Part 25

6.5K 242 17
                                    

Alvin sudah memerintahkan orang suruhannya untuk mencari Steven dan Tasya.Dan kabar baiknya hari ini Alvin bisa bertemu mereka berdua.Orang suruhannya pun sudah mengatur waktu untuk mereka bertemu sore nanti di sebuah cafe.Tentu kabar itu membuat ia senang dan semangat bekerja hari ini.

Alvin tak henti-hentinya bekerja.Ia ingin menyelesaikan pekerjaan yang sangat menumpuk ini tepat waktu.Ia tidak mau nanti sore datang terlambat,karena ia harus mendapatkan informasi tentang Kavia dengan sebaik mungkin.Dan ia berharap kalau Kavia itu adalah Sivia yang belum meninggal.

"Sayang,ini sudah jam makan siang.Kita makan bersama yuk!" Ucap Ify yang tiba-tiba masuk kedalam ruangan Alvin.
"Kamu duluan saja ya,aku masih banyak pekerjaan." Ucap Alvin yang masih fokus pada layar laptopnya dan dokumen-dokumen di sebelahnya.
"Ayolah makan dulu,sebentar saja!"
"Gak bisa sayang.Pekerjaan aku tuh numpuk banget dan harus di selesaikan semuanya hari ini juga."
"Aku gak suka ya kamu kerjanya kayak gini,dari tadi kerja terus.Dan sekarang kamu mau melewatkan makan siang kamu.Nanti kamu sakit lagi,kamu kan baru sembuh."
"Ya mau bagaimana lagi sayang,ini itu benar-benar banyak loh kerjaannya.Jadi sudah tidak ada waktu lagi untuk aku santai-santai."
"Ya sudah terserah kamu.Kalau kamu sakit jangan ngeluh sama aku."
"Kok gitu sih?"
"Habisnya kamu saja gak peduli sama diri sendiri,jadi buat apa aku pedulikan kamu."
"Maaf deh sayang,jangan marah!Begini saja,aku minta OB bawa makanan ke sini ya.Kita makannya di sini.Nanti kamu suapin aku makan sambil aku kerja.Bagaimana?"
"Ya sudah.Kalau begitu biar aku yang
minta ke obnya."
"Oke sayang,terimakasih."

~Skip~
"Halo!"
"Bagaimana?"
"Beres.Gue kemarin sudah ketemu pasutri itu dan minta mereka bertemu dengan Alvin.Mereka setuju dan gue  sudah atur pertemuan mereka dengan Alvin  nanti jam 5 sore di cafe pelangi."
"Kerja yang bagus,Kiki!Terima kasih,dari dulu memang cuma loe yang bisa gue andalkan."
"Sama- sama.Lagi pula ini juga perintah dari Alvin."
"Ya sudah,gue tutup ya teleponnya.Gue mau siap-siap ke cafe Pelangi.Gue sudah gak sabar lihat reaksi Alvin aaat tahu kebenarannya nanti,haha."
"Haha,sebegitu dendamnya loe sama dia.Ya sudah cepat sana berangkat,nanti telat lagi."
"Iya,sekali lagi thanks ya Ki.Gue tutup teleponnya."

~Skip~
Waktu pun sudah menunjukkan pukul 4 sore.Sebentar lagi waktunya Alvin bertemu dengan Steven dan Tasya.Alvin sudah benar-benar tidak sabar untuk segera mengetahui kebenarannya.

Untungnya saja saat ini pekerjaannya sudah selesai semua.Jadi ia bisa pergi sekarang.Ia membereskan meja kerjanya,lalu mengambil jas dan tas kerjanya.

"Kamu sudah mau pulang?"Tanya Ify ketika ia melihat Alvin sudah keluar dari ruang kerjanya sambil menenteng tas dan jas kerjanya.
"Sayang aku ada urusan penting di luar,setelah itu aku langsung pulang ke rumah.Jadi kamu nanti pulang sendiri ya sayang,gpp kan?"
"Tidak apa-apa sayang.Tapi kamu ada urusan apa?Setahu aku,kamu sudah tidak ada jadwal rapat atau ketemu klien penting lagi."
"Bukan urusan kerjaan sayang tapi urusan lain yang gak kalah penting."
"Oh gitu.Ya sudah kamu pergi saja, tapi jangan pulang malam-malam ya!"
"Tenang sayang,aku perginya cuma sebentar kok.Aku jalan dulu ya!"
"Hati-hati!"
"Oke sayang."

Alvin pun pergi meninggalkan Ify sendiri.
Diam-diam Ify curiga dengan tingkah Alvin hari ini.Ia bekerja mati-matian hari ini seperti sedang di kejar waktu.Dan baru saja ia seperti buru-buru ingin pergi ke suatu tempat yang sangat penting.Ify cukup penasaran,kemana Alvin pergi?Sama siapa? Dan ada urusan penting apa?

