"Ini bisa jadi senjata gue buat menghancurkan hubungan Alvin dan Ify.Tinggal tunggu waktunya aja,haha."
Pagi ini sebelum ke kantor,Ify terlebih dahulu ke rumah Alvin.Sesampainya di sana lagi-lagi Alvin membuat dirinya kesal,ia melihat Alvin masih asyik tidur di kasurnya dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
Ia menarik kasar selimut yang menutupi tubuh Alvin.Dan seketika Ify kaget dan panik ketika melihat Alvin sedang meringkuk lemah di bawah selimutnya.
Ia menyentuh kening Alvin dengan punggung tangannya.Dan ia merasakan panas yang luar biasa di punggung tangannya."Alvin,kamu demam tinggi.Kita ke rumah sakit ya."
"Tidak usah sayang.Aku hanya demam,tidak perlu ke rumah sakit."
"Ya sudah kalau begitu kamu istirahat ya di rumah."
"Aku harus ke kantor.Aku harus meeting dengan Pak Aldi siang nanti."
"Kamu lagi sakit masih sempat-sempat nya memikirkan meeting.Meetingnya bisa di reschedule Alvin.Nanti aku yang akan hubungi beliau."
"Tidak bisa fy,beliau mau meetingnya hari ini juga.Lagipula kalau di reschedule sudah tidak ada waktu lagi."
"Aku akan bicara pelan-pelan dengan Pak Aldi dan nanti aku yang akan cari waktunya lagi,pasti ada.Beliau juga pasti mengerti kalau kamu tidak bisa meeting karena sedang sakit.Pokoknya kamu tidak usah ke kantor hari ini.Kamu istirahat saja,aku akan temani kamu."
"Ya sudah terserah kamu."
"Begitu dong,kali-kali nurut sama aku.Aku ambil air kompresan dulu ya."Setelah mengambil air kompresan,Ify kembali ke kamar Alvin dan mulai mengompres Alvin dengan telaten.
"Fy,aku senang deh ada kamu disini yang merawat aku.Terima kasih ya sayang."
"Iya sama-sama vin.Sudah kewajiban aku merawat pacar sendiri yang lagi sakit."
"Aku beruntung banget punya pacar yang cantik dan baik ini." Ucap Alvin sambil mengusap lembut pipi kanan Ify.
"Bisa saja kamu.Aku mau buat bubur dulu,kamu diam disini."Setengah jam Ify berkutat di dapur rumah Alvin,ia pun kembali ke kamar Alvin dengan semangkuk bubur yang sudah ia buat.
Ia duduk di pinggir kasur Alvin,dan bersiap menyuapi Alvin.
"Nih kamu makan dulu!" Ucap Ify sambil menyodorkan sesuap bubur pada Alvin.Dan Alvin menerimanya dengan setengah hati.
"Oh iya,Cio sudah berangkat sekolah belum?"
"Sudah,tadi aku minta Pak ujang yang antar dia ke sekolah."
"Sayang udah ya makannya,mulut aku pahit gak enak."
"Baru juga 2 suap,dikit lagi."
"Sayang...
Ucapan Alvin terpotong ketika Ify melotot tajam kepadanya.
"Iya-iya aku makan lagi.""Sudah makannya.Sekarang kamu minum obat!"
Ify menaruh mangkuk yang masih berisi bubur setengah di atas nakas samping kasur Alvin.Ia mengambil obat penurun panas yang sudah ia siapkan sebelumnya.
"Gak mau.Aku gak suka obat,pahit!"
"Ya ampun ternyata kamu childish banget ya,bahkan lebih dari Cio.Dia saja mau minum obat masa kamu gak mau sih." Ucap Ify yang heran dengan sikap Alvin,bahkan ia sampai menggelengkan kepalanya.
"Aku itu memang susah kalau minum obat dari kecil."
"Tapi kan sekarang kamu sudah besar,sudah punya anak juga.Ayolah sekarang kamu minum,gak ada penolakan."Ify menyodorkan obatnya di depan mulut Alvin,tetapi Alvin tidak menerimanya.
"Ayo Alvin!"
"Gak mau!"
"Alvin!"
"Ya sudah,aku mau minum obat tapi dengan cara yang lain."
"Cara apa?"
"Sini obatnya."
Alvin pun mengambil alih obat penurun panas dari tangan Ify."Buka mulut kamu!"
"Kok malah aku yang buka mulut?"
"Udah ikutin saja."
"Gak mau!Pasti kamu mau macam-macam kan sama aku."
"Enggak.Cepat buka mulutnya!"
Ify akhirnya mengikuti perintah Alvin,ia membuka mulutnya.
Setelah itu Alvin menaruh obatnya ke dalam mulut Ify,dan tentu hal itu membuat Ify melototkan kedua matanya.Tetapi Alvin menghiraukan pelototan Ify,ia justru mendekatkan wajahnya dengan wajah Ify.Kemudian ia mengambil obat itu dari mulut Ify dengan mulutnya sendiri."ALVIN!Kamu apa-apaan sih!"
Ucap Ify kesal,sedangkan Alvin tersenyum bahagia sambil meminum air putih yang ada di atas nakas.
"Nih minum,jangan marah dong sayang."
Alvin memberikan air putih yang sudah ia minum setengah kepada Ify.Dan Ify pun langsung mengambilnya dan meminumnya sampai habis.Mulutnya ikut merasakan pahitnya obat akibat ulah Alvin tadi.
"Kalau kayak begini kan jadi manis obatnya,hehe."
"Apanya yang manis?Aku bisa ketularan sakit tahu."
"Tidak apa-apa,justru seru kalau kita sakit barengan."
"Aneh!"
"Hahaha.Lagipula adil dong,aku ngerasain pahit kamu juga ngerasain pahit."
"Tapi kan kamu yang sakit Alvin,bukan aku."
"Iya-iya deh,maaf."
"Gak dimaafin."
"Yah,kok gitu sih fy?Aku benar-benar minta maaf,jangan marah!Aku janji gak akan ngulangin lagi,dan seterusnya aku mau minum obat." Ucap Alvin,tangannya menggenggam kedua tangan Ify.
"Janji?"
"Janji sayang.Maafin aku ya."
"Ya sudah aku maafin kamu."
"Terima kasih sayangku." Alvin memeluk erat tubuh Ify.
"Sama-sama.Sekarang kamu tidur ya!Aku akan mengompres kamu lagi supaya cepat turun panasnya."
"Siap bos!"~Skip~
Hari ini Kavia sudah di perbolehkan pulang oleh dokter.Dan saat ini Kavia dan Rio sedang dalam perjalanan menuju rumah Kavia.
"Sayang,kita mampir dulu ke supermarket di depan ya.Aku mau beli sesuatu."
"Beli apa?"
"Keperluan wanita Rio."
"Ya sudah."
Rio pun membelokkan mobilnya ke supermarket yang ada di sebelah kanan jalan."Kamu tunggu di sini aja ya.Aku cuma sebentar aja."
"Gak,aku temani kamu.Kamu baru pulang dari rumah sakit,nanti kalau kamu kenapa-kenapa di dalam aku gak tahu."
"Ya ampun Rio aku cuma kedalam sebentar,dekat juga.Gak akan terjadi sesuatu sama aku."
"Iya sudah,tapi hati-hati ya.Kalau ada apa-apa langsung telepon aku."
"Aku masuk dulu ya."
"Iya."Kavia pun masuk ke dalam supermarket meninggalkan Rio di dalam mobil.
~Skip~
Kemarin seharian Ify merawat Alvin dengan baik.Dan hari ini Alvin sudah sehat dan mulai bekerja.Saat ini setelah pulang dari kantor,Alvin mampir ke sebuah supermarket untuk belanja bulanan.Semenjak Sivia meninggal,Alvin lah yang belanja bulanan.Walaupun dia seorang pria tapi dia cukup ahli dalam hal belanja keperluan rumah tangga.
Ia mengambil troli yang akan ia gunakan untuk menaruh barang-barang yang akan di beli.
Tetapi ketika ia hendak mengambil satu troli dari tempatnya,tiba-tiba ada tangan orang lain yang juga memengang troli tersebut.
"Eh maaf mas!"
Alvin pun melihat pemilik tangannya yang sepertinya seorang wanita."Si..vi..aa!K..aa.muu ma..si..hh hi..du..ppp?"
Alvin kaget ketika melihat pemilik tangan itu adalah Sivia,istrinya.Kini di hadapannya benar-benar ada istrinya.
Istrinya masih hidup.
Ia pun memeluk tubuh Sivia erat."Kamu benaran masih hidup.Aku senang sekali Sivia.Aku kangen kamu."
"Maaf masnya salah orang,saya bukan Sivia tapi Kavia.Saya bukan istrinya mas.Tolong lepaskan pelukannya!"
"Gak kamu Sivia,istri aku!"
"Saya Kavia bukan Sivia mas.Tolong lepaskan saya!Kalau mas gak lepasin saya akan teriak!"
Alvin pun melepaskan pelukannya.Tetapi ia benar-benar yakin kalau di hadapannya adalah Sivia."Dengar ya mas,sekali lagi saya tegaskan saya itu Kavia bukan Sivia.Saya aja baru mau menikah mana mungkin saya istri mas.Saya permisi!"
Haiiiiii 🖐🖐🖐
Author balik lagi.Author kok merasa minat cerita ini semakin dikit ya,author jadi gak semangat lanjutin cerita ini ☹️.Kalau ada kesalahan dalam cerita ini tolong kasih tahu author aja ya,jangan sungkan.
Jangan lupa juga votmentnya ya,Bye! 🙂🖐
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy
Fiksi PenggemarWajahmu sangat tampan Matamu sangat indah Senyumanmu sangat menyejukkan Tubuhmu sangat mempesona Sungguh aku menyukai semua yang ada padamu Aku sangat mencintaimu HOT DADDY