"Mina!! "
"Aishhh.. Hyo!! Aku masih mengantuk"
Seperti biasanya, Mina kali ini dibangunkan lagi oleh sahabatnya, Hyo.
Tak pernah berubah sedikitpun kebiasaan buruknya itu.
"Sudah? Ayo cepat"
Mina membenarkan tali tasnya sebelum turun dari mobil. Mereka sudah sampai sekolah sekarang.
Lagi- lagi Mina menipiskan bibir. Motor hitam milik Wonwoo masih tidak ada ditempat biasanya.
"Sudah kau jangan pikirkan Wonumu. Sebentar lagi masuk" Hyo menarik tangan sahabatnya dari parkiran.
Skip..
Sekarang sudah bel istirahat. Yura dan Hyo seperti biasa ke ruang OSIS, mereka masih mengurusi tentang lomba yang sebentar lagi diadakan.
Ah, itu tidak penting bagi Mina. Toh dia tidak aktif dalam bidang apapun. Satu- satunya yang Mina tekuni hanya satu. Menari. Itupun sekarang sudah tidak, ia memutuskan untuk berhenti jika kelas 3. Sebentar lagi akan ujian, Mina akan sibuk untuk pelajarannya. Walau dia sering kali tidak memperhatikan pelajaran, dirinya tetap menginginkan nilai yang tinggi. Sungguh, mengenai Wonwoi, Mina tidak pernah menyangka sama sekali. Ia tidak pernah menduga akan mengalami hal yang biasa disebut Cinta ini. Dikelas 3 ini. Titik- titik akhir menuju kelulusan.
"Maknaeku, ayo kita kekantin"
"Ouu.. Maknaeku! Ayo! Aku juga lapar" Mina beranjak dan menggenggam tangan Cheol kekantin.
Skip..
"Kau mau pesan minum apa? "
"B.. Bubble tea"
Cheol mengangguk sementara dirinya pergi memesan makanan.
Mina menopang dagu. Seharusnya ia bersama Wonwoo. Ahh.. Mengapa Wonwoo tidak ada?
---
Ruangan ini berdominan putih. Alat medis berjajar dimeja samping kasurnya. Jendela ditutup tirai hijau. Disofa duduk eomma dan appanya. Mereka bersedih melihat kondisi anak mereka, Wonwoo.
"Eomma, apa ketampananku hilang? " tanya Wonwoo
"Ani, kau tetap tampan" jawab eomma Wonwoo sedikit terisak.
Wonwoo tersenyum simpul. Ia tidak betah disini, berbaring terus menerus diatas kasur ini. Ia merindukan Mina. Ingin bertemu Mina lagi. Ingin membeli bubble tea dan memberi makan ikan hias ditaman. Ingin diam dipinggir danau dan menyaksikan matahari terbenam. Wonwo ingin itu semua. Tapi ia juga ingin sembuh. Dimana jika ia sembuh, ia bisa melakukan apapun. Menjalani hari- hari tanpa beban atau memikirkan apa ia masih bisa melakukan ini lain waktu?
Wonwoo mendengus. Ia menjadi lemah sekarang. Bahkan untuk mengetik pesan e- mail untuk Mina saja tidak bisa. Jarinya seakan mati rasa. Penyakitnya semakin parah saja. Wonwoo hanya bisa berharap, apapun yang terjadi nanti. Ia ingin Minanya menemukan kebahagiaannya sendiri. Tanpa dirinya.
"Eomma, bisa tolong aku? " Wonwoo menelan salivanya. Tenggorokannya sangat kering. Wajahnya pucat.
Eomma Wonwoo segera bangkit. "Kau mau apa hmm? Mau eomma belikan apa? "
Wonwoo tersenyum sembari menggeleng. "Eomma, bisa tolong ambilkan handphoneku? "
Benda pipih berwarna hitam sekarang sudah digenggaman Wonwoo. "Eomma, sekarang bisa tolong ketik apa yang aku ucapkan? Aku ingin mengirim e- mail pada Mina"
Eomma Wonwoo mengangguk. Tentu ia akan melakukannya. Mina, orang yang selalu saja Wonwoo pikirkan bahkan ketika dirinya sendiri dalam kondisi seperti ini.
"Anak eomma rupanya sedang jatuh cinta, ne? "
"Ne, eomma. Tapi aku takut. Apa aku akan tetap bersama Mina? "
"Sssstt.. Ani, tidak boleh bicara seperti itu, ne? Kau akan tetap bersama Mina"
Wonwoo diam saja. Ia mulai bicara, sementara eommanya mengetik setiap kata yang diucapkan Wonwoo.
---
"Mina! "
Mina terkejut. Hyo ini selalu membuatnya kaget, tidak dengan teriakan. Tetapi dengan hal seperti ini. Hyo membuka pintu kamar milik Mina dengan kasar.
"Yak! Aku bisa jantungan kalau kau membuatku kaget terus"
"Mianhae. Mina, bisa pinjam laptopmu? Ah.. Aku harus membuat brosur tentang lomba voli itu. Huh.. Aku lelah menjadi ketua OSIS. Lihatlah tubuhku sudah kering seperti ini" keluh Hyo
Memang, tubuh Hyo semakin hari semakin kecil. Mungkin ia terlalu lelah.
"Sepertinya kau kelelahan, Hyo. Sudahlah, kan anggota OSIS itu banyak. Mengapa harus selalu kau yang turun tangan? "
"Aku kan ketua OSIS yang bertanggung jawab. Kelelahan? Makanya kau jangan mengusahkan diriku terus"
Mina mengangkat bahu. Ia kembali ke pelajaran Matematika nya.
"Wuh.. Lihatlah, Wonumu mengirim e- mail"
Mina langsung beranjak dan merebut laptopnya dari tangan Hyo.
"Kau ini. Baiklah, aku turun dulu, ne? "
Mina tak mendengar apa yang Hyo bicarakan. Ia sibuk menungu loading e- mailnya.
"Wah, aku seperti bicara dengan patung es" cibir Hyo sebelum benar- benar pergi dari aini.
Mina, apa kabar kau disana? Aku disini baik- baik saja. Apa kau meeindukanku? Aku yakin kau pasti selalu pergi ketaman itu. Hanya tempat itu yang bisa kau kunjungi untuk mengingatku, ne?
Mina mulai mengetik. Ia membalas e- mail dari Wonwoo.
Ne, aku baik disini. Kau sendiri bagaimana? Apa kau masih lupa meminum obat huh? Ingatlah kau punya yeojachingu di Korea. Jangan berani- berani bermain dibelakangku.
Lama sekali Wonwoo membalas e- mail dari Mina. Mungkin Wonwoo sedang sibuk atau e- mailnya belum sampai.
Woah.. Kau benar mencintaiku ya? Ne, ne. Aku tidak tertarik dengan yeoja disini. Kau tenanglah, hanya kau Cinta pertama, terakhir dan satu- satunya bagiku. Aku janji. Kau juga, jangan terlalu dekat dengan Cheol.
Mina tertawa mendengar kalimat terakhirnya.
Ani, kau telat. Kami sudah kembali dekat. Cheol selalu mengantarku, dia selalu menemaniku kekantin. Selalu bercanda denganku. Bahkan aku duduk dengannya disekolah.
Wae? Kau tega padaku. Lihat saja, aku marah padamu.
Ani, ani. Aku bercanda. Aku hanya menyukaimu, Wonu. Setampan apapun Cheol. Kau tetap yang terbaik dimataku. Kau juga tenanglah, bagiku kau cinta pertama, terakhir dan satu satunya. Aku janji.
Aku pegang janjimu
Aku juga..
-#-#-#-###-#-#-
I promise.. - Mina
I promise - Wonwoo
---------
Helo! Votenya ya? Tuh.. Wonunya muncu lagi hehe..
Next chapt..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise [Wonwoo X Mina]
Fiksi PenggemarMyoui Mina. Wanita yang sama sekali tidak pernah memikirkan tentang hal yang biasa disebut dengan.... CINTA Tanpa disangka, pertemuan tak sengaja antara Mina dan Wonwoo itu membuat keduanya terikat dalam suatu perasaan yang sama. Siapa tahu, Janji y...