29

910 86 26
                                    

Happy reading,
___________

Pria yang masih setia berada di dalam kamarnya, bukan sedang mengurung diri tetapi ia hanya sedang menerungkan sesuatu yang tak kunjung selesai. Pria itu menghembuskan napasnya, tekatnya sudah bulat. Jika Jimin Hyung memintanya untuk melupakan Jennie, ia akan melupakannya tapi hanya sebatas di depan Hyungnya saja. Ia masih akan mencari Jennie dalam diam.

Ia menoleh ke arah pintu keluar kamarnya, apakah Leader BTS saat ini tengah merusakan pintu lemari es lagi sehingga membuat member yang lain ribut? Diam-diam lelaki itu menempelkan telinganya di pintu kamarnya dan menguping.

"Oh ayolah, ini hanya masalah sepele, BTS harus tetap maju!" Itu suara Jimin.

"Tapi jika kita kembali ke dalam dunia entertaiment aku takut jika Jungkook tidak baik-baik saja!" Kini sang Leader yang berbicara.

Apa mereka sedang membahas aku dan Jennie? Tanya batin Jungkook.

"Tolong biarkan aku berpikir terlebih dahulu! Pendapat kalian sama-sama benar. Di satu sisi lain BTS memang harus tetap maju, tidak mungkin kita mundur ke belakang. Dan di satu sisi lain Rapmon juga benar karena kita takut terjadi sesuatu dengan Jungkook," ucap Jin menengahi dua sejoli yang sedang berdebat itu.

"Tapikan setidaknya kita tetap comeback walaupun Jungkook sedang bersedih. Kita tidak bisa membiarkan ARMY menunggu lebih lama!" Jimin kembali pada opininya.

"Jika Jungkook tetap comeback dan terjadi sesuatu terhadap dirinya kau ingin bertanggung jawab hah?!" teriak Sang Leader berusaha menahan emosi.

"Bagaimana jika kita menanyakan yang sedang kalian perdebatkan dengan Jungkook? Dia yang menjadi tokoh utama disini," usul Jhope.

"Tidak bodoh! Jika kita bertanya pada Jungkook ia pasti tidak tau harus menjawab apa!" bentak Jimin emosi.

"Hei aku ini hanya mengusulkan pendapatku! Kenapa kau marah-marah seperti ini hah?"

Baik perasaan Jimin mau pun Jhope sedang dilanda emosi yang kuat.

Taehyung yang tadinya diam langsung berteriak, "kalian semua diam! Aku sedang ada masalah dengan Jisoo jangan membuatku ingin ikut marah-marah!" Semua orang termasuk Jungkook terkejut melihat Taehyung yang berteriak-teriak dan segera masuk ke dalam kamar Jungkook.

Jungkook yang mendengar suara langkah derap kaki mendekat langsung tiduran di kasurnya dan pura-pura tidak tahu. Taehyung langsung masuk ke dalam kamar Jungkook tanpa mengetuk pintu dan segera membanting pintu itu lagi lalu tersungkur duduk di lantai sambil menangis. Kejadian tersebut membuat Jungkook sangat kebingungan dan segera menghampiri Hyungnya yang sedang menangis sesegukkan di lantai.

Jungkook memeluk Taehyung dan sesekali menepuk bahu Hyungnya itu sambil berkata, "ada apa Hyung? Kenapa kamu menangis? Katakanlah," perintah Jungkook membuat pria yang di peluknya menangis sejadi-jadinya.

"Ji...Jisoo... i...iaa...." Taehyung berusaha mengucapkan kata-kata tetapi Jungkook menyelanya. "Ssst.... nanti saja menjelaskannya, tenanglah dulu."

****

Kini di belahan dunia lain seorang wanita terbangun dari tidurnya dan langsung muntah-muntah di lantai karena tidak sempat berlari ke kamar mandi. Keadaan itu membuat TaeYeon yang tertidur disebelahnya langsung bangun dan menenangkan Jennie.

"Jennie kau muntah-muntah lagi!" Seru Taeyeon langsung mengurut leher Jennie bagian belakang.

"Jangan khawatirkan aku, lebih baik aku ke kamar mandi saja." ucap Jennie lemas.

Taeyeon segera menahan Jennie dan berkata, "tidak! Muntahlah disini. Nanti akan ku panggilkan petugas untuk membersihkannya."

"Uwekkk!!!" Jennie kembali muntah dan kali ini lebih banyak dari tadi. Taeyeon langsung panik saat melihat wajah Jennie yang sangat pucat. Akhirnya ia memutuskan untuk menelpon Baekhyun dan mengambil minyak angin untuk Jennie.

Flux D'amour [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang