42

938 79 11
                                    

Happy reading all,
Don't forget to pick icon star and coment too.
~~~~~~~~~~~~~~

"Lisa?" Teriak Jennie terkejut membuat Lisa melotot seketika. Ia meletakkan jari telunjuknya yang lentik itu di depan mulut Jennie sambil melihat-lihat lorong koridor apartermen itu.

"Jennie, aku mohon kecilkan suaramu. Tolong aku, aku... aku menyesal Jen. Tolong.. aku tidak ingin membusuk di balik jeruji besi," mohon Lisa.

Jennie ingin menjawab namun ada suara yang mendahuluinya membuat Jennie dan Lisa menoleh kearah sumber suara itu, "jika tidak ingin, kenapa melakukannya?" Tanya Jungkook datang dari dalam kamar dengan santainya menuju pintu lalu memeluk tubuh Jennie mesra dari belakang, "silahkan pergi dari sini dan membusuklah dineraka!" Tambah Jungkook hendak menutup pintu namun ditahan oleh Jennie.

"Dia hanya tertekan... kita akan memberikannya tumpangan disini," gumam Jennie sambil menatap Jungkook. Pria itu tergelak kaget, "apa kau gila? Kau baru saja menerimanya disini! Dia ini orang yang ingin melenyapkanmu," ujar Jungkook sambil menunjuk Lisa.

Lisa yang tertunjuk seperti itu tahu diri, ia menunduk dalam, "a..aku.. aku minta maaf. Aku.. aku terlalu cinta padamu, sam.. sampai-sampai a..aku.. melakukan yang tidak-tidak," gumam Lisa gugup.

"Kau terobsesi ingin memilikiku, bukan mencintaiku Lisa. Jika kau benar-benar mencintaiku, kau akan merelakanku dengan Jennie. Bukan berusaha untuk melenyapkannya," balas Jungkook sambil menekankan semua kata-katanya.

Jennie yang melihat pertengkaran itu bingung, satu sisinya ingin menolong Lisa walaupun ia telah mencoba untuk membunuhnya, namun disisi lain ia setuju dengan ucapan Jungkook barusan. "Jungkook, percaya padaku, pergilah kekamar." Usir Jennie. "Kau mengusirku? Bagaimana kalau dia-"

Jennie memutar tubuhnya dan menempelkan telunjuknya di bibir Jungkook lalu berbisik, "Kau percaya padaku bukan? Tenanglah..." Jennie mengelus pipi Jungkook saat mengetahui emosi pria itu tak terkendali, "aku sudah memperingatkanmu Jane," Jungkook mengecup singkat kening Jennie.

"Bila kau berbuat macam-macam dengan Jennie, akan kubuat nyawamu putus ditanganku!" Ancam Jungkook sebelum pergi meninggalkan mereka. Lisa berdegik ngeri, jika waktu bisa diulang, mungkin ia akan seera melakukannya. Namun nyatanya tidak, ia tidak bisa mengulang waktu.

Lisa ketakutan saat mendengar suara langkah kaki beberapa orang disepanjang lorong apartermen mewah itu. "Jennie aku mohon biarkan aku masuk," mohonnya. Ia tahu, mereka adalah orang-orang yang tadi sempat mengejarnya. Jennie tampak menimbang-imbang, "aku percaya padamu Lis, jangan hancurkan kepercayaanku." Jennie memberikan jalan agar Lisa bisa masuk kedalam apartermennya.

"Terimakasih Jen," ujar Lisa.

🌹🌹🌹

Jennie masuk kedalam kamarnya dan Jungkook saat urusannya dengan Lisa selesai, wanita itu sangat lelah, namun ia harus mengurus bayi besar yang terlihat kesal dengannya.

Ia duduk di ranjangnya, menatap punggung Jungkook, "hei, kau marah padaku?" Tanya Jennie lembut. Jungkook masih mempertahankan posisinya, ia tidak bergeming sedikit pun membuat Jennie geram namun ia masih bisa menahannya.

"Bunny ya! Aku tahu kau tidak sedang tidur sayang," ujar Jennie sekali lagi, mendekatkan tubuhnya lalu mencium pipi tembam itu. Jungkook menghela napasnya, mau bagaimana pun ia tidak bisa mengambek dengan orang yang ia cintai satu ini. Ia pun berbalik, menatap mata kucing yang tak pernah pudar itu, "kenapa kau menerimanya disini? Bagaimana bila ia melukaimu?" Tanya Jungkook ketika telah duduk bersandar diranjang itu.

Jennie menangkup tangannya dikedua pipi Jungkook lalu mengelusnya dengan sayang, "wajar saja dia seperti itu, dia jauh dari keluarganya sayang," jawab Jennie lembut. "Ta..tapi.. kau harus pikirkan kedepannya, bagaimana bila dia melukaimu?" Tanya Jungkook sekali lagi.

Flux D'amour [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang