"Kenapa mukamu ditekuk seperti itu ?" Tanya Jun khawatir.
Saat Jun baru datang sampai sudah ada di ruang musik keluarga Jira, gadis itu terus saja menekuk wajahnya. Entah apa yang sedang dipikirkan Jira. Jihoon juga sulit dihubungi sedari tadi. 2 orang ini membuat Jun pusing sekarang.
"Nan gwaenchanayo."
"Apanya tidak apa - apa ? Jika Woozi melihatmu seperti ini, bisa - bisa aku diintrogasi Woozi karena dikira melakukan apa - apa padamu. Kalau ada masalah ceritakan saja. Anggap aku kakakmu." Kata Jun.
Jira memang tidak ada apa - apa. Hanya pikirannya terus disita oleh perkataan appanya. Setelah berpikir tidak akan ada permintaan lagi dari appanya. Ternyata pagi ini appanya memberitahu jika Jira mendapat undangan sebagai bintang tamu disebuah acara TV. Itulah yang membuat Jira bimbang. Jira tidak bisa menolaknya karena itu undangan. Tapi Jira juga takut karena wajahnya akan terlihat. Dia akan gugup jika langsung tertangkap kamera.
"Bukan masalah besar kok. Hanya saja.. Appa berkata aku ada undangan sebagai bintang tamu disebuah acara talk show. Aku tidak ingin ke tampil di acara seperti itu. Aku tidak mau."
"Tap kau sudah memulainya. Tidak bisa tiba - tiba berhenti dan membatalkannya. Kalau kau menolaknya, bisa - bisa karir tuan Yoon yang terancam. Mungkin tidak terancam. Hanya akan disunjing dengan rumor yang tidak enak. Kau tau kan persaingan di Korea sangat kuat. Dengan sunjingan itu, para pesaing tuan Yoon akan sangat mudah menjatuhkannya."
Perkataan Jun tidak dapat dibantah Jira. Kenyataannya memang seperti itulah persaingan di dunia entertaiment. Jika tidak bisa menjaga nama baik atau komitmen. Maka di saat itu juga dia akan jatuh. Lalu bagaimana jika Jira memang dari awal tidak mau. Dia hanya mengikuti permintaan appanya. Dari awal dia memang tidak ingin menjadi entertaint ataupun idol.
"Lalu apa yang harus ku lakukan ?"
"Untuk sekarang lanjutkan saja. Lagipula dunia entertaint tidak seburuk yang kau bayangkan. Kalau kau terbiasa, kau akan menikmatinya. Seperti kami. Di dunia entertaint, kita juga bisa melakukan apa yang kita suka selain hanya tampil di TV dan bermusik."
"Contohnya ?"
Jun berpikir. "Siapa yang cocokku jadikan contoh ya ?!" Gumam Jun pada diri sendiri. "Ahh.. Seperti The8. Dia suka fotografi. Setiap kesempatan, dia pasti mengambil gambar walau dengan karirnya sebagai bboy. Lalu Wonwoo. Dia memang jarang terlihat melakukan show sih. Tapi dia banyak siaran off air. Selama melakukan siaran itu, Wonwoo selalu menyempatkan dirinya untuk membaca bukunya karena dia suka baca buku. Lalu kau juga bisa liat kami semua. Dijadwal - jadwal kami, kami masih bisa bersenang - senang dan bercanda bersama walaupun kami sibuk dengan urusan masing - masing dan sekolah." Cerita Jun.
"Kau hanya perlu menyesuaikan diri saja. Jangan terlalu memikirkan buruknya hal yang tidak kau suka. Bisa saja hal yang kau tidak suka itu malah merupakan masa depanmu dan bakat yang tidak sembarangan orang miliki." Jun menepuk pundak Jira sambil tersenyum menguatkan.
"Aku tidak menyesal bercerita denganmu. Kau memang seperti seorang kakak." Jira memeluk Jun sebagai tanda terima kasih dan kelegaannya.
Pada dasarnya, Jira bukan orang yang sembarangan memeluk orang. Tapi jika dia sudah nyaman dengan orang tersebut. Jira selalu menyampaikan terima kasihnya melalui pelukan. Terutama saat Jun mau dianggap kakak oleh Jira.
"Heol.. Jangan memelukku !" Tolak Jun. "Walaupun sebenarnya aku tidak menolak. Tapi Woozi bisa - bisa mencincangku jika tau kau memelukku."
Jira tertawa kecil. "Kau takut sekali dengan Jihoon. Diakan lebih kecil darimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Partiture
FanfictionSuatu hal yang tak ingin ku tau, tapi harus ku kuasai. Suatu hal yang tak ku suka, tapi terpaksa ku suka. Suatu hal yang mengubah kehidupanku dan suatu hal yang memaksaku untuk dekat dengannya. Lee Jihoon atau biasa dikenal Woozi. Pria yg ku tau han...