Sebuah kaset sudah tersedia di atas meja komputer. Sudah siap untuk dimasukan dan diisi dengan sebuah rekaman lagu.
Jira sangat senang usahanya sejauh ini berhasil. Lagu yang dia ciptakan juga sangat memuaskannya. Sekarang, bukan hanya lagu dari penyanyi lain yang bisa menggambarkan isi hatinya, tapi lagunya sendiri. Ciptaannya sendiri yang nyata dan asli menggambarkan dirinya. Dan ini berkat bantuan Jihoon juga.
Cepat - cepat Jira memasukan lagunya ke kaset kosong itu. Membawakan kaset itu untuk appanya nanti. Setelah itu dia akan mengirimkan lagunya pada Jihoon.
Tuk.. Tuk.. Tuk..
"Masuk !"
Tanpa bersuara dan menunggu appanya berkata lagi. Jira menaruh kaset itu di atas mejanya.
Appa Jira mengambil kaset itu. Melihatnya sesaat dan langsung memasukkan kaset itu ke laptopnya. Dengan earphone yang belum terlepas dari telinga appanya, appa Jira mendengarkan lagu yang dibuat anaknya itu.
Dia menutup matanya dan menggangguk puas. "Great." Singkat appa Jira.
"Kalau begitu tugasku selesai. Aku akan keluar."
"Sebentar !" Jira kembali menghadap appanya dan mendapati appanya sudah menatapnya serius.
"Kebetulan appa ada siaran disebuah acara radio. Appa ingin kau yang menggantikan appa dan memperkenalkan lagumu ini."
"Aku tidak mau." Tolak Jira mentah - mentah.
"Wae ? Hitung - hitung untuk memperkenalkanmu di dunia musik."
"Aku tidak pernah mau masuk di dunia musik. Aku ingin masuk di dunia seni rupa seperti eomma !"
"Waeyo ??! Apa karena eommamu telah pergi dan kau mau meneruskan bakatnya ?!" Appanya ikut emosi.
"Kenapa appa berkata seperti itu ? Aku suka menggambar. Dulu appa tidak pernah melarangku." Jira menahan air matanya.
"Appa ingin kau juga meneruskan bakat appa." Kata appanya lemah. "Kalau appamu ini yang meninggal duluan, apa kau akan meneruskan bakatku ini ?"
Jira terdiam. Dia tidak bisa menjwab. Dia tidak pernah memikirkan itu. Jira menekui gambar juga setelah eommanya meninggal. Apa dia juga akan beralih ke musik jika appanya yang meninggal ?
Tidak ada yang Jira inginkan. Dia tidak pernah mengharapkan bakat apapun. Dia tidak ingin meneruskan bakat siapapun. Dia hanya ingin keluarganya utuh. Tidak ada yang pergi ataupun menghilang.
Dan karena gambar. Dia selalu merasa eommanya ada didekatnya. Maka dari itu dia menekuni bakat eommanya.
"Aku tidak mau membahas itu. Baiklah. Aku akan mengisi saluran radio itu." Ucap Jira dengan berat hati.
Appa Jira tersenyum tipis. Dia memberitahu di mana tempat radio itu dan kapan dia harus ke sana. Dan 3 minggu lagi, dia harus mengisi acara radio itu.
Jira berjalan keluar kantor appanya dengan lesu. Rasa ingin kabur dan pergi itu kembali mendatanginya. Kenapa di rumah sendiri dia merasa tidak nyaman ? Sedangkan di rumah orang lain sangat menyenangkan? Bukankah rumah sendiri akan menjadi tempat ternyaman walau sekumuh apapun tempat yang ditempati.
Di dalam kamar, Jira membaringkan tubuhnya di atas kasur. Membuka sebuah kontak dan hendak mengirimkan pesan.
Hoonie
Jihoon-ssi, laguku sudah jadi •
Tapi ada masalah baru •
Appa memintaku mengisi acara • disebuah radio
Apa yang harus ku lakukan ? •
KAMU SEDANG MEMBACA
Partiture
FanfictionSuatu hal yang tak ingin ku tau, tapi harus ku kuasai. Suatu hal yang tak ku suka, tapi terpaksa ku suka. Suatu hal yang mengubah kehidupanku dan suatu hal yang memaksaku untuk dekat dengannya. Lee Jihoon atau biasa dikenal Woozi. Pria yg ku tau han...