3. Piano or Harpa

958 139 15
                                    

"Kau terlihat lesu sekali." Tegur Hwang Li pada Jira.

"Jeongmal ?" Jawab Jira dengan sebuah pertanyaan.

Jira tau jika dia memang sedang malas. Bahkan Jira memang terlihat malas setiap hari. Mungkin hari ini Jira terlihat lebih malas dari biasanya.

"Nde. Ada apa ? Bukankah hari ini ada pelajaran seni menggambar ?"

"Bukan karena itu juga." Jira malas karena mengingat hari ini dan hari selanjutnya dia akan bertemu Jihoon di rumah. Belajar pelajaran yang sangat dia hindari.

"Lalu ?"

"Tidak terlalu penting untukku." Tapi mungkin akan penting bagi Hwang Li. Karena dia salah satu pemuja dan penggemar Jihoon.

"Jika tidak penting kau tidak mungkin selesu ini."

"Percayalah ! Aku tidak ada masalah." Tidak akan ada masalah jika Jira tidak menceritakannya. Jika tidak bukan hanya teman - temannya yang menyerang Jira. Tapi Jihoon juga akan mengutuknya.

"Baiklah." Nyerah Hwang Li.

Lalu dia kembali terlihat cerah. Sepertinya dia akan menceritakan tentang salah satu dari 13 pria itu lagi. "Jira-ya, apa kau tau...?"

"Aniya."

"Aku belum selesai bicara." Jira kembali memberikan perhatian pada temannya itu.

"Katanya Seungcheol akan membuat boygroup dan yang akan memproduksi lagu - lagu mereka adalah Woozi." Kata Hwang Li exited.

"Lalu ?"

"Kau bisa bayangkan bagaimana 2 pria populer itu berinteraksi setiap hari. Aku juga berpikir mungkin Seungcheol dan Woozi akan membuat grup itu berisikan orang - orang populer di sekolah ini."

"Aku yang membayangkannya saja sudah sesak nafas. Bagaimana jika itu menjadi kenyataan ??! Mungkin aku sudah pingsan."

"Kau berlebihan." Respon Jira.

"Ish.. Kau ini. Matamu benar - benar bermasalah. Bagaimana kau tidak melirik mereka ?! Wajah mereka bahkan di atas rata - rata semua." Protes Hwang Li.

"Mungkin ada beberapa yang terlihat lebih imut daripada tampan." Sanggahnya sendiri.

"Mungkin memang benar mataku bermasalah."

Jira membenarkan kata - kata Hwang Li. Bahkan disaat ada salah satu dari pria itu didekatnya, tidak ada yang berubah dengan pikirannya. Tetap sama. Dia tidak menyukai mereka.

"Kau tidak marah ?" Bingung Hwang Li.

"Aniya. Aku mengakui mereka semua tampan. Tapi aku tetap tidak memiliki rasa sama mereka."

"Aku punya teman yang aneh."

Jira hanya tersenyum datar. "Lagipula pesaingmu juga berkurang bukan ?!"

"Benar juga. Jadi aku boleh mendekati Woozi kan ?!" Tanya Hwang Li.

"Memangnya aku siapa dia ? Sampai kau meminta izin padaku."

"Habisnya appamu itu saingan Woozi. Nanti jika kau ada masalah, akan berpengaruh ke temannya lagi." Kata Hwang Li agak aneh menurut Jira.

"Kau juga aneh. Tidak ada hubungannya antara aku, appaku dan Jihoon. Jika ada pun, Jihoon akan bersikap profesional dengan pekerjaannya." Tutur Jira.

"Kau seperti penggemar Woozi saja sampai membela dan memuji Woozi." Komen Hwang Li cukup membuat Jira tersentak.

Kenapa aku kelepasan memuji Jihoon begini ? Bagaimana jika Hwang Li curiga ?!

PartitureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang