41. Aneh

692 97 129
                                    

Jeng.. jeng..

Sudah 10 vote 😃 Aku terharu :') ini lebih cepat lagi dari minggu lalu.

Thank you so much and happy reading..

☆☆☆

Aneh..

Hari ini Jihoon merasa aneh. Terlalu aneh. Mungkin hanya bagi Jihoon.

Dia yang setiap hari, setiap jam, setiap menit bahkan mungkin detik bisa menemukan Jira, sekarang dia tidak melihat Jira di manapun. Itu sangat aneh. Sekali lagi, aneh bagi Jihoon.

Dia ingin menanyakan pada teman - temannya tentang keberadaan Jira. Namun dia terlalu gengsi untuk bertanya. Gengsi karena dia tau teman - temannya akan mengolong - olong dan juga menggodanya lagi.

Tapi tidak melihat Jira dalam kurung waktu 6 jam terasa kurang bagi Jihoon. Alhasil dia mengumpulkan keberanian untuk menanyakannya pada Minghao dengan berbisik.

"Hao-ya, kau lihat Jira ?"

"Noona sedang dengan Mingyu di dapur." Jawab Minghao.

"Dari tadi ?"

"Baru saja. Karena tadi noona bersamaku."

Jihoon tampak berpikir. Dia belum melihat gadis itu. Tapi gadis itu sudah bersama dengan teman - temannya.

"Kalau dia sudah selesai dengan Mingyu, minta dia menemuiku !" Pesan Jihoon.

Tuk.. Tuk.. Tuk..

"Jihoon-ah, kau memanggilku ?" Jira mendekati Jihoon yang ada di depan komputernya. Lagi.

"Ahh.. Ne. Tapi tadi."

"Ada apa ?"

"Tidak ada apa - apa. Tidak jadi." Elak Jihoon.

Dari awal dia memanggil Jira hanya untuk melihat gadis itu. Terasa aneh baginya jika dia belum melihat Jira seharipun. Aneh bukan ?!

Jira hanya mengangguk - angguk. Lalu duduk di salah satu kursi yang ada. "Apa ada yang bisa ku bantu ?"

"Kau mau bantu apa ?"

"Apa saja. Sudah lama juga aku tidak berkutik dengan musik."

Jihoon membalikkan kursinya menghadap Jira. "Wah.. Ada apa ini ?? Bukankah kau tidak suka musik ?"

Jira menyengir canggung. "Itu sebelum aku mengenalmu. Sekarang aku mulai menyukainya."

"Tidak mungkinkan, aku menyukai seseorang tapi aku tidak menyukai profesinya." Gumam Jira.

"Mwo ??" Tapi Jihoon tidak mendengarnya karena gumaman Jira benar - benar kecil.

"Aniyo. Tidak ada apa - apa." Elak Jira. "Jadi aku bisa bantu apa ?" Ulang Jira.

"Kalau begitu duduk sini dulu." Jihoon berdiri dari kursinya dan mempersilahkan Jira duduk.

Setelah Jira sudah duduk dan memandang layar komputer. Sudah ada sebuah lagu yang sudah siap rekaman. Jihoon memasangkan headphone yang dipegangnya ke kepala Jira.

"Kau dengarkan dan setelah itu berikan pendapatmu." Ucap Jihoon di belakang telinga Jira. Hembusan nafas Jihoon di leher Jira membuatnya merinding.

Jira mendengarkan lagu buatan Jihoon itu. Lagi - lagi Jihoon berdiri dengan menopang tangannya di sandaran kursi. Jira jadi merasa seperti dipeluk dari belakang.

PartitureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang