5

1.9K 154 9
                                    

Hangatnya sinar cahaya mentari mulai masuk merambat melalui bagian cela-cela kecil gorden penthouse Jennie.

Tempat tinggal Blackpink itu adalah penthouse. yang berukuran sangat megah dan besar tentunya juga istimewa.

Jadi, Blackpink itu punya tiga tempat tinggal, 1. rumah sendiri, 2. dorm, 3.Penthouse.

Kalau nginap di Penthouse, mereka punya kamar masing-masing.

Jennie duduk ditepi ranjang kasurnya senbari menatap jam dinding dihadapannya, masih menunjukan pukul 06.00 am, tetapi matahari sudah seakan-akan terbit 2 jam yang lalu.

Ia berdiri dari duduknya dan membuka tirai gorden jendela kamarnya. Ya.... penthouse itu berada dilantai tidak terlalu atas, tepatnya lantai 34 dari 50 lantai.

Ya... dengan kata lain, blackpink tinggal dengan anggota-anggota grup boyband dan girlband korea yang lainnya.

Suara dentuman yang bisa dibilang agak keras menarik perhatiannya, sehingga ia berjalan menuju balkon. Dan dilihatnya Lalisa Manoban yang pagi-pagi sudah bangun lalu bermain basket tanpa henti memasukan bola itu ke dalam ring basket.

Lapangan basket itu berada di dua lantai bawah ( rooftoof gedung sebelah) dari tempat penthouse Jennie, tepatnya dilantai 32.

Ia merentangkan tangannya keatas sambil menikmati angin pagi yang sangat menyejukan. Munculah suatu pikiran di benaknya untuk ke lapangan basket guna untuk menghampiri Lisa.

Tapi, sebelum itu ia membersihkan badanya terlebih dahulu.

****

"Main basket sepagi ini dan sendirian hm?" Tanya seseorang, lantas suara itu menghentikan aktifitas Lisa.

"Ya... begitulah Jennie," balas Lisa sambil memasukan bola itu lagi ke ring tapi gagal.

"Aku tidak pernah melihatmu bermain basket sebelumnya," ucap Jennie sambil memainkan kukunya.

"Ini yang pertama," balas Lisa lalu melempar bola lagi ke ring.

Bola itu terlempar kearah Jennie dan dengan sigap Jennie menangkapnya, "dimana yang lainnya?" Tanya Lisa.

Jennie menyelidik bahunya tidak peduli dan mengoper bola basket ke arah Lisa.

Lisa berpakaian pakaian khusus untuk pemain basket berwarna hijau dan rambut putih kepirangan itu diikat rapi. Memakai sepatu sneakers putih polos dan dipadukan dengan kaos kaki putih diatasnya, menambahkan kesan cantik pada Lisa.

Berbeda dengan Jennie, ia memakai pakaian lengan panjang berwarna biru langit, rambut coklat yang diurai, memakai sepatu sneakers hitam dibalut dengan kaos kaki hitam. Tentu saja juga menambahkan kesan cantik pada dirinya.

"Mau main? Kita bisa berebutan," ajak Lisa.

Dengan cepat Jennie menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Oh.. ayolah... kulitmu tidak akan kotor karena itu. Lagi pula kau bisa mandi lagi kan?" Mohon Lisa.

Tetap saja itu tidak akan mengubah pendirian Jennie untuk bermain basket dengan Lisa.

"Tidak."

"Oh... c'mon jennie you can--" -Lisa terpotong.

Flux D'amour [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang