WARNING!!!
(TYPO BERHAMBURAN)Dan disinilah Arafah sekarang,berada dalam kamarnya dengan pintu yang dikunci rapat.Rasanya perasaan Arafah kini bercampur aduk menjadi satu setelah mendengar permintaan Ayahnya tadi.Arafah terus menangis disamping tempat tidurnya,bingung dengan jawaban apa yang akan diberikan pada Ayahnya nanti.
Flashback on
“Menikahlah”
Seketika Arafah langsung membulatkan matanya setelah mendengar ucapan Ayahnya itu.
“Ma..maksud Ayah apa?”tanya Arafah tak mengerti dengan ucapan Ayahnya itu.
“Kamu ingat Om Dwi yang tadi siang datang kemari kan?”
Arafah mengangguk menjawab pertanyaan Ayahnya.“Dia mengingatkan Ayah tentang sesuatu yang sebelumnya Ayah lupakan”
“Apa itu Yah?”
“Ayah kamu punya hutang dengan Om Dwi”kini Mamanya angkat bicara “Jumlahnya terlalu besar sehingga Ayah kamu tidak bisa melunasi hutang tersebut”
Arafah terus memperhatikan pembicaraan Mamanya,mencoba mencerna apa hubungannya dengan permintaan Ayahnya yang menginginkan ia untuk menikah.“Dan Ayah kamu terancam masuk penjara sayang”jelas sang Mama sambil menggenggam tangan Arafah “Karena sampai detik ini Ayah kamu masih belum bisa melunasi hutang itu”
“Nggak mungkin”ucap Arafah sambil memandang ke arah Ayahnya yang hanya bisa menundukkan kepalanya.
“Tapi kamu bisa selamatin Ayah kamu sayang”
“Gimana caranya Ma?”
“Menikah dengan anak dari Om Dwi”
Deg...
Arafah langsung menarik tangannya dari genggaman tangan Liza,rasanya ia masih tak percaya dengan apa yang didengarnya ini.
“Mama dan Ayah tidak akan memaksa kamu untuk menyetujui ini sayang,semua pilihan ada ditangan kamu.Tapi kamu juga harus mempertimbangkan konsekuensi apa yang akan terjadi dengan keputusan yang akan kamu ambil nantinya”
Flashback off
“Apa yang harus aku lakuin?”tanya Arafah pada dirinya sendiri.
Arafah benar-benar tak tahu keputusan apa yang harus diambilnya.Semuanya terasa begitu mendadak baginya.Mulai dari pertemuan dengan Ayahnya sampai pernikahan yang harus ia jalani jika Arafah ingin menyelamatkan Ayahnya.Dan sekarang yang bisa ia lakukan hanyalah menangis pasrah dengan dengan apa yang akan terjadi nanti.
Arafah tahu,semua keputusan yang akan diambilnya sangatlah beresiko bagi dirinya maupun orang lain dan sangatlah baik jika ia bisa memilih keputusan yang nantinya tidak merugikan banyak pihak.
Arafah pun berjalan dan mengambil sebuah kotak kecil didalam tasnya.Dalam kotak tersebut tersimpan gantungan kunci berbentuk hati pemberian dari Giga.Arafah tidak akan pernah lupa bagaimana Giga memintanya menjaga gantungan kunci itu seperti Arafah menjaga hati Giga.
“Aku harus ngambil keputusan ini Ga.Maafin aku”ucapnya lirih disela-sela isakan tangisnya sambil mencium gantungan kunci digenggaman tangannya.
*************************“Ara udah putusin semuanya yah”ucap Arafah disela-sela kegiatan sarapan keluarganya.
Rafi dan Liza yang mendengar kata-kata Arafah itu pun langsung memandang ke arah putri mereka itu.“Ara terima pernikahan dengan anak Om Dwi”ucapnya lirih sambil menahan air matanya yang ingin segera keluar.
Rafi yang mendengar ucapan putrinya itu pun kaget bukan main.Ia tak menyangka bahwa Arafah akan menyetujui pernikahan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pandangan Pertama (Completed)
Romantizm"Aku tak tahu kenapa Tuhan mempertemukanku denganmu dan mengapa harus denganmu?.Entahlah,yang aku tahu hidupku menjadi semakin rumit setelah kehadiranmu" (Arafah Adhwa Poldi) "Aku tak tahu kenapa Tuhan mempertemukanku denganmu dan mengapa harus deng...