Sudah satu minggu Mina menjalani ujian akhir. Tinggal menunggu hasil, maka itu akan menentukan apakah ia lulus atau tidak. Untuk saat ini, sekolah diliburkan. Sambil menunggu hasil ujian keluar.
Selama satu minggu itu, Wonwoo tidak datang kesekolah. Ia masih sakit. Penyakitnya semakin parah dan obat juga tidak bisa menjamin kapan Wonwoo akan kambuh. Untuk saat ini hanya keajaiban Wonwoo masih tetap bertahan sampai sekarang. Setiap hari dirinya selalu diberi suntikan penghilang rasa sakit. Wonwoo semakin kurus. Wajahnya pucat.
Setiap hari sepulang sekolah, Mina menyempatkan membeli makanan dan buah- buahan untuk Wonwoo. Ia tahu ini tidak wajar, tapi Mina juga ingin tahu bagaimana perkembangan Wonwoo. Mengapa Wonwoo lama sekali sakitnya? Sampai tidak ikut ujian sama sekali.
"Mina, aku bosan. Aku ingin tidur. Matahari belum juga tenggelam. Bangunkan aku jika matahari mulai tenggelam, ne? "
"Sudah kau tidur saja"
Cheol menyandarkan kepalanya pada bahu Mina. Tiba- tiba saja ia teringat sesuatu. Kenangan Mina dan Wonwoo. Jauh sekali, beberapa bulan yang lalu. Disaat mereka sedang membuat flower crown. Wonwoo malah mengeluh capek dan memilih untuk tertidur dibahunya. Saat itu Mina marah. Namun saat ini ia menyesal mengapa waktu itu Mina harus marah, sekarang malah Mina ingin yang ada diposisi Cheol itu adalah Wonwoo. Sepegal apapun Mina nanti, jika yang menyandar adalah Wonwoo. Mina akan melakukannya tanpa marah sama sekali.
Baru saja Mina ingin terlelap sampai suara teriakan seseorang yang Mina rindu, yang sudah lama tidak didengar Mina ini melengking disekitar danau. Hyo.
Cheol sendiri ikut bangun dari tidurnya.
"Apa maumu Hyo? Jangan ganggu aku! " ketus Mina
Hyo berdecak. "Kau itu mengapa masih marah padaku? Ah.. Mina. Itu tidak penting sekarang"
Hyo menghela nafas. "Pulanglah ke apartemen. Ada Oppamu disana"
Mina melotot. Untuk apa Jong oppa kesini? "Jong Oppa? " tanya Mina heran
Hyo mengangguk dan malah memeluk Mina. "Mina.. Aku turut berduka cita. Orang tuamu.. Mengalami kecelakaan pesawat saat terbang ke Korea"
Deg.. Mina langsung melepas pelukan Hyo cepat. "Maksudmu apa? Jangan permainkan aku! Kau sudah menyakitiku dengan mengambil Wonwoo. Sekarang jangan mengada- ada"
"Aku tidak main- main dan aku tidak merebut Wonwoomu. Pulanglah dan lihat sendiri. Tanya Jong oppamu! "
Mina mendorong Hyo kesamping dan berlari menuju apartemennya. Menaiki lift dengan cepat. Apa yang dikatakan Hyo benar? Orang tuanya meninggal? Tidak!
Tergesa- gesa Mina membuka kunci apartemennya. Benar saja. Jong oppa sudah duduk disofa berlinang air mata.
"Oppa.. "
"Mina! " Jong Oppa memeluk adiknya itu.
"Oppa katakan yang sebenarnya. Eomma dan appa tidak meninggal bukan? Mereka baik- baik saja bukan? Katakan oppa!! " teriak Mina ditengah tangisnya.
Jong oppa ikut terisak. Tangannya mengelus rambut Mina perlahan. "Mereka sudah tidak ada Mina. Itu benar. Eomma dan Appa terbang dari Amerika ke Korea. Mereka ingin bertemu denganmu. Ingin melihatmu lulus SMA. Namun pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan jatuh dilaut. Jenazah eomma dan appa tidak ditemukan dan dianggap meninggal. "
Seluruh kaki Mina terasa lemas seperti jelly. Ia bahkan tidak kuat menopang tubuhnya.
Mina malah keluar apartemen dan pergi lagi ketaman. Hanya disana tempat Mina bisa menenangkan dirinya. Cheol dan Hyo sudah tidak ada. Entah kemana mereka, Mina tidak memikirkan itu. Yang ia pikirkan hanya orang tuanya.
"Myoui Mina! " seru seseorang. Kepala Mina lantas menoleh. Mendapati namja berambut coklat tengah duduk disampingnya.
Memakai jaket hitam. Wajahnya pucat. Tubuhnya terlihat lebih kurus. Wonwoo.
"Wonwoo!! " Mina berhambur pada pelukan Wonwoo. "Tolong jangan marah. Untuk kali ini biarkan aku memelukmu. Orang tuaku.. "
"Aku sudah tahu. Tenanglah. Kau menangis saja sampai kau puas. Itu akan membuatmu tenang"
"Aku belum sempat bertemu mereka. Terakhir aku bertemu saat aku lulus SMP ketika akan melanjutkan sekolah di Seoul. Setelah itu aku tidak pernah bertemu mereka. Aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang orang tua. Mereka sibuk bekerja, tapi walau begitu aku tetap menyayangi mereka. Tadinya aku ingin memberi kejutan pada mereka dengan nilaiku yang besar nanti. Aku ingin menunjukan kalau aku bisa sukses walau jauh dari mereka. Tapi mereka sudah pergi sebelum aku lulus... Mengapa semua orang yang aku sayangi dan aku punyai harus pergi? " Mina terisak.
Wonwoo tersentak mendengar kalimat terakhir yeoja itu. "Tenanglah. Kau masih punya Cheol, oppamu, Hyo.. "
"Dan kau. Aku harap kau mau dekat denganku lagi. Aku tahu kau ingin aku menjauh darimu. Tapi aku.. Aku tidak bisa terus membohongi perasaanku. Tak masalah kau hanya menganggapku teman. Aku juga tak akan mengganggu hubunganmu dengan Hyo. Hanya satu, aku hanya ingin didekatmu "
"Ne, aku akan terus didekatmu. Tapi kau jangan terlalu menyukaiku. Berusahalah untuk melupakanku. Sudah kau jangan menangis. Besok hasil ujian keluar, kau harus kesekolah"
Kali ini Wonwoo membalas memeluk yeoja didepannya. Bukan untuk memberikan ketenangan saja, tapi juga melepaskan kerinduan yang selama ini ia tahan. Ia iri dengan Cheol yang selalu bisa memeluk Mina kapan saja. Kali ini Wonwoo memeluk Mina erat. Lama dan tulus.
Sekarang ini Mina bingung harus senang atau sedih. Masalahnya hari ini Wonwoo membalas pelukannya dengan erat. Membuat Mina tidak ingin melepasnya.
-#-#-#-#-#-#-#
Aku ingin terus seperti ini- Mina dan Wonwoo
Kok pelukan gak ngajak- ngajak?? - Author
--------
Votenya lagi hehe...
Next chapt..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise [Wonwoo X Mina]
FanfictionMyoui Mina. Wanita yang sama sekali tidak pernah memikirkan tentang hal yang biasa disebut dengan.... CINTA Tanpa disangka, pertemuan tak sengaja antara Mina dan Wonwoo itu membuat keduanya terikat dalam suatu perasaan yang sama. Siapa tahu, Janji y...