WARNING;
Before read this part, pick the star icon and reading..
.
.
.
.Jungkook side,
"Cukup, maaf Jungkook. Aku menyerah. Aku sudah lelah," ujar Rose berdiri, aku menatapnya tidak percaya lalu memfokuskan diriku pada Jennie.
Aku paham, mungkin sudah 10 menit kami dia melakukan kegiatan itu. Aku memangku kepala sosok yang belum bangun itu di pahaku lalu menunduk--menatap wajah cantiknya serta berdoa dalam diam--ya Tuhan, aku akan merelakan apapun yang aku punya jika itu bisa membangunkan Jennie. Apapun, termasuk jiwa dan ragaku--
Author POV,
DUG'
1 detik....
2 detik....
3 detik....
4 detik....
5 detik....DUG'
Jungkook tercengang cukup lama sampai tendangan ketiga ia rasakan, anaknya--janinnya--benihnya--menjawabnya. Jika bisa mengambarkan kondisi pria itu saat ini, ketahuilah hatinya sangat berbunga-bunga, wajahnya sudah seperti orang bodoh!
Namun sekarang ia baru sadar jika ia berbunga-bunga terlalu lama,
"Y-Ya! Appa mendengarmu, ayo bantu Appa my little guy!!!" Serunya namun tak kunjung di balas oleh si benih.
Apakah ini rasanya terkacangkan~~
......-_-....... *Krik krik~~~DUG'
DUG'
'Kali ini tendangannya lebih keras, apa dengan itu Jennie bisa sadar?' Tanya batin Jungkook.
Satu kali lagi tendangan yang lunayan kuat dari si kecil membantu ibunya, dan di saat itulah Jennie terbatuk-batuk lalu membuka kelopak matanya dengan perlahan-lahan. Sedangkan disisi lain Jungkook melebarkan matanya tidak percaya.
"Je-jennie!" Serunya lalu memeluk orang yang ia serukan dengan erat. Kerumunan yang berada di sekitarnya pun ikut bersorak sambil merekam kegiatan itu kala Jungkook memeluk Jennie. Telah di pastikan akan menjadi trending topik dan akan memusingkan Agensi mereka masing-masing.
Jennie yang di peluk segera memukul Jungkook dengan pelan, bukannya ia tidak mau, tapi malu beserta kekurangan oksigen karena Jungkook memeluknya terlalu kencang.
"Maaf, aku tidak segera menolongmu tadi. Maafkan semua kesalahanku Jane. Maaf telah membuat hidupmu sengsara. Maaf untuk semuanya. Maaf..." beribu-ribu maaf dilontarkan dari bibir Jungkook hanya direspon anggukan kecil nan lemah dari Jennie.
"K-kau pasti kedinginan bukan? Ini pakailah bajuku. Masih kering kok," ujar Jungkook sambil memakaikan Jennie bajunya, Jennie hanya pasrah, tubuhnya memang sedang membutuhkan kehangatan.
Sedangkan Rose, ia menatap tajam Lisa setajam pisau yang baru di beli. Bagaimana dengan Lisa? Ia pun membalas tatapan itu dengan percaya dirinya sambil curi-curi pandang melihat Jennie dan Jungkook. Di dalam dirinya api kemarahan beserta kecemburuan telah menyala-nyala. Lisa sadar ia egois, namun ia tidak memperdulikan itu juga tidak memperdulikan kariernya di masa depan--Baginya cinta lebih penting dari itu semua-- namun ia telah salah jalan.
"Rose ayo kita pergi!" Ajak Jungkook yang telah menggendong Jennie dengan bridal stlye.
"Aku tidak pernah percaya! Maknae kami yang dikenal karena Rapnya dan kelucuannya ternyata malah bertingkah seperti ini! Kau! Tak kuanggap sebagai bagian dari Blackpink lagi sampai kapan pun Lalisa Manoban!" Hardik Rose dengan penuh penekanan ditiap katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flux D'amour [END]
Fanfiction[COMPLETED] #10 in Jenkook #44 in Vsoo Flux d'amour, adalah kata yang sering di ucapkan oleh orang-orang Prancis untuk orang-orang yang dulunya mengalami keadaan cinta yang sulit. Begitu pun dengan Jennie dan Jungkook yang memiliki banyak sekali ri...