Part 27

6.2K 253 6
                                    

Saat ini Alvin sudah kembali bekerja,tetapi ia tidak fokus.Ia terus mencoba untuk fokus,tetapi tetap saja tidak bisa.Di pikirannya hanya ada Ify.Ia terus memikirkan masalahnya dengan Ify.Dan ia juga mengkhawatirkan Ify karena wanita itu belum juga kembali ke kantor sejak mereka bertengkar tadi.Berkali-kali ia mencoba menghubungi Ify tetapi tidak di angkat oleh wanita itu.

Alvin mengusap kasar wajahnya.Ia sangat menyesali perbuatannya yang sudah menyakiti hati Ify.

Ia pun kembali mencoba menghubungi Ify,tetapi hasilnya sama seperti tadi.Nihil! Ify tidak menjawab panggilannya.

Tidak!
Alvin tidak bisa diam saja di kantor,ia harus pergi mencari Ify saat ini juga.

~Skip~
"Halo!"
"Halo!Gue ada berita bagus nih!"
"Apa tuh?"
"Tadi gue lihat Pak Alvin sama Ify berantem di kantor dan Ify mutusin Pak Alvin.Gila,gue senang banget lihat nya hahaha."
"Serius loe?"
"Serius lah,sejak kapan sih gue suka bercanda."
"Bagus deh hahaha,gue juga senang dengar berita ini dari loe.Akhirnya mereka pisah juga.Thanks ya atas kabar bahagianya."
"Iya sama-sama.Gue tutup ya teleponnya,gue masih harus kerja lagi nih."
"Oke-oke,sekali lagi thank you."

"Wow!Ternyata tanpa Alvin tahu kebenarannya,mereka putus juga.Jadi gue gak perlu capek-capek meyakinkan Alvin kalau Kavia itu Sivia,hahaha."

~Skip~
Kini Alvin sudah dalam perjalanan menuju rumah Ify.Ia akan mencari Ify ke rumahnya terlebih dahulu karena siapa tahu wanita itu pulang ke rumahnya.

Sesampainya di depan rumah Ify,Alvin mengetuk pintu rumah Ify.
"Ify!Ini aku Alvin!"
"Fy,buka pintunya!"
"Ify!"
Tidak ada jawaban dari dalam sana dan tidak ada tanda-tanda seseorang membuka pintunya.Sepertinya Ify tidak ada si rumah.

Kemana wanita itu?Alvin harus mencarinya kemana?

"Ify kamu kemana sih?Aku harus mencari kamu kemana?Aku sangat mengkhawatirkan kamu."

~Skip~
Setelah ia pergi dari kantor,Ify memutuskan untuk menenangkan pikirannya di sebuah cafe yang cukup jauh dari kantor Alvin.

Ia merasakan sakit yang luar biasa di hatinya.Ia tidak menyangka Alvin setega itu membohongi dirinya dan masih mengharapkan Sivia yang jelas-jelas sudah meninggal.Bukannya ia ingin egois,tetapi apa ia tidak boleh merasakan di cintai seutuhnya oleh pria yang sudah menjadi kekasihnya itu.

Ify bukan memaksa Alvin untuk melupakan Sivia,karena bagaimana pun Sivia masih istri sah Alvin.Ia hanya ingin di cintai dan di hargai oleh Alvin.

Tapi sepertinya itu tidak mungkin,selamanya Alvin akan mencintai Sivia bukan dirinya.
Ia merasa keputusannya ini adalah yang terbaik walaupun jujur ia tidak mau berpisah dengan Alvin,ia sangat mencintai Alvin.

Drttt...Drtt...
Lagi-lagi ponselnya yang ada di atas meja bergetar,menandakan ada panggilan masuk.Tetapi Ify tidak mau mengangkatnya karena itu panggilan dari Alvin.Ia tidak peduli berapa kali Alvin menghubunginya,ia sedang tidak ingin berbicara dengan pria itu.

~Skip~
Hari sudah semakin malam tetapi Cio masih setia menunggu Daddynya pulang.Ia duduk di ruang keluarga sambil menonton TV dan di temani oleh bi Jum.

"Bi kok Daddy belum pulang juga ya?"
"Mungkin Daddy lagi lembur den, lagi banyak pekerjaan di kantornya."
"Tapi Daddy gak pernah pulang semalam ini bi.Bibi sudah telepon Daddy belum?"
"Sudah den,tapi nomor Daddy gak aktif.Bibi sudah berulang kali telepon tapi tetap saja gak bisa."
"Aku takut terjadi sesuatu sama Daddy."
"Sayang,Daddy akan baik-baik saja.Mungkin memang kali ini Daddy benar-benar lagi sibuk atau lagi ada urusan.Jadi den Cio tidak perlu khawatir.Lebih baik sekarang den Cio tidur.Den Cio pasti sudah mengantuk kan?"
"Iya sih bi,tapi aku masih mau nunggu in Daddy.Aku mau tidur sama Daddy."
"Ya sudah kita tunggu sebentar lagi ya.Kalau Daddy belum pulang juga,den Cio tidur sama bi Jum saja ya."
"Iya bi."

Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang