5. Dorm

865 125 26
                                    

Sampailah hari terakhir dalam minggu ini Jira melakukan privat dengan Jihoon. Ingin sekali rasanya Jira kabur dan bolos menemui Jihoon.

Tapi dia tidak bisa. Pasalnya dia sudah pernah mencobanya. Ketika itu Jihoon akan terus menelepon dan menerornya dengan mengirimkan banyak pesan sampai Jira membalas dan mau menemuinya.

Lalu ?? Kalian tau apa penyebabnya sampai dia repot - repot melakukan itu ??

Itu karena appa Jira meminta laporan perkembangan dan apa saja yang dipelajari Jira setiap hari. Jika tidak, bukan Jihoon yang rugi karena tidak mendapat bayaran. Tapi Jira lah yang rugi karena akan dimarahi bahkan ditambah jam belajarnya.

Ok. Mungkin Jihoon juga rugi karena akan membuang - buang waktunya lagi untuk mengajarinya. Sampai dia mengatakan alasan sebenarnya meneror Jira saat itu.

"Sepertinya kau lebih tidak berniat belajar." Kata Jihoon.

"Memangnya kapan semangat belajarku meningkat ?!"

"Ehm.. Saat belajar piano."

"Tidak juga." Balas Jira.

Tapi dia menyetujuinya. Jira memang lebih malas hari ini. Alasan utamanya tetap karena belajar musik. Kedua, dia bertemu pria cuek pendiam yang tidak asik bagi Jira. Dan ketiga, yang membuatnya semakin malas hari ini, dia harus datang jauh - jauh ke dorm ini. Dan ini ke-3 kalinya dia sudah mengunjungi dorm ini.

"Kalau begitu aku tidak bisa mengajarimu hari ini." Kata Jihoon membuat Jira terkejut sekaligus semangat.

"Waeyo ?"

"Niatku hari ini akan mengajarkanmu menulis lirik. Tