30. Kabur (1)

620 97 47
                                    

Seminggu telah berlalu. Kehidupan sekolah Jira berjalan dengan tidak semestinya. Setelah para sunbae itu mengancam, tidak pernah ada yang mau bicara dengan Jira. Jihoon dan teman - temannya tidak pernah terdengar lagi di telinga Jira. Suara berisik Hwang Li juga tidak menemani hari - harinya. Semua menjadi lebih hampa. Di rumah dia juga tidak memiliki teman. Appanya selalu sibuk dengan pekerjaannya. Hanya beberapa pembantu yang sibuk dengan urusan rumah.

Setiap hari tidak ada hari tanpa air mata. Jira tidak tau kenapa dirinya menjadi selemah ini. Setiap pagi matanya pasti bengkak dan panas karena menangis semalaman. Jira benci harus menangis seperti ini. Tapi dia tidak pernah bisa menghentikannya. Ingin rasanya Jira menyerah untuk hidupnya saat ini.

"Nona, kita sudah sampai sekolah." Jira mengangguk. Lalu pergi memasuki gerbang.

Namun.. Jira tidak sepenuhnya memasuki sekolah. Setelah merasa supirnya sudah kembali ke rumah. Jira keluar mengendap - endap melewati satpam. Lalu berlari ke tujuan semalamnya. Dia kabur. Untuk saat ini, dia ingin pergi saja dari kehidupan ini. Tidak peduli dengan apa yang akan terjadi. Lagipula tidak akan ada yang mencarinya.

☆☆☆

"Woozi-ya, kau tau di mana Jira sekarang ?" Tanya Jun menghampiri kursi Jihoon.

"Tidak tau." Ketus Jihoon.

"Kau benar tidak melihatnya pagi ini ?" Tanya Jun lagi.

"Memangnya apa urusanku ? Dia sudah bukan urusanku." Jihoon tetap fokus dengan game yang ada di handphonenya.

Soonyoung yang ada di kursinya langsung berdiri menghampiri Jihoon dan menjitak kepala temannya itu.

"YA ! Apa yang kau lakukan !!!?" Kesal Jihoon.

"Ikut aku !!" Soonyoung menarik Jihoon keluar kelas. Diikuti Jun dari belakangnya.

"Aku bisa jalan sendiri." Jihoon menghempaskan tangannya dari pegangan Soonyoung.

Sesampainya di dekat gudang. Soonyoung langsung menatap kesal Jihoon.

"Ada apa denganmu ?? Seminggu terakhir ini kau selalu mengabaikan Jira. Kau tidak tau kondisinya saat ini ?!" Teriak Soonyoung.

"Aku tidak apa - apa. Memangnya ada yang aneh aku seperti ini. Lagipula Jira sudah bukan urusanku." Cuek Jihoon.

"Aku tau perasaanmu pada Jira. Apa itu sikap yang pantas untuk diperlihatkan pada Jira ??"

Dari dekat Jun hanya memandangi keduanya yang bertengkar. Siap - siap jika mereka mau beradu fisik.

"Tidak ada yang penting lagi. Dia sendiri juga tidak menginginkanku lagi." Jawaban santai Jihoon membakar emosi Soonyoung.

Soonyoung mengepalkan tangannya kuat siap untuk menghantam pipi Jihoon. Namun ditahan Jun. "Tahan emosimu." Kata Jun.

"Apa kau tidak peduli ?! Selama ini Jira di bully oleh Karin sunbae dan teman - temannya. Sekarang tidak ada yang berada di dekatnya. Belakangan ini Jira terlihat murung dan kacau. Apa kau tidak khawatir dengan kondisinya itu ??" Teriak Soonyoung lagi.

Jihoon tersenyum hambar. "Kalaupun aku peduli, dia sendiri juga sudah tidak membutuhkanku. Aku mau khawatir juga tidak ada gunanya."

"Kau benar - benar membuatku muak, Woozi-ya. Bagaimana bisa temanku yang manly jadi kacang yang hanya diam melihat gadis yang disayanginya terluka ??" Serang Soonyoung terus.

"Memangnya kau tau apa tentangku dan Jira. Kalian hanya meminta dan menyuruh. Lalu kalian menjerumuskanku juga untuk mendekati Jira."

Soonyoung maju semakin dekat. Mencengkran kerah baju Jihoon. Mereka saling adu tatap. Sedangkan Jun berusaha menjadi penengah agar Soonyoung tidak semakin terbawa emosi.

PartitureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang