EMPATBELAS

4.4K 218 2
                                    

Sesampainya di Red Cafe,Arafah langsung masuk ke dalam cafe tersebut.Arafah pun mencari kedua sahabatnya itu,ia melihat ke arah meja yang biasa mereka tempati namun ternyata kosong.Arafah pun menyapukan pandangannya ke seluruh cafe namun masih tak menemukan batang hidung Giga dan Risa.

“Arafah”

Arafah pun langsung menoleh ke arah orang yang memanggil namanya.Saat Arafah menoleh,ia menemukan sosok seorang laki-laki yang tidak ia kenali.Arafah pun memandangi lekat-lekat sosok lelaki yang ada dihadapannya itu.

Arafah menebak bahwa laki-laki dihadapannya itu berusia sekitar 45 tahun-an,Bapak tersebut berpenampilan rapi menggunakan jas,rambutnya pun ditata rapi dengan terlihat beberapa helai rambut yang memutih yang bagi Arafah itu semakin menambah kewibawaan sosok lelaki dihadapannya itu.

“Maaf,Bapak memanggil saya?”tanya Arafah sopan pada lelaki tersebut.

“Kamu mirip sekali dengan Ibu kamu”ucap lelaki tersebut.Arafah pun mengernyitkan dahinya,tak mengerti maksud perkataan lelaki didepannya itu.

“Maksud Bapak apa ya?”tanya Arafah mencoba meminta penjelasan pada laki-laki tersebut.

“Iya,Ibu kamu,Rahma”kata lelaki tersebut sambil memegang pundak Arafah.

Arafah pun terkejut bukan main mendengar bahwa laki-laki dihadapannya itu mengenal Bundanya.Arafah mencoba menatap wajah laki-laki dihadapannya dan mencoba mengingat-ingat siapa lelaki itu.Saat Arafah mengingat sosok laki-laki dihadapannya itu,saat itu juga air mata Arafah jatuh membasahi pipinya.

“Ayah”kata Arafah dengan suara yang bergetar.

Laki-laki dihadapannya itu pun tersenyum dengan matanya yang berkaca-kaca“Iya,ini Ayah sayang” dan saat laki-laki tersebut ingin memeluk Arafah tiba-tiba saja Arafah langsung lari keluar dari Red Cafe.

“Ara..Arafah tunggu”panggil sang Ayah,tapi Arafah justru berlari dan langsung melajukan motornya keluar dari parkiran menuju jalan raya.
**********************************************
Setelah pergi dari Red Cafe,Arafah langsung membelokkan kemudinya menuju pantai,kenapa pantai?karena pantai adalah tempat dimana ia bisa tenang dengan didampingi oleh deburan ombak.Sesampainya dipantai ia langsung  duduk dipinggir pantai dengan mata yang sembab dan wajah yang masih basah dengan air mata.

Arafah tidak menyangka bahwa hari ini adalah hari dimana ia dipertemukan dengan sosok yang sangat ia rindukan sejak lama.Seseorang yang selama 17 tahun hanya bisa ia lihat melalui foto,sekarang bisa ia lihat secara nyata.

Tapi entah mengapa Arafah malah pergi meninggalkan sang Ayah saat mereka bertemu untuk pertama kalinya.Entahlah,saat itu yang ada difikiran Arafah hanya rasa kecewa yang besar pada sang Ayah.Bahkan rasa rindunya selama ini telah kalah dengan rasa kecewa yang amat besar.

Disaat Arafah masih sibuk menangis sambil menyeka air matanya ia merasakan ada seseorang memegang pundaknya dari belakang.Orang itu adalah sang Ayah yang menyusul Arafah sampai ke pantai.

Tapi kali ini saat Arafah ingin lari,sang Ayah justru menarik tangan Arafah dan memeluk putrinya itu.

“Lepasin aku,lepasin”teriak Arafah sambil terus menangis dan meronta-ronta dari pelukan Ayahnya.

“Maafin Ayah Ra,Ayah memang salah,tapi tolong maafin Ayah”pinta sang Ayah pada putrinya itu.

Tapi bukan Arafah kalau ia bisa luluh secepat itu,Arafah masih terus meronta-ronta sampai akhirnya ia bisa lepas dari pelukan Ayahnya.

“Ara benci sama Ayah”teriak Arafah sambil terus menangis “Bahkan Ayah nggak pantas dipanggil sebagai seorang Ayah!”

“Tolong maafin Ayah Ra”pinta sang Ayah sambil mencoba meraih tangan Arafah,tapi Arafah menepisnya.

Jodoh Pandangan Pertama (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang