💙Part 28

404 45 2
                                    

Siswa- siswi berhamburan menuju lapangan. Entah apa yang terjadi. Biasanya seperti ini karena ada yang bertengkar atau menyaksikan seseorang yang sangat terkenal. Biasalah.. Tingkat ingin tahu mereka sangat tinggi. Mina juga biasanya ikut mencari tahu. Tapi sekarang ia merasa itu tidak penting. Tidak penting mengurusi orang lain.

"Mina, ayo kita kesana! Aku penasaran ada apa! Sudah jangan bersedih. Orang seperti Wonwoo tidak pantas ditangisi"

Mina bangkit dari duduknya dan pergi ke lapangan bersama Cheol. Cheol yang baru saja memberikan bahunya untuk Mina tumpahkan segala kesedihannya.

Lapangan sudah penuh. Menyaksikan satu titik ditengah lapangan. Cheol bersikeras ingin melihat dengan memaksakan melewati kerumunan orang. Mereka sudah sampai paling depan.

Mulut Mina menipis. Matanya melebar. Apa yang ia lihat sekarang? Wonwoo sedang menyatakan perasaan pada.... Hyo??

Mata Mina berkaca- kaca. Setelah memutuskannya tanpa alasan jelas, kini Wonwoo beralih pada wanita yang tak lain adalah sahabatnya. Wonwoo bertekuk lutut memberikan bunga lili putih yang sering Mina lihat. Bunga lili putih yang selalu Mina petik dipinggir danau.

Cheol menoleh. Ia merasa menyesal mengajak Mina melihat ini. Kini sebutir air mata jatuh dari pelupuk mata Mina.

Mata Hyo melirik semua murid yang bersorak 'terima'. Hyo berhenti melihat sahabatnya berdiri kaku dengan mata berkaca. Tidak, ini tidak benar. Mata Mina menunjukan kebencian dan kekecewaan besar pada Hyo.

Merasa dialihkan, Wonwoo mengikuti arah mata Hyo. Terhenti pada sosok Mina. Tengah berdiri dengan mata berkaca. Dengan cepat Wonwoo menahan tangan Hyo yang sudah bersiap berlari kearah Mina.

Mata Wonwoo mengisyaratkan sesuatu. Hyo tidak bisa membantah lagi. "Ne, na.. Nado Saranghae.. "

Semua murid bertepuk tangan dan bersorak riuh. Senang karena ketua OSIS mereka yang sudah lama menjomblo itu kini mendapat namjachingu. Mata Hyo masih menatap Mina yang semakin terisak.

Kini semua mata mengikuti arah mata Hyo. Begitupun dengan Wonwoo.

"Wonwoo itu lebih cocok dengan Ketua OSIS kita. Mereka berdua sama- sama berperan penting pada sekolah ini"

"Mina terlalu lugu untuk seorang namja tampan seperti Wonwoo"

"Hyo dan Wonwoo sangat serasi"

Mina menghela nafas beberapa kali. Menatap semua mata yang memandangnya. Tersenyum simpul sebelum berbalik dan berlari. Menginggalkan semua orang yang sama sekali tidak menyutujui dirinya bersama dengan Wonwoo.

"PENGECUT KAU!! " teriak Cheol sebelum berlari menyusul Mina. Semua orang menyoraki Cheol yang berteriak karena hanya dia yang tidak setuju.

--

Hyo sudah maju ingin menyusul Mina tetapi kembali ditahan oleh Wonwoo. "Dia terluka,Wonwoo. Aku tidak tega"

Wonwoo menatap lurus. "Ini lebih baik daripada dia terluka lebih dalam nanti? Kau juga dari awal sudah setuju. Kau sudah memulai dan tidak bisa mengakhirinya begitu saja"

Hyo berdecak. Mungkinkah Mina marah padanya?

--

Kaki Mina berlari. Terus berlari menuju kelas. Tangannya menyambar tas merah miliknya dengan cepat. Kembali terisak.

"Yin, aku izin pulang. Ada urusan penting" Mina berkata sambil terisak. Cheol ikut mengambil tas. Mengikuti kemana Mina pergi.

Yin sempat bingung namun ia tidak memaksa. Mungkin Mina memang ada masalah. Tentang dihukum atau tidak, itu urusan Mina.

Langkah Mina terhenti pada danau. Tepi danau dengan air tenang seperti biasanya. Dia ingin menenangkan hatinya. Selama Wonwoo pergi, tempat ini tak pernah absen Mina kunjungi.

Kepala Mina ia tangkupkan pada tangannya yang terlipat diatas lutut. Menunduk dan menangis. Cheol duduk disamping Mina tanpa bicara apapun. Hanya mengusap bahu Mina, memberikan ketenangan.

"Mina. Mianhae, seharusnya aku tidak mengajakmu kesana"

"....."

Punggung Mina bergetar. Cheol terus mengusap bahunya. Padahal itu sama sekali tidak membuatny tenang. Tapi Mina menghargai kepedulian Cheol. Lebih baik daripada Wonwoo yang memberi harapan lalu meninggalkan dirinya begitu saja. Satu hari setelah mereka menyatakan perasaan, Wonwoo pergi dan kembali dengan sikap seperti ini.

Wonwoo bilang ia tidak mengerti arti janji itu sesungguhnya. Bukankah seharusnya Mina yang Berkata seperti itu? Wonwoo yang mengutarakan janji namun dilupakan begitu saja. Mungkin Cheol benar. Wonwoo adalah seorang pengecut.

"Hiks.. Kau tidak salah" ujar Mina menghapus air matanya. Matanya semakin sembab saja.

"Kau pasti sangat terluka. Tenanglah, aku akan terus bersamamu" Cheol menarik tubuh mungil Mina dalam dekapannya. Ia tidak bermaksud mengambil kesempatan dalam kesedihan Mina saat ini seperti di drama kemarin. Cheol sudah menganggap Mina sebagai adiknya. Dari pengamatannya tadi ditaman, Cheol mengerti Mina sangat menyukai Wonwoo. Apalagi Mina berkata akan menepati janjinya itu.

Beruntung Mina masih mempunyai Cheol. Teman.. Ralat, sahabat terbaiknya. Selalu ada disisinya. Tidak menghianatinya. Namun sebegitu baiknya Cheol pada Mina, sama sekali tidak merubah perasaannya pada Wonwoo.

Mina masih terisak sebelum dirinya terlelap dalam dekapan Cheol. Tas yang sedari tadi dipakai Cheol, dilepaskan perlahan. Dirinya menyandar pada pohon dan ikut terlelap.

-#-#-#-#-#-#

Merekanya kan tidur, jadi gak ngomong apa- apa. Ok??- Author

---------

Belum 1000 kata tapi gak apa- apa deh. Gak tahu juga lanjutannya. Jadi cekidot...

Next chapt... Aja..

The Promise [Wonwoo X Mina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang