(42)

4.1K 185 2
                                    

Budayakan vote sebelum membaca guys 👍
»»***««

Gremicik air masih terdengar didalam kamar,menandakan kalau Dirga masih mandi setelah pulang dari kantor berapa menit yang lalu.

Sedangkan Arafah terlihat duduk bersandar diatas ranjang sambil memejamkan matanya,mencoba menenagkan hati,otak dan pikirannya.Namun belum sampai lima menit,Arafah mendengar Dirga memaggilnya.

Saat mata Arafah terbuka benar saja,suaminya itu sudah duduk didepannya sambil melambai-lambaikan tangannya.

“Kamu tidur?”

“Eh nggak kok,aku cuma merem aja tadi”jawab Arafah sedikit terkejut.

“Oh kirain udah tidur”kata Dirga sambil terus mengeringkan rambutnya dengan handuk.

“Jadi tadi hasil labnya gimana?”tanya Dirga saat naik ke atas ranjang.

“Hasil labnya.........”Arafah menggantung kalimatnya “Eemmm ituuuu”Arafah memutar otaknya,mencari alasan yang tepat.

“Hasil labnya bakalan keluar tiga hari lagi”bohong Arafah pada suaminya.

Dirga pun hanya ber ‘O’ panjang.

“Kita tidur yuk,aku udah ngantuk banget”ajak Dirga sambil menarik selimutnya.

Arafah pun mengangguk lalu ikut berbaring disamping Dirga.Saat Arafah melirik kearah suaminya itu,ia seakan ingin menangis tapi sebisa mungkin ditahannya.Dengan tiba-tiba Arafah menggeser badannya dan memeluk Dirga dari samping.

Dirga yang merasakan pelukan itu pun kembali membuka matanya.

“Kenapa?”tanya Dirga sambil balas memeluk istrinya itu.

Namun Arafah hanya menggeleng pelan.Arafah justru mempererat pelukannya.Ia ingin merasakan kehangatan pelukan suaminya untuk yang terakhir kalinya.Menikmati aroma tubuh yang maskulin dan juga wangi mint dari rambut suaminya yang mungkin tak akan pernah bisa Arafah rasakan lagi.

“Tolong jangan pernah benci sama aku”cicit Arafah dalam dekapan Dirga.

Laki-laki itu pun mengerutkan keningnya sambil menatap Arafah bingung.

“Kenapa kamu ngomong gitu?”

“Aku takut aja suatu hari nanti kamu bakalan benci sama aku”

Dirga tertawa pelan lalu kembali merengkuh tubuh mungil Arafah dalam dekapannya.

“Kamu adalah wanita yang sangat aku cintai di dunia ini jadi nggak mungkin aku bisa benci sama kamu.Justru cinta aku akan terus berkembang,aku akan terus mencintai kamu sampai kapanpun,bahkan sampai aku menutup mata ini”

Mendengar ucapan Dirga yang begitu tulus membuat air mata Arafah kembali menetes.Merasakan bajunya basah,Dirga pun mengurai pelukannya dan menatap istrinya itu bingung.

“Kamu kenapa nangis?”

“Terimakasih sudah mencintai aku.Terimakasih Ga,terimaksih untuk semua tawa,
tangis,bahagia,dan cinta yang udah kamu beri ke aku”ucap Arafah sambil menyeka air matanya.

“Kamu nggak perlu bilang gitu,karena yang seharusnya berterimakasih itu aku.Terimakasih sudah datang dalam kehidupanku,memberi cahaya terang dalam hidupanku yang sebelumnya gelap gulita”kata Dirga mencium kening Arafah dengan penuh kasih sayang.

Arafah pun tersenyum lalu kembali memeluk Dirga,begitu pula sebaliknya.

‘Ya Allah semoga apa yang aku lakukan nanti adalah yang terbaik untukku dan Dirga,amin’Arafah berdoa dalam hati.

Jodoh Pandangan Pertama (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang