4. Perubahan

913 130 41
                                    

Pagi ini tidak seperti biasanya Jira bersemangat dalam pelajaran musik. Bukan karena dia mulai menyukainya. Tapi karena dia mendapat kabar dari appanya jika Jihoon tidak bisa mengajarnya hari ini karena sebuah urusan.

Jira senang, dia tidak perlu susah - susah membuang waktunya untuk belajar musik. Dia bisa meluangkan waktunya kembali untuk mengisi buku sketsanya.

"Kenapa kau senyam senyum begitu ?" Tegur Hwang Li.

"Moodku sedang bagus."

"Appamu membiarkanmu menggambar ?" Tebak Hwang Li.

"Aniya."

"Lalu ?"

"Tidak apa." Hwang Li mengerucutkan bibirnya.

"Hei.. katanya.."

"Jangan katakan." Potong Jira membuat Hwang Li kembali mengerucutkan bibirnya.

"Aku hanya ingin cerita."

"Tapi ceritamu pasti tentang itu - itu lagi." Protes Jira. Dia sudah bosan mendengarnya.

"Jebal ! Aku hanya ingin mengungkapkan seberapa sukanya aku pada mereka."

"Katakan itu pada penggemar mereka lainnya. Mereka pasti akan mendengarkanmu."

"Aku maunya denganmu. Bisa saja aku membuatmu menyukai mereka."

"Apa untungnya kau membuatku suka dengan mereka ? Itu sama saja kau menarik pesaing baru."

"Iya juga. Tapi itu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi seorang fangirl karena berhasil menarik orang lain untuk menyukai biasnya."

Jira berdecak lidah. Dia tidak akan tau bagaimana rasanya seorang fangirl sebelum dia merasakannya sendiri. Tapi dia berharap tidak masuk ke dalam sana. Karena berdasarkan pengamatannya. Orang - orang yang sudah menjadi fangirl atau fanboy akan sulit keluar dari kebiasaan itu.

"Baiklah. Ceritakan !" Dengan malas Jira mendengarkan Hwang Li.

"Aku dengar katanya Woozi sedang mengajar musik kepada seseorang." Itu cukup membuat Jira tertegun.

"Nuguya ?" Tanya Jira.

"Entahlah. Belum ada yang tau. Aku hanya mendengarkan gosip saja." Jira dapat bernafas lega.

"Tapi ada yang melihat Woozi juga pergi ke arah yang berbeda dari arah rumahnya." Jira kembali tegang.

"Kalian para fangirl sangat menyeramkan." Komen Jira.

"Menyeramkan ?"

"Kalian menguntit Woozi sampai tau letak rumahnya. Itu menyeramkan sepert sasaeng fans."

"Kami bukan sasaeng fans." Tolak Hwang Li tidak terima. "Kami tau rumah Woozi dari data sekolah dan kami tidak pernah mengikuti Woozi ke mana pun dia pergi. Kami fangirl tetap menghargai privasi Woozi."

Ok. Jira tersentuh dengan kata - kata itu. Tapi itu tetap menyeramkan. Bagaimana jika mereka semua tau jika Jira lah yang menjadi murid Jihoon ? Jira tidak bisa membayangkannya.

"Kau sepertinya tertarik dengan berita ini. Apa kau mulai tertarik dengan Woozi ?" Semangat Hwang Li.

"Aniya. Aku tidak percaya saja kalian para fangirl bisa mendapatkan informasi seperti ini."

"Itulah kehebatan kami." Bangga Hwang Li lagi.

"Menyeramkan."

☆☆☆

Kring...

Bel petanda pulang sekolah telah berbunyi. Jira dengan santai membereskan barang - barangnya di saat semua orang dengan semangat bergegas untuk pulang.

PartitureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang