16. Dating

760 98 49
                                    

Kringg..

Suara interkom mengganggu Jira di pagi - pagi buta. Pelakunya tidak lain dan tidak bukan pasti appanya.

Dengan setengah sadar, Jira berjalan ke dekat pintunya untuk menjawab interkom yang berisik itu.

"Annyeonghaseyo. Ne appa ?"

"Sebelum berangkat sekolah, temui appa di kantor." Perintah appanya langsung mematikan interkom itu.

Jira mengusap wajahnya dengan kasar. Kesal iya. Marah ingin. Teriak tidak bisa. Jira tidak pernah bisa menyuarakan kekesalannya dengan teriakan. Dan sekarang sudah tidak terhitung berapa kekesalan yang sudah dia tumpuk.

Karena sudah tidak bisa kembali tidur. Jira melangkahkan tubuhnya untuk segera mandi. Berniat menemui appanya sebelum makan.

Tuk.. Tuk.. Tuk..

"Masuk !"

"Kenapa appa memanggilku ?" To the point Jira.

"Appa sudah melihat perkembanganmu akhir - akhir ini. Sepertinya appa bisa memberikan 1 tugas untukmu."

"..."

"Appa ingin kamu membuat sebuah lagu."

"Appa tidak seriuskan ? Jihoon pasti juga bilang aku belum bisa menulis lirik. Bagaimana appa bisa memberikanku tugas yang mustahil itu !?" Protes Jira.

"Ye. Woozi sudah mengatakannya juga. Tapi appa yakin kau bisa membuat sebuah lagu. Bagi appa menulis lirik itu hanya tambahan. Dengan bisa membuat nada, lirik itu akan terpikir sendirinya."

"Itu untuk appa. Aku berbeda dengan appa. Aku sama sekali belum memiliki modal untuk membuat lagu."

"Appa akan memberikan waktu sebisamu sampai lagu itu selesai. Sebulan, 3 bulan atau setahun. Akan appa tunggu."

Appa sudah kehilangan akal. Tidak mungkin appa mau menunggunya selama setahun.

"..."

"Kau setuju ?"

"..."

"Kau punya guru, kau bisa meminta masukan darinya."

"Aniyo. Aku akan membuatnya sendiri. Aku tidak ingin Jihoon ikut campur dengan ini." Tegas Jira.

"Baik. Kalau begitu kau menyetujuinya ?" Jira mengangguk.

"Sekarang kau boleh sarapan dan berangkat. Belajar yang baik !"

Jira menggenggam knop pintu itu cukup kuat sambil menarik untuk menutupnya.

☆☆☆

Apa yang harus ku lakukan ? Kenapa juga aku mengiyakan permintaan appa dengan mudah ? Bahkan aku mengatakan tidak butuh bantuan Jihoon. Aku sudah gila. Aku terbawa emosi tadi. Ottokae ??? Jihoon-ssi, aku butuh bantuanmu.

Di saat Jira bergulat dengan pikirannya. Hwang Li datang dengan wajah murung dan tidak seceria biasanya.

"Waeyo? Tidak biasanya kau tidak bersemangat seperti ini." Kata Jira.

"Aku memang sedang tidak bersemangat. Ada kabar buruk tentang Woozi."

Wae ?? Jihoon kenapa ? Dia sakit ?? "Ada apa ?"

"Ada yang melihat Woozi melakukan dating dengan seorang perempuan."

"Ohh.. Dating." Ehh.. Dating ?? Dengan siapa ????

PartitureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang