Flux D'amour [END]

23

Happy reading all
~~~

Drt' drt' drt'....

"Hm, Jisoo handphonemu bergetar..." gumam Jennie.

"Handphoneku mati. Mungkin handphonemu," balas Jisoo bergumam.

Mereka berdua kembali telelap menghiraukan matahari yang sudah terbit 4 jam yang lalu.

Drt' drt' drt'....

Handphone itu terus bergetar, Jisoo memerintah lesu, "Jennie-ya! Angkat telponnya aku mau tidur!"

"Ish siapa sih?" Tanya Jennie geram akhirnya mengapai iphone 7+ yang berada diatas nakas. Tanpa melihat nama yang tertera, dia langsung mengangkat.

"Yeoboseo?" Tanyanya lesu.

"Apa kamu sakit?" Tanya orang itu.

Mata Jennie langsung terbuka saat mengenali suara itu dia berteriak, "Bunny?"

"Ya! Diamlah! Aku ingin tidur!" Pekik Jisoo melemparkan Jennie bantalnya dan menutup telinga. Karena Jennie tahu watak Jisoo, ia segera keluar kamar dengan lesu dan tiduran disofa.

"Astaga apa kalian masih tidur? Ini hampir jam 10 siang!!"

"Hehehe, kami sampai di Korea jam 1 pagi." Balas Jennie nyengir, keadaan dorm sangat sunyi.

"Maaf, aku tidak tahu. Jika begitu tidurlah lagi. Jaga kesehatan ya. Aku yang menutup?" Tanya Jungkook.

"Ya! Kamu sudah membuatku bangun! Katakan apa perlumu sebelum aku kesal!" Ucap Jennie dengan nada datar. Dia tidak mau menganggu acara tidur temannya.

"Hehehe, aku hanya ingin mengajakmu ke Sea World, tapi sepertinya kamu tidak bisa-"

Jennie memotong, "jam berapa?"

"Em, 1 siang," jawab Jungkook.

"Bisakah jam 2 siang saja?" Tawar Jennie.

"Jika itu maumu, Princess."

"Hm, baiklah jam 2 siang ya, kemana?" Tanya Jennie lagi.

"Sea World."

"Okay."

"Aku akan menjemputmu nanti, sampai jumpa." Jungkook mematikan sambungan sepihak, menyisakan Jennie yang sedang bingung.

Kenapa aku berdebar-debar ya? Apa aku benar-benar menyukai Bunny? Tanya batin Jennie.

***

13.50 PM,

Kim Jennie POV,

Kakaotalk!

Bunny : aku sudah sampai 😊.

Jennie : ah? Cepat sekali, aku akan turun. Plat mobilmu berapa?

Bunny : XXXXXX

Jennie : 👍

Sesampainya aku di mobil Jungkook, suasana hening pun hadir seperti biasanya.

Dia membuka pembicaraan, "sudah minta izin?"

"Sudah, ayo berangkat! Nanti ramai!" Seruku.

Dia mengacak-acakkan rambutku, "memang sudah ramai Princess."

Okay, sekarang jantungku berdebar-debar. Semoga saja dia tidak mendengarnya. Bukan hanya jantungku, pipiku pun memanas.

Dia tetawa dan bergumam, "dasar tomat!"