28

656 77 27
                                    

Happy reading all,
~~~~

Hari pun segera berganti, sebentar lagi musim salju turun ke belahan bumi yang lain menandakan awal dari musim dingin. Seseorang berkantong mata bangun dari tidurnya. Jam telah menunjukkan pukul 7 pagi, yang berarti ia hanya tidur selama 3 jam.

Masih seperti hari-hari sebelumnya, ia tetap mencari separuh hatinya yang pergi entah kemana. Ia telah mencari ke seluruh pelosok di Korea Selatan tetapi masih saja hasilnya nihil. Sepertinya wanita itu harus di beri penghargaan karena membuat lelaki berkepala 2 frustasi mencarinya.

Bahkan lelaki itu tampak tidak mengurus dirinya dengan baik. Tubuh berototnya tampak semakin gelap terkena cahaya matahari terus menerus, sebuah lingkaran hitam tepampang nyata di bawah mata, matanya yang dulunya sangat indah dan memancarkan aura ketenangan tampak lelah di balik kelopak matanya yang barusan terbuka tadinya. Pakaian yang dipakainya saat ini tidaklah cocok membuat orang-orang yang melihatnya mengira bahwa ia gila. Semua itu hanya untuk mencari satu gadis bermata kucing yang ahli bersembunyi.

Mungkin lelaki yang dapat dikatakan 'jorok' itu tidak akan keluar dari tempatnya sekarang atau mungkin seharian. Melihat dirinya yang buruk semakin membuat 6 orang lain iba dan berusaha membantu. Namun, apalah dayanya jika laki-laki itu tidak mengizinkan mereka mencari separuh hatinya!

Seseorang membuka pintu kamar pria itu yang gelap gulita serta berantakan, seseorang yang tadinya membuka pintu kini menghidupkan lampu kamar tersebut dan nampaklah pria tersedih di muka bumi ini.

"Hyung matikan lampunya," rengek pria menyedihkan itu.

Orang yang membuka pintu dan menyalakan lampu itu adalah Jimin, ia hendak memarahi Maknae BTS itu, "ya! Sudah berapa lama kamu terpuruk seperti ini? Bisakah kamu membersihkan dirimu sendiri? Lupakanlah dia Jungkook, dia it-"

Jungkook memotong ucapan Jimin dan melotot kepadanya, "berhentilah menyuruhku melupakannya Hyung! Aku tidak suka itu! Kebahagiaanku di dunia ini adalah Jennie, dia sudah seperti jantungku!" bentak Jungkook. Pria itu sedih tetapi tidak menangis, air matanya sudah lelah keluar.

Jimin meringis, "aish, kamu sudah mabuk karena cinta dan Jennie, kamu harus menetralkan otakmu itu. Mandilah, berendam di air hangat dapat merileks'kan tubuhmu yang sudah bau itu!" Sindirnya.

Jungkook bangun dari tempatnya dan menyambar jaket, topi dan maskernya sembari berkata, "aku masih harus mencari Jennie Hyung."

Jimin merentangkan kedua tangannya sehingga menutup akses pintu keluar kamar Jungkook, pria itu mengeram dan ingin memarahi Jungkook lebih banyak lagi, namun ia sadar bahwa memarahi atau menyindir bukanlah pilihan yang bijak. Itu akan membuat orang tersebut semakin terpuruk.

"Jangan pernah kau membantahku Jungkook! Aku ini lebih tua darimu! Mana rasa hormatmu kepada Hyungmu satu ini hm?" Bentak Jimin, sungguh ia sekarang membenci Jungkook yang ini! Jungkook di hadapannya bukanlah Jungkook yang ia kenal, tetapi Jungkook yang asing dan sedikit gila.

"Hyung saja boleh membentakku, kenapa aku tidak bisa?" Hardiknya merasa di diskriminatif.

Jimin menghela napas gusar, jika ia berdebat lebih panjang dengan Jungkook mungkin ia akan segera masuk ke rumah sakit jiwa karena anak mabuk cinta yang satu ini, karena itu mengalah adalah pilihan terbaik.

