44

1.1K 84 10
                                    

Happy reading all,
Don't forget to pick icon star and coment too
~~~~~~~~~

Pukul 20.00 KST,

Lisa membuka pintu apartermen Jennie dengan keadaan yang kacau balau, rambut berantakan, dan tubuhnya yang basah kuyup. Ia berjalan menuju kamarnya yang disediakan Jennie tanpa memerdulikan tatapan aneh dari mereka yang berada di meja makan. Tidak ingin menunda-nunda lagi, Lisa langsung terlelap dengan cepat.

Pukul 22.00 KST,

Ada yang menganggu Yoongi saat ia tertidur, pasalnya ia merasa memeluk suatu benda, namun ia tidak tahu apa benda itu. Benda itu jauh berbeda dengan bantal peluknya, bukan hanya itu, aroma yang memenuhi rongga hidungnya ini bukanlah aroma maskulin miliknya. Melainkan lebih feminim.

Ragu-ragu ia membuka kedua matanya perlahan, "Huaa..." teriak Yoongi saat mendapati Lisa yang berada di pelukannya dengan keadaan basah. Ia bahkan hampir jatuh dari ranjang saat membuka matanya. Yoongi melihat sekelilingnya, ini jelas bukan kamarnya, dan ia ingat... ia tertidur di apartermen Jennie dan karena terus menerus terkacangi oleh pasangan JenKook itu ia langsung mengambil kamar untuk tidur, dan ternyata kamar itu mempunyai pemilik, yaitu Lisa.

Entah apa yang menyambar Yoongi, pria itu mendekatkan diri ke Lisa. Ia memegang rambut oranye Lisa yang basah. Pria itu seakan tidak berada dalam jiwanya, pikirannya seolah terambil ahli oleh sesuatu... entahlah apa itu.

Yoongi meletakkan punggung tangannya ke kening Lisa. Panas. Lisa demam. Dengan antusias Yoongi keluar dari kamar dan menemukan Jisoo dan Rose yang sedang menonton film Horor. "Apa kalian tahu dimana obat demam?" Tanya Yoongi membuat mereka berteriak karena terkejut. "Obat demam? Oppa demam?" Tanya Rose yang direspon gelengan oleh Yoongi, "bukan aku, tapi Lisa," jawabnya.

Tanpa basa-basi Rose mengambil obat demam, kompresan yang sudah diberi air dingin lalu memberinya kepada Yoongi, "thanks," ucap Yoongi singkat. "Rose, aku tidak menemukan bagian seseorang yang berteriak disini. Aku sudah memaju-mundurkan bagiannya," ucap Jisoo membuat langkah Yoongi berhenti seketika.
 
"Benarkah? Kalau begitu siapa yang berteriak?" Tanya Rose sambil memandang Yoongi bingung. Yoongi kembali melangkah dengan cepat masuk ke dalam kamar Lisa membuat keduanya kebingungan, "dia kenapa?" Tanya Jisoo yang dibalas angkatan bahu dari Rose.

🌹🌹🌹

Yoongi menkompres dahi Lisa dengan hati-hati, lalu tatapannya berahli ke jari telunjuk Lisa yang sepertinya mempunyai bekas luka yang belum kering.

Yoongi segera mengambil handplast untuk mencegah luka itu terinfeksi. Ia memakaikannya dengan sangat pelan, berusaha untuk tidak membangunkannya namun sepertinya Tuhan tidak mengabulkan keinginannya itu, Lisa bangun dengan pusing yang mengerayangi dirinya.

"Kau.. sudah bangun?" Tanya Yoongi yang sebenarnya tidak berbobot sama sekali karena ia bisa melihatnya dengan mata kepalanya sendiri, "Yoongi?" Pekik Lisa kaget langsung duduk di ranjang namun tidak diperbolehkan oleh Yoongi, "jangan duduk dulu. Badanmu sangat hangat Lis," ujar Yoongi membuat Lisa menghentikan pergerakkannya.

Lisa memiringkan posisi tidurnya agar bisa lebih leluasa melihat Yoongi dihadapannya, "aku.. ingin minta maaf Yoongi," ujarnya lemah. Yoongi mengerutkan dahinya, seakan tahu Lisa menambahkan kalimatnya, "maaf untuk semuanya Yoongi-ssi,"

"Untuk apa kau meminta maaf? Kau tidak salah, aku yang terlalu memaksakan cintaku padamu," ucap Yoongi. Lisa menggeleng lemah lalu mengumpulkan semua tenaganya dan duduk berhadapan dengan Yoongi, "aku yang salah. Salah tidak bisa melihat semua jerih payahmu untuk membuatku berpaling dari Jungkook. Tapi... apakah masih berlaku?" Tanya Lisa membuat Yoongi diam. Dan diamnya Yoongi membuat wanita itu yakin, bahwa Yoongi telah menyerah.

Flux D'amour [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang