Masih lanjutan chapt sebelumnya.
-------------------------------------------------------------
"Mina, kau dari Korea? Kalau begitu kita bisa mengobrol menggunakan bahasa Korea. Aku pernah bersekolah disana. Namun saat aku kelas 2 SMP, aku harus pindah kesini"
Mina tersenyum. Akhirnya ia bertemu dengan orang yang bisa memahami bahasanya. "Benarkah? Woa.. Daebak. Kau faham yang aku bicarakan? " kali ini menggunakan bahasa Korea
"Ne, aku faham"
"Woaa.. Bahasa koreamu sangat bagus"
"Aku kan pernah tinggal dinegeri Korea itu"
--
Kamar bernuansa merah ini sepi. Hanya ada suara detik jam bergerak. Namun bukan berarti didalamnya tidak ada orang. Bahkan disini ada 5 orang. Namun semuanya diam.
"Bagaimana sekarang? " tanya wanita paruh baya. Salah satu dari 5 orang itu, eomma Wonwoo.
"Masih sama. Kondisinya tetap sama. Tidak meningkat juga tidak menurun. Namun penyakitnya selalu kambuh kapan saja" ujar dokter pribadi keluarga itu.
"Apa ia akan sembuh? Apa yang harus kita lakukan? " tanya Appa Wonwoo.
"Mungkin kita akan melakukannya lagi. Tak ada salahnya mencoba" jawab sang dokter
"Tapi hyungku akan kesakitan! " sambung Hoshi yang sedari tadi hanya diam menatap hyungnya yang masih terpejam. Sepulang sekolah tadi, Hoshi menemukan Wonwoo sudah tergeletak tak sadarkan diri diteras depan.
"Tapi mungkin setelah itu ia akan sembuh" Eomma Wonwoo menenangkan anak keduanya
"Baik. Sekarang kita bawa Wonwoo kerumah sakit"
--
"Kau punya handphone? " tanya Mina. Mina dan Sana sangat asyik mengobrol sampai Mina lupa kalau ia seharusnya mencari Jong oppa.
"Ah... Ne! Mengapa tidak terpikirkan dari tadi? " Sana tertawa
"Gumawo"
Mina menekan nomor telepon oppanya dan menelpon. Tidak menjawab. Mungkin merasa tidak kenal dengan nomor ini. Jadi Mina memilih mengirim pesan saja.
Oppa, ini aku Mina. Aku tersesat dan hpku tertinggal. Aku bertemu yeoja yang bisa berbahasa Korea dan ini handphone milikmya.
Tidak membalas.
Baiklah. Kau dimana? Oppa akan menyusul.
"Oppaku akan kesini. Terima kasih atas bantuanmu, Sana. Kau sangat baik. Ngomong- ngomong kau kuliah atau masih sekolah? "
"Aku sekolah. Baru naik kelas 2 SMA"
"Mwo? Berarti aku lebih tua darimu" ujar Mina
"Memangnya kau sedang berkuliah atau bekerja atau masih sekolah juga? "
"Aku baru lulus SMA dan akan berkuliah disini"
"O.. Berarti aku harus memanggilmu eunni Mina, ne? "
"Tidak usah. Bagiku kau dan aku sama saja. "
"Mina!! "
"Ah.. Oppa, kenalkan dia teman baruku. Namanya... "
"Anyeong, namaku Minatozaki Sana "
"Anyeong. Aku Jong Sook. Oppa Mina"
"Mina, aku harus pergi. Kau bisa hubungi aku lewat nomor ini" ujar Sana menyodorkan kertas yang Mina duga adalah nomor telepon Sana.
Skip..
"Oppa, aku lelah.. Apa kita akan tinggal disini selamanya? "
"Tentu saja. Oppa harus mengurusi perusahaan. Dan mungkin oppa juga akan keluar negeri terus. Jadi kau akan disini sendirian. Tapi kau jangan khawatir, oppa pasti akan menyempatkan waktu untukmu"
"Ne, terserah oppa saja. Lalu aku akan kuliah dimana? "
"Besok oppa akan daftarkan. Kau tidak usah memikirkan itu. Tidur saja, besok kau harus bangun pagi. Oppa akan kekantor sangat pagi sekali"
"Yasudah oppa. Selamat malam" Mina naik kekamarnya.
Kini kamarnya bernuansa hijau toska. Bukan lagi biru atau merah. Kedua warna kesukaannya. Tapi tidak apa, hijau toska juga tidak buruk.
--
Pagi- pagi sekali Mina mendengar suara teriakan oppanya. Huh..
"Ah.. HYO! Aku masih mengan.. " Mina tersadar. Ia sedang berad di Jepang sekarang.
Selalu saja. Mina jadi rindu pada Hyo. Biasanya Hyo sudah berkacak pinggang, berteriak tanpa henti sampai suaranya serak. Kali ini berbeda. Tidak lagi.
Mina menghela nafas sebelum pergi kekamar mandi. Sekarang kamar mandinya juga ada dikamar Mina. Tidak seperti di Seoul, jika mandi Mina harus turun kebawah.
Sudah siap dengan bajunya, Mina turun kebawah. Oppanya sedang menyandar pada sofa. Siap dengan seragam kantornya dan tas yang ia pegang. Jong terlihat lebih dewasa.
Benar- benar meeindukan Hyo. Apa kabar Hyo? Padahal baru satu hari Mina di Jepang, tetapi ia sudah merindukan semuanya.
"Cepat, Mina. Oppa sudah terlambat"
Mina melangkah turun kebawah. Oppanya menitipkan kunci pada resepsionis dan menaiki mobil hingga benar- benar meninggalkan apartemen megah itu.
Pagi- pagi sekali jalanan sudah mulai ramai. Banyak orang yang beraktivitas. Sampailah mereka pada gedung kampus yang sangat besar.
"Nah ini kampusmu. Ayo oppa antar kedalam"
Mina mengikuti Jong sambil sesekali melirik setiap sudut kampus ini.
--
"Wonwoo. Kau harus kuat, ne? Terus berjuang dan yakin" ujar eomma Wonwoo
"Ne, eomma" Wonwoo tersenyum tulus. Walau dalam hati ia pasrah. "Aku akan ingat semua perkataan eomma. Jangan menangis" tangan Wonwoo terulur menghapus airmata eommanya.
"Aku sudah pernah melakukan ini di London. Jadi aku sudah terbiasa walau sebenarnya sakit"
"Kau pasti sembuh" Eomma Wonwoo menyelipkan jarinya pada setiap celah jari Wonwoo.
Seketika Wonwoo teringat sesuatu. Saat itu Wonwoo cemburu pada Mina yang malah menggenggam tangan Cheol dan mengabaikannya. Dan tanpa dorongan apapun, Mina membalas menggenggam tangannya. Apa Mina akam di Jepang selamanya???
--
"Masuklah. Yasudah oppa tinggal ne? "
"Ne, aku masuk dulu"
Kampus ini lumayan besar. Mina menjalani hari pertama kuliahnya dengan tenang. Ia tidak merasa terlalu senang juga tidak sedih. Biasa saja. Sekarang sikapnya berubah yang asalnya ceria menjadi dingin dan angkuh. Mina jadi lebih sering diam dibanding bicara. Entah menurut orang ini baik atau tidak. Masabodoh, yang penting Mina tidak mau kembali kedirinya yang dulu.
--------------
Holla!! Belum 1000 kata nich. Ohya, nanti di Chapter selanjutnya bakal author loncat langsung ke 2 tahun kemudian. Soalnya bingung juga mau diceritain apa lagi. Jadi yah.. Loncat aja biar cepet beres juga nih FF. Dan disana bakal berubah banget Minanya. Penampilannya hehe..
Mungkin sebentar lagi tamat deh. Kira- kira gk apa- apa kan yah author bikin epilog padahal gk ada prolognya? Gk ppkanh..??
Soalnya kalau gak ada epilog, gak ada gimanaaaaa gituh..
Yaudahlah.. Sampai disini basi basanya... Hehe..
Next chapt...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise [Wonwoo X Mina]
FanficMyoui Mina. Wanita yang sama sekali tidak pernah memikirkan tentang hal yang biasa disebut dengan.... CINTA Tanpa disangka, pertemuan tak sengaja antara Mina dan Wonwoo itu membuat keduanya terikat dalam suatu perasaan yang sama. Siapa tahu, Janji y...