"Jungkook mandilah, berendam di air hangat. Bagaimana ekspresi Jennie saat melihat Jeon Jungkook yang dulunya angsa yang menawan menjadi itik buruk rupa!"

Jungkook menuruti perintah Hyungnya itu, semua ucapannya benar, bagaimana jika Jennie atau ARMY melihatnya dalam kondisi seperti ini sekarang? Mau taruh di mana harga dirinya. Dengan langkah yang gontai, Jungkook melempar semua barang yang tadi ia genggam ke atas kasur dari langsung masuk ke dalam kamar mandi lalu mengisi bak mandinya dengan air panas lalu merasakan sensasinya.

****

Pria yang sudah selesai membersihkan dirinya itu pun keluar dari kamar mandi hnaya menggunakan handuk untuk menutupi bagian bawahnya. Ternyata Park Jimin benar, dengan berendam di air panas dapat menghilangkan stress dan merileks'kan tubuh dalam jangka waktu yang tidak lama
dikarenakan sang pria masih saja tidak dapat menghilangkan bayang-bayang orang yang ia cintai dalam pikirannya dalam semenit pun.

Jungkook melirik ke seluruh kamarnya, rapi, itu lah pemandangan yang terpampang di depanya. Alis Pria itu terangkat saat melihat Hyungnya sedang merapikan koleksi kaset videonya.

"Hey Jungkook! Kau sudah mandi? Bolehkah aku meminjam kaset ini?" Tanya Jimin sambil mengangkat salah satu kaset video milik Jungkook.

Jungkook menjawab singkat sambil berjalan ke lemari baju, "pinjam saja Hyung."

"Aaaa.... kau pakai saja pakaianku Jungkook. Semua pakaianmu harus ku rendam 7 hari 7 malam dnegan air panas agar bakterinya hilang terkebih dahulu," cegah Jimin yang memang sangat terampil dalam hal berbesihan.

Jungkook menghel napasnya lalu memakai celana yang Jimin berikan. Bajunya ia letakan di atas kursi, Jungkook berjalan menuju balkonnya yang secara langsung menyajikan pemandangan kota Seoul yang membosankan bagi Jungkook.

Tak lama Jimin datang membawa baju yang tadinya di atas kursi dan menyerahkannya kepada Jungkook, "pakailah, udara semakin dingin, sebentar lagi salju akan turun. Kau harus jaga kesehatan. BTS akan cuti dulu sampai keadaanmu membaik."

Jungkook menerima baju dari Jimin lalu memakaikannya ke tubuhnya, bohong jika udara tidak dingin saat ini. Bahkan uap saja bisa keluar dari mulut jika berbicara. Untuk kesekian kalinya Jungkook menghela napas, "Hyung, apakah aku harus melupakan Jennie?" Tanyanya.

Jimin mengacak-acakan rambut Jungkook seperti seseorang mengacak rambut anak kecil, "itu semua bergantung padamu Kook. Jika kau mau melupakan, ya lupakan. Jika kau tetap pada pendirianmu maka jangan pernah tumbang. Aku yakin Jennie benar-benar tidak hilang, berpikir yang positive saja, mungkin dia hanya reflesing atau yang lainnya. Hidup itu masih panjang Kookie."

Mereka berdua saling berpandangan dan tertawa bersama. Walaupun sebenarnya Jungkook tertawa namun hatinya tetap sedih. Ia masih bingung jalan apa yang harus ia lewati. Apakah ia harus mencari Jennie sampai ketemu? Atau apakah ia harus menyerah begitu saja? Tapi, bagaimana jika ia memilih yang pertama tapi tak kunjung menemukan cintanya?

He is too stupid to decide.

***
Yeyy up lagiii... siapa yang kangen?

Kali ini gak sampai 1000 katanya males ngetik bentar lagi UKK 😩

Keep voment! Don't just read!

Instagram; sheren.c_18
18 Mei 2018

Flux D'amour [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang