Pergerakan pensil tidak terhenti - henti di atas kertas. Dengan banyaknya tumpukan kertas bernasib sama dengan lainnya di bawah lantai.
Sudah tidak terhitung berapa kertas. Berapa kata. Berapa coretan yang jira toleh diberbagai remasan kertas yang sudah berserakan di kantor Jihoon.
Hari ini dia sendirian di kantor Jihoon. Sedangkan pemiliknya pergi ke sebuah gedung agensi bersama Seungcheol dan beberapa orang di dorm ini. Saat Jira datang, hanya ada Soonyoung, Seokmin dan Seungkwan. Lalu mereka bertiga langsung menyuruh Jira ke kantor Jihoon sendiri dan membaca note yang ada di tumpukan kertas. Dan beginilah kadaan Jira sekarang.
Otak Jira sudah hampir mendidih memikirkan kata untuk membuat sebuah lagu. Dia bukan seorang penulis. Dia juga tidak puitis. Dan dia tidak tau bagaimana cara menulis lirik.
"Jika Jihoon datang, akan ku lempari semua tumpukan kertas ini ke wajahnya itu." Kesal Jira meremukan kertas terakhir yang ada di meja itu.
Sekarang Jira harus apa ? Tidak ada kertas lagi. "Aish.."
Jira baru sadar. Kenapa kertasnya tidak dipakai untuk menggambar ? Sekarang Jira baru menyesali perbuatannya.
"Jira noona.. Woaahh~" Vernon menutup mulutnya setelah melihat seberapa berantakannya kantor Jihoon.
"Apa yang noona lakukan dengan ruangan Woozi hyung ?!" Ucap Vernon sambil setengah tertawa.
Jira terkekeh malu. "Aku sedang frustasi. Jihoon menyuruhku menulis lirik sedangkan dia belum pernah mengajarkannya padaku."
"Kalau begitu bagaimana jika noona membantu kami memasak ?"
"Tapi aku tidak bisa memasak."
"Kami juga tidak bisa. Dokyeom hyung juga hanya bisa memasak nasi. Jadi kami hanya butuh pendapat dengan bumbu - bumbunya." Dengan ragu Jira mengiyakan perkataan Vernon.
"Noona-ya, tolong bantu kami !" Pinta ketiga trio berisik itu. Jira jadi bingung. Dia sendiri tidak pernah ke dapur. Semua makanan selalu tersedia ketika jam makan. Dia sampai tidak sadar jika Soonyoung juga ikut memanggilnya noona. Padahal jelas - jelas mereka seumuran dan lebih tua Soonyoung beberapa bulan.
"Tapi aku tidak bisa memasak."
"Noona lihat dan beri pendapat saja."
Jira akhirnya mengangguk. Seokmin mulai memberikan beberapa bumbu untuk membuat bokkeumbap namun tanpa tambahan kimchi. Seungkwan ikut membantu mengaduk nasi itu. Soonyoung juga ikut andil dalam menyemangati Seokmin dan Seungkwan memasak. Sedangkan aku dan Vernon hanya memperhatikan Seokmin dan Seungkwan.
"Coba noona cicipi !" Pinta Seungkwan.
Seokmin menuangkan sedikit bokkeumbap di tangan Jira. Jira mencicipinya. "Tidak ada rasa."
"Mungkin harus dikasih kecap lagi." Kata Vernon. Seokmin mengikuti arahan Vernon.
"Terlalu manis." Kata Jira.
"Garam." Kata Seungkwan. Kembali Seokmin mengikuti arahan adik 1 dormnya.
"Kali ini biar aku yang cicipi. Kasihan Jira selalu mencoba yang belum enak." Kata Soonyoung menahan tangan Seokmin yang hampir menuangkan kembali nasi itu di tangan Jira.
Berbeda dengan Jira. Seokmin menuangkan lebih banyak nasi ke tangan Soonyoung. Membuat Jira terkekeh.
Soonyoung begitu serius mengecap. "Mian Jira-ssi. Kali ini masakannya enak." Kata Soonyoung dengan wakah menyesal.
"Jinjja ?" Kata Seokmin tidak percaya. Kali ini dia yang mencobanya.
"Ehm.. Maja. Noona mau mencobanya ?" Tawar Seokmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partiture
ФанфикSuatu hal yang tak ingin ku tau, tapi harus ku kuasai. Suatu hal yang tak ku suka, tapi terpaksa ku suka. Suatu hal yang mengubah kehidupanku dan suatu hal yang memaksaku untuk dekat dengannya. Lee Jihoon atau biasa dikenal Woozi. Pria yg ku tau han...