sambil memeluk erat Sivia dan juga di balas erat oleh Sivia. Winda tidak menyangka bahwa Sivia ternyata masih hidup. Walaupun ia senang Sivia masih hidup, ia juga sedih karena yang meninggal justru Kavia. Salah satu anak kembarnya yang belum sempat ia urus dari kecil dan sekarang ia sudah pergi lebih dulu meninggalkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy
FanfictionWajahmu sangat tampan Matamu sangat indah Senyumanmu sangat menyejukkan Tubuhmu sangat mempesona Sungguh aku menyukai semua yang ada padamu Aku sangat mencintaimu HOT DADDY