Semua pertanyaan itu muncul di kepala Ify.Tapi ia ingin berpikir positif saja dengan semua itu.Ia kembali melanjutkan pekerjaannya karena saat ini belum jam pulang kantor.

@Cafe Pelangi
"Pah,kenapa papa setuju bertemu dengan pria yang bernama Alvin itu?Kita kan gak kenal sama dia.Kalau dia sebenarnya berniat jahat dengan keluarga kita,bagaimana Pah?" Tanya Tasya sudah duduk di salah satu meja cafe bersama suaminya.
"Tidak mungkin lah mah.Justru itu Papa setuju untuk bertemu dengan dia, karena Papa penasaran dengan tujuan dia yang ingin sekali bertemu dengan kita."
"Iya ya pah,kenapa dia ingin sekali bertemu dengan kita?"
"Kita tunggu saja orangnya datang,baru kita tanya dia."

"Selamat sore!Apa betul anda Pak Steven dan Bu Tasya."
"Iya betul.Ini Pak Alvin?"
"Iya saya Alvin.Maaf sudah menunggu lama."
"Tidak apa-apa Pak,kami juga belum lama menunggu."
"Panggil saya Alvin saja.Kalian mau makan apa?"
"Tidak perlu repot-repot Alvin.Langsung saja to the point,apa yang ingin kamu bicarakan kepada kami?Mengapa kamu ingin sekali bertemu dengan kami?"Tanya Steven.
"Oke saya akan beritahu niat saya bertemu dengan kalian.Sebelumnya terima kasih,kalian sudah menyempatkan waktu untuk bertemu dengan saya.Saya ingin bertanya tentang anak kalian,Kavia."

"Kavia?Kamu kenal dengan anak saya?" Tanya Tasya.
"Beberapa hari yang lalu,saya bertemu dengan Kavia di rumah sakit.Tapi waktu itu saya mengira dia Sivia bukan Kavia.Itu semua karena wajah Kavia mirip sekali dengan wajah mendiang istri saya,Sivia."

"Si..vii..aa"

"Mungkin kamu salah lihat.Tidak mungkin wajah anak saya mirip dengan wajah istri kamu yang sudah meninggal."
"Saya tidak mungkin salah,Pak Steven.Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, kalau wajah Kavia sangat mirip dengan wajah Sivia."
"Lalu maksud kamu ingin bertemu dengan kami itu untuk memastikan kalau Kavia itu adalah Sivia.Apa benar?"
"Iya benar.Saya ingin tahu kebenarannya dari kalian.Saya mohon sama kalian,tolong jujur sama saya.Apa sebenarnya Kavia itu adalah Sivia?"

Steven dan Tasya terdiam,sesekali mereka saling pandang.
"Kamu mau tahu kebenarannya?" Tanya Steven.
"Sangat.Saya sangat ingin mengetahuinya,tolong kasih tahu saya."
"Kebenarannya adalah...

"KAVIA BUKAN SIVIA."

"Kavia itu anak kami satu-satunya,dan mereka belum menikah.Ia baru akan menikah bulan depan.Jadi sudah jelas Kavia itu bukan istri kamu yang sudah meninggal."
"Suami saya benar.Kamu ingat baik-baik.Dia Kavia bukan Sivia.Kamu harus bisa terima kalau istri kamu sudah meninggal."
"Baiklah kalau memang itu kebenarannya,saya percaya.Saya minta maaf kalau saya sudah berharap kalau Kavia itu istri saya.Kalian benar,istri saya benar-benar sudah meninggal dan saya harus menerimanya.Terima kasih sudah memberitahu saya tentang kebenarannya."

"Kami sangat mengerti keadaan dan perasaan kamu,Alvin."

"Iya Pak Steven,Bu Tasya.Terima kasih untuk waktunya.Kalau begitu saya permisi!"

Alvin pergi meninggalkan pasutri itu dengan rasa kecewa.Ternyata ia selama ini salah.Wanita yang ia temui itu benar-benar Kavia bukan Sivia.

"Sial,kenapa mereka gak kasih tahu Alvin yang sebenarnya sih?Kalau begitu terpaksa gue sendiri yang kasih tahu Alvin.Tunggu saja!"

Haiiii 😀😀✋️✋️
Apa kabar??????
Author comeback lagi bawa HD.
Ada yang kangen gak sama author eh maksudnya HD deh?
Gak ada ya?Ya udah lah kalau gak ada END aja wkwk.
Author baru ada waktu buat nulis nih,semoga kalian suka part ini ya.
Jangan lupa votmentnya ya,yg banyakkkkkk!Oke?Bye! ✋️✋️😗😗🤗🤗

Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang