"Pak Alvin,sudah sebulan nona Ify tidak sadar dan tidak ada perkembangan apa pun.Saya harap Pak Alvin mau mengikhlaskannya.Dan dengan terpaksa kita harus melepaskan alat-alat medis yang selama ini membantu nona Ify untuk bertahan hidup.Apa bapak setuju?"
"Tidak,jangan pernah lakukan itu!Saya tidak akan biarkan kalian melepaskan alat-alat itu.Ify pasti sadar,Ify masih hidup." Ucap Alvin sinis,matanya menatap tajam sang dokter yang berdiri di hadapannya.
"Tapi Pak,kasihan nona Ify kalau kita tetap paksa dia untuk hidup."
"Tidak dok,saya yakin Ify juga masih mau hidup.Dan dia pasti sadar sebentar lagi."
"Pak Alvin...
"POKOKNYA SAYA TIDAK MAU KALIAN MELEPAS SATU PUN ALAT-ALAT ITU DARI TUBUH IFY.LEBIH BAIK DOKTER TINGGALKAN SAYA SENDIRI!"
"Baik Pak,kalau bapak tetap tidak mau,kami tidak akan melakukannya.Saya permisi."
Dokter itu pun pergi keluar dari ruang ICU.Sepeninggalan sang dokter,Alvin menatap lirih Ify.Sudah sebulan Ify tidak membuka kedua matanya.Sungguh Alvin merindukan gadis itu.Sebenarnya Alvin juga sempat ragu bahwa ada harapan Ify hidup.Tapi ia percaya Tuhan akan menolong Ify.Ia yakin Ify bisa melewati masa kritis,suatu saat Ify pasti sadar.
"Fy,sudah sebulan kamu koma.Kapan kamu sadarnya?Aku kangen sama kamu.Aku yakin kamu pasti kuat,kamu pasti bisa melewati ini semua.Aku mohon kamu cepat sadar,kasihan Cio dia selalu menanyakan kamu.Dia ingin melihat kamu,tapi dia tidak bisa masuk kesini.Bahkan terkadang ia menangis karena dia kangen kamu."
"Sadarlah aku mohon fy,aku gak bisa hidup tanpa kamu."
Alvin mengecup kening Ify lembut,dan air matanya langsung keluar dari kedua matanya.Drtt..drtt...
Tiba-tiba ponsel Alvin yang ada di saku celananya bergetar.Ia pun mengambil ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya.Dan ternyata telepon dari rumahnya."Halo!"
"Halo tuan Alvin!"
"Iya bi Jum,ada apa?"
"Tuan, dari tadi den Cio menangis terus.Katanya den Cio kangen non Ify,dia mau menyusul tuan ke rumah sakit."
"Ya sudah,mana Cionya?Biar saya bicara dengan dia."
"Halo Dad! Hiks...hiks..."
"Kamu kenapa nangis son?"
"Aku kangen tante Ify Dad,hiks...hiks...
Aku mau ketemu tante Ify,hiks....hiksss...."
"Son,dengar Daddy.Kamu belum bisa ketemu tante Ify son.Kamu yang sabar ya,sebentar lagi tante Ify pasti sembuh dan bisa ketemu kamu dan main sama kamu lagi.Kamu percaya sama Daddy."
"Tapi sampai kapan Dad?Daddy selalu bilang sebentar lagi,tapi mana?Hiks...hiksss,tante Ify gak sembuh-sembuh."
"Kamu tidak boleh bicara seperti itu son.Tante Ify pasti sembuh,Tuhan pasti akan menyembuhkan tante Ify.Lebih baik kamu di rumah saja berdoa sama Tuhan supaya tante Ify cepat sembuh,dan kamu bisa bertemu tante Ify.Kamu harus mengerti ya son,nurut sama Daddy."
"Ya udah deh,Cio mau berdoa sama Tuhan supaya tante Ify cepet sembuh."
"Nah begitu dong,itu namanya anak Daddy yang pintar.Daddy tutup dulu ya teleponnya.Kamu baik-baik di rumah,jangan nangis lagi."
"Iya Dad!"
Alvin memutuskan sambungan teleponnya dan kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya."Kamu dengar kan,Cio baru saja menangis minta ke sini untuk ketemu kamu fy."
~Skip~
Setelah kejadian penculikan Cio,Angel tinggal di Bogor bersama kakaknya,Rio.
Memang selama ini Angel dan Rio tidak tinggal bersama.Rio tinggal di Bogor sedangkan Angel di Jakarta.Awalnya mereka bersama orangtuanya tinggal di Bogor.Tetapi setelah orang tuanya meninggal karena suatu insiden di masa lalu,Angel memutuskan pindah ke Jakarta untuk bekerja dan melupakan masa lalunya yang kelam.Sedangkan Rio harus meneruskan usaha orang tuannya di Bogor."Kak,pokoknya hari ini juga aku mau kembali ke Jakarta." Ucap Angel pada Rio.
"Untuk apa?Untuk merencanakan kejahatan pada Alvin lagi?"
"Mengapa kakak selalu berpikiran negatif sama aku?"
"Karena kakak tahu sifat kamu Angel,kamu tidak akan berhenti melakukan apa pun sebelum kamu mendapatkan apa yang kamu mau."
"Sudahlah, kakak tidak usah ikut campur sama hidup aku.Aku muak tinggal di sini,aku mau kembali ke Jakarta."
"Tidak,kakak tidak akan mengizinkan kamu kembali ke Jakarta."
"Ya sudah,aku tidak peduli kakak mengizinkan aku atau tidak.Aku akan kembali ke Jakarta sekarang juga."
"Angel tolong kamu nurut sama kakak sekali saja.Toh kamu juga di Jakarta tidak ada pekerjaan,untuk apa kamu kembali kesana."
"Aku kan sudah bilang,aku gak akan mau tinggal di kota ini lagi."
"Angel mau sampai kapan kamu terus-terusan terbayang sama masa lalu kita.Kita harus melupakan masa lalu dan memulai kehidupan ya baru."
"Gak,sampai kapan pun aku akan ingat masa lalu itu.Sekarang aku mau kembali ke Jakarta,kakak tidak usah ikut campur lagi sama hidup aku."
"Ya sudah kalau itu mau kamu.Silahkan kamu pergi!Dan kalau terjadi sesuatu sama kamu,kakak tidak akan bantu kamu."
"Bagus kalau begitu,aku siap-siap dulu.""Angel,sampai kapan kamu seperti ini?Kakak kangen Angel yang dulu,Angel yang baik dan selalu nurut sama kakak."
~Skip~
Semalaman Cio terus menangis minta bertemu dengan Ify.Berkali-kali Alvin memberi pengertian kepada Cio,tapi Cio tetap menangis dan mau bertemu Ify.
"Dad,pokoknya aku mau ketemu tante Ify.Hikss...hiks..."
"Daddy kan sudah bilang kamu belum bisa bertemu tante Ify son.Tolong kamu mengerti."
"Sebentar aja Dad,Please!"
"Oke kalau kamu tetap ingin bertemu tante Ify,bsk kita ke rumah sakit.Tapi Daddy tanya dokter dulu ya apa kamu boleh bertemu atau tidak."
"Yeeee!Thank you Dad!" Ucap Cio senang.Ia tiba-tiba sudah berhenti menangis dan memeluk tubuh Daddynya.
"Tapi kalau kata dokternya tidak boleh,kamu harus mengerti ya jangan nangis."
"Iya Dad aku janji gak nangis."
"Ya sudah sekarang Cio tidur.Besok pulang sekolah Daddy jemput,lalu kita ke rumah sakit."
"Iya Dad,aku ke kamar dulu ya."
"Have a nice dream son!"
"Have a nice dream too Dad,Good night!" Ucap Cio sebelum ia berjalan menuju kamarnya,meninggalkan Alvin yang masih di duduk di sofa ruang keluarga.Keesokan harinya,Alvin menjemput Cio di sekolahnya tepat pukul 12 siang.Kini ia sudah menunggu di depan gerbang sekolah Cio menunggu anaknya yang belum keluar.
"Daddyyyyy!" Tak lama terdengar suara Cio yang memanggil Alvin.
Alvin melihat Cio berlari ke arahnya dengan wajah yang terlihat sangat senang,ia pun ikut tersenyum lebar."Bagaimana sekolah kamu hari ini?" Tanya Alvin saat Cio sudah di hadapannya.Tubuhnya sedikit ia bungkuk kan agar dapat menatap langsung wajah anaknya.
"Biasa saja Dad,aku dari tadi kepikiran tante Ify.Aku udah gak sabar mau ketemu tante Ify."
"Jadi tadi kamu gak belajar,malah mikirin tante Ify?"
"Iya Dad hehe,maaf ya."
"Lain kali kamu jangan seperti itu,Daddy tidak suka."
"Iya Dad,ayo kita pergi sekarang ke rumah sakit!Aku sudah gak sabar ketemu tante Ify."
Alvin pun menggandeng tangan mungil Cio menuju mobilnya.~Skip~
Sesampainya di rumah sakit Alvin dan Cio langsung menuju ruang ICU.Sebelumnya Alvin sudah berbicara dengan perawat yang sedang berjaga disana,apakah Cio dapat masuk atau tidak.Awalnya sang perawat melarang Cio untuk masuk kedalam,tapi akhirnya Alvin berhasil membujuk perawatnya sehingga Cio di perbolehkan masuk walaupun hanya sebentar."Ayo son,kita masuk ke dalam!Tapi pake baju ini dulu ya!"
Ucap Alvin sambil memakaikan baju steril untuk Cio.
"Tapi kebesaran Dad."
"Iya tidak apa-apa.Ini buat ukuran orang dewasa bukan untuk ukuran kamu.Nah sudah,sini Daddy gendong saja."
Alvin pun menggendong Cio yang sudah memakai baju steril yang kebesaran di tubuh Cio.Ia harus menggendong Cio karena ia akan kesusahan nantinya kalau berjalan sendiri.Mereka pun mulai masuk kedalam ruang ICU.
"Dad,itu tante Ify?" Tanya Cio yang sudah melihat Ify masih tidak sadar dengan alat-alat medis yang menempel di tubuhnya.Mereka kini berada di sisi kanan Ify.
"Iya sayang itu tante Ify."
"Tante Ifynya lagi tidur ya Dad?"
Alvin bingung,apa yang harus ia katakan pada Cio.
"Iya tante Ifynya lagi tidur."
"Yah tante Ifynya tidur,padahal aku mau ngobrol sama tante Ify."
"Tante Ify itu harus banyak-banyak istirahat,jadi kita cuma bisa lihat tante Ify saja.Kita tidak boleh ganggu tante Ify."
"Tante Ify kasihan ya Dad."
"Iya,ini semua gara-gara Daddy son.Coba saja tante Ify tidak menolong Daddy,pasti tante Ify tidak seperti ini."
"Daddy gak boleh ngomong kayak gitu.Ini bukan salah Daddy.Ehmm Dad,boleh gak aku pegang tangan tante Ify sebentar?"
"Boleh." Alvin pun mendekatkan Cio dengan tangan Ify dan membantu Cio untuk meraihnya.
"Tante Ify,ini aku Cio.Tante Ify cepat sembuh ya,aku kangen banget sama tante Ify." Ucap Cio,tangan mungilnya sudah memegang tangan Ify.
"Dad,tante Ifynya sudah bangun!" Seru Cio tiba-tiba.
"Mana son?Tante Ifynya masih tidur begitu."
"Tadi tangan tante Ify bergerak,aku ngerasain."
"Kamu serius son?" Tanya Alvin dengan penuh excited.
"Iya Dad,aku serius."
"Ya sudah kamu tunggu di sini sebentar.Daddy mau panggil dokter dulu."
Alvin pun menurunkan Cio dan langsung pergi untuk memanggil dokter.Haiiiiiiii readers 🖐🖐🖐🖐
Gimana?Author gak lama kan update nya?Hehe.Oh iya kalau kalian ada saran dan kritik jangan sungkan-sungkan ungkapkan di kolom komentar ya.Author gak bakal baperan kok sama saran dan kritik kalian,justru author membutuhkan itu semua 😊😊😊.Semoga kalian suka part ini ya, dan jangan lupa votementnya😁😁☺️☺️
Byeeeeeeeeee!🖐🖐🖐🖐🖐😗😗
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy
Fiksi PenggemarWajahmu sangat tampan Matamu sangat indah Senyumanmu sangat menyejukkan Tubuhmu sangat mempesona Sungguh aku menyukai semua yang ada padamu Aku sangat mencintaimu HOT DADDY