💙 Part 25

412 39 2
                                    

Sudah 1 bulan sejak kepergian Wonwoo ke London. Murni satu bulan. Bukan dua minggu atau lebih tepatnya 15 hari. Murni 30 hari. Dimana Mina akhir- akhir ini selalu menyibukkan dirinya sekedar untuk melupakan kerinduannya pada sosok Wonwoo.

Sepulang sekolah Mina selalu membantu Hyo mengurusi ini itu. Membantu tugas Yin ssbagai ketua kelas. Bahkan ia menghias mading kelas pada jam istirahat. Mina jarang pergi ke kantin. Itu selalu mengingatkannya pada Wonwoo. Selama 1 bulan itu juga Wonwoo tidak pernah mengirim e- mail. Apa Wonwoo akan kembali? Mina berharap begitu.

Cheol sudah sabar dan selalu hadir disisi Mina. Tetapi Mina tetap memegang janjinya, Wonwoo adalah cinta pertama, terkahir dan satu- satunya. Tak peduli seberapa Cheol sangat baik padanya. Bagi Mina, Cheol hanya maknae sekaligus temannya.

Setiap sampai apartemen, Mina langsung sibuk mengerjakan soal sampai dirinya ketiduran dimeja belajar. Sudah lama sejak kepergian Wonwoo ke London juga, Mina sering bangun pagi. Hyo tidak usah capek- capek membangunkannya.

Mina juga menyempatkan waktu untuk pergi ketaman sekedar untuk memberi makan ikan hias, dan menghabiskan bubble tea sembari menyaksikan tenggelamnya sang surya.

Hanya ini tempat Mina menenangkan diri dan hanya disini juga Mina merasa Wonwoo bersamanya. Selalu disaat Mina bersandar dan menatap lurus kedepan, Mina selalu merasa Wonwoo ikut bersandar disampingnya dan menyandarkan kepalanya pada Mina. Hanya perasaan dan bayangan namun sukses membuat Mina bahagia sekaligus sedih. Tapi Mina tetap menunggu. Menunggu namjachingu nya pulang. Ia percaya Wonwoo akan pulang dan memeluknya. Pergi ketaman dan memberi makan ikan hias. Menjalani hari- hari disekolah bersama. Bertemu dengan eomma, appa dan iblis kurcaci. Mina harus tetap bertahan, ia sudah sabar menunggu Wonwoo. Ia tidak mungkin membiarkan penantiannya selama ini sia- sia. Tidak akan pernah menyerah.

Mina menutup buku diarinya. Sudah cukup untuk hari ini. Mina meneguk sisa bubble teanya dan menatap matahari yang mulai turun. Tak lupa, sekarang ia juga merasa Wonwoo sedang menatapnya disamping.

---

Pesawat mendarat dengan kasar dikarenakan cuaca yang lumayan tidak bersahabat ini. Angin berhembus kencang dan udara dinegeri Gingseng lumayan dingin akhir- akhir ini

Turunnya penumpang dari London bersamaan dengan terbenamnya matahari. Namja bertopi dan berjaket hitam yang baru saja mengambil kopernya itu menatap langit sore dengan datar. Ia teringat sesuatu tentang sunset. Dimana seharusnya 1 bulan lalu ia bersama yeojachingunya itu. Namun ia malah pergi ke London. Berusaha menyembuhkan penyakitnya yang selalu kambuh itu.

Namja bernama Wonwoo itu memakai kaca mata putihnya yang selalu ia pakai untuk gaya saja. Sekarang ia akan memulai semuanya dari awal. Walau ini sebenarnya sulit baginya. Tapi memang ini yang harus ia lakukan. Ia tahu bahkan sangat tahu, ini tidak benar dan akan menyakiti dirinya sendiri juga orang sekitarnya. Tapi ia sudah memikirkan itu matang- matang. Ini sudah tepat. Eomma dan temannya sudah setuju tentang ini, itupun mereka terpaksa menyetujuinya karena permintaan satu- satunya Wonwoo.

Nafas hangat keluar mulus lewat hidung milik Wonwoo. Ia sungguh tidak ingin ini terjadi. Tapi memang inilah yang harus ia lakukan. Selamat datang kehidupanku yang baru. Gumam Wonwoo.

Langit sudah mulai gelap. Wonwoo diam menatap jalanan lewat jendela. Taksi ini akan membawanya ke kota Seoul. Kota dimana ia menemukan seseorang yang sangat ia sayangi dan sekarang... Huh. Wonwoo tidak bisa mengatakannya.

Kota seoul sudah terlihat. Lampu dinyalakan dimana- mana. Wonwoo terkesiap merasakan hpnya bergetar. Dari eommanya.

"Anyeong eomma? "

"Anyeong. Kau sudah sampai huh? "

"Ne. Sebentar lagi sampai. "

"Baiklah. Kau jaga dirimu disana. Hoshi akan merawatmu. Eomma akan kembali dua hari lagi. Eomma masih harus mengurus surat- surat rumah sakit"

Wonwoo otomatis mematikan sambungan telpon ketika mobil ini mendekati wilayah taman. Taman yang biasanya ia datangi bersama Mina.

Wonwoo juga menyuruh supir taksi untuk berhenti. Tangannya refleks membuka jendela mobil. Menatap setiap inci dari taman ini. Taman ini sudah terang oleh lampu yang menyala dimana- mana. Mata Wonwoo teralihkan pada Kolam ikan hias yang dihias lampu kecil disekitarnya. Matanya bergerak lagi melihat pedagang bubble tea yang masih ada. Terus sampai matanya benar- benar berhenti pada danau indah dengan satu pohon besar yang menjulang. Cahay matahari yang biasanya menghiasi danau itu kini berubah, digantikan oleh cahaya terang bulan purnama.

Wonwoo hendak menutup kembali jendelanya sampai ia terhenti pada sosok yeoja berseragam SMA, memakai mantel merah tua dan... Berambut merah.

Wonwoo menutup full jendelanya dan memperhatikan yeoja itu lewat jendela yang sudah tertutup. Tubuh yeoja itu semakin kecil, apa ia menderita selama Wonwoo di London? Wajahnya tidak ceria seperti biasanya. Ditangan yeoja itu terdapat setangkai bunga Lili yang sangat Wonwoo kenali.

Wonwoo mengalihkan pandangannya dan menyuruh supir untuk kembali berjalan.

Wonwoo merindukan, bahkan sangat merindukan yeoja itu. Yeoja yang berhasil membangkitkan semangat dan merubah sikapnya. Tapi itu semua tak bisa menjamin apakah kondisinya bisa seperti yang Wonwoo inginkan. Wonwoo tidak mau.. Mina semakin tersiksa.

Wonwoo melihat yeoja berambut merah tadi lewat kaca spion. Ia tengah berbicara dengan seorang namja yang sepertinya tidak asing dimata Wonwoo. Cheol.

---

Mina mengambil bunga lili yang ia petik bersamanya. Langit mulai gelap. Mina harus pulang sekarang. Taman sudah terang dengan lampu yang menyala. Dirinya terus berjalan sampai matanya entah mengapa terhenti pada sebuah taksi yang terparkir dipinggir jalan. Jendela mobil di jok belakang menutup cepat membuat Mina tidak bisa melihat wajahnya.

Ah.. Sudahlah, tidak penting juga. Mina berjalan dan taksi itu belum juga pergi. Taksi itu berlalu bersamaan dengan datangnya Cheol menghampiri Mina. Memang Cheol selalu menjemput Mina disini. Dirinya seakan tahu kapan Mina akan pulang dari taman ini.

Skip..

Mina membuka pintu apartemen dengan pelan. Ia takut ketahuan Hyo ia pulang malam lagi. Menghabiskan waktunya berdiam diri didanau.

Hyo Keluar dari kamarnya mendengar suara pintu dibuka. Ia tahu itu Mina. Sudah menjadi kebiasaan baru Mina untuk pulang malam sekarang.

"Ah.. Hyo, jangan marahi aku ne? "

Hyo mendelik. "Geer kau! Tunggu! " pekik Hyo.

Mina yang sudah setengah naik tangga itu terpaksa berhenti. "Wae? " jawab Mina sewot

"Woaa.. Jangan seperti itu. Aku ingin menyampaikan kabar baik kau malah sewot"

Mina refleks turun lagi kebawah. Ia penasaran.

"Apa? "

"Tidak, kau saja begitu padaku" Hyo kembali masuk kekamarnya.

Mina tak mau kalah. Ia penasaran. Bisa tidak tidur kalau dia memikirkan berita baik itu jika dia sudah penasaran begini.

Tangan Mina mengetuk- ngetuk kamar Hyo. Tetap tidak dibuka.

"Naik kekamarmu dan buka laptopmu"
Mina berlari keatas dan membuka laptopnya. Terakhir ada Microsoft Word yang belum ditutup. Mina menbukanya dan langsung melompat kegirangan.

Penantiannya tidak sia- sia....

Tadi aku bertemu iblis kurcaci mu. Dia bilang Wonumu itu akan pulang malam ini. Jangan menyanyikan lagu Loving Me terlalu keras setelah membaca ini.

Ah.. Hyo tahu saja Mina akan bernyanyi lagu itu.

-#-#-#-#-#-#-#-

Akhirnya kau kembali- Mina

Jangan terlalu senang seperti itu. - Hyo

-----------

Nah.. Wonwoo comeback tuh..

Votenya yah? Yah??

Ada yang biasnya Mingyu gak nich? Kalau ada, baca ya? Live With Me. Karyanya my friend. Penulisnya Ri-KimRa. Cari aja.

Next chapt...

The Promise [Wonwoo X Mina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang