"Princess Jira !!!! Wake up !!!"
"Bangun tukang tidur !!!"
"Kau ini apaan sih pagi - pagi sudah berisik." Jira kembali menyelimuti dirinya dengan selimut.
"Ishh.. Cantik - cantik tukang tidur. Cepat bangun." Komentar Hwang Li. Suaranya makin menjadi - jadi berisiknya.
"Aku lelah Li-ya. Kau kan tau jadwalku kemarin padat. Aku masih mengantuk. Lagipula tidak ada jadwal atau janjikan pagi ini." Mata Jira masih terpejam kuat. Tidak ada niatan untuk membuka mata sedikit pun.
"Siapa bilang kau tidak ada janji ?!"
Seketika mata Jira langsung membulat. Dia duduk tegak melihat Hwang Li. "Memang aku ada janji pagi ini ??!!!"
"Ne. Janji denganku untuk ke salon. Kajja Jira-ya !!" Rengek Hwang Li.
"Aigoo.. Hwang Li-ya.." Jira kembali merebahkan tubuhnya di kasur.
"Yak !! Jira-ya.. Kenapa kembali tidur !!? Kau janji dengan orang lain bisa tepat waktu. Masa denganku kau tidak bisa janji."
"Janji denganmu bisa kapan saja. Hanya ke salon kan. Nanti setelah aku bertemu produser di agensi Pledis, kita akan langsung ke salon. Kali ini aku janji. Biarkan aku tidur setidaknya sampai jam 7. Juseyo !!!" Mohon Jira.
"Andwaeyo." Tolak Hwang Li tegas. Dia menarik selimut Jira dan menarik Jira untuk kembali duduk.
"Kau harus tampil cantik ke agensi Pledis nanti. Di sana itu agensi yang menaungi Seventeen. Siapa tau kau akan bertemu Woozi dan dia terpukau denganmu nanti."
Mungkin Hwang Li mengharapkan reaksi semangat dari Jira jika dia menyebut nama Jihoon. Tapi nyatanya dia tidak bisa bersemangat kembali mendengar nama itu. Karena Jihoon berkata sudah menemukan orang lain yang disukainya, Jira jadi tidak bisa berharap lebih dari Jihoon. Walaupun masih ada sedikit harapan dihatinya. Tapi itu pun sudah mulai padam.
"Mereka itu sibuk. Tidak mungkin setiap saat bisa di gedung Pledis. Pasti mereka ada acara lain." Alasan Jira.
"Berharap saja mereka sedang freetime."
"Sudah sekarang kau mandi dan bersiap. Aku ingin segera ke salon." Paksa Hwang Li lagi.
Dengan terpaksa Jira berdiri dari kasurnya. "Baik nyonya." Ledek Jira sebelum akhirnya dia masuk ke kamar mandi.
☆☆☆
"Li-ya, siapa nama produser yang akan ku temui nanti ?" Tanya Jira di dalam mobil yang akan mengantar mereka menuju gedung Pledis.
"Aku lupa namanya. Tapi dia produser yang cukup terkenal akhir - akhir ini." Jawab Hwang Li.
"Kalau terkenal, kau pasti sudah tau namanya dari awal. Lalu aku juga tau dengan orang itu karena appaku punya jaringan yang cukup luas dengan beberapa produser."
"Tapi appamu belum memiliki kontrak dengannya. Dia bisa terbilang masih sangat muda." Kata Hwang Li.
"Berarti dia orang yang hebat ya. Tapi kenapa aku tidak tau ??"
"Entahlah."
☆
Jira menunggu sendirian di ruang tunggu gedung Pledis. Hwang Li ada di cafe terdekat untuk memesan makanan. Kebetulan mereka sama - sama belum makan dari pagi. Jadilah Hwang Li memesan dan makan dahulu di sana selama Jira akan bertemu produser di agensi ini.
Entah siapa produser yang dimaksud Hwang Li nanti. Ini juga pertama kalinya dia menginjakkan kaki di gedung Pledis. Yang pasti produser itu masih muda dan cukup hebat dibidang musik karena sudah dikenal banyak orang. Sungguh terhormat juga jika produser itu mau bekerja sama dengannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partiture
FanfictionSuatu hal yang tak ingin ku tau, tapi harus ku kuasai. Suatu hal yang tak ku suka, tapi terpaksa ku suka. Suatu hal yang mengubah kehidupanku dan suatu hal yang memaksaku untuk dekat dengannya. Lee Jihoon atau biasa dikenal Woozi. Pria yg ku tau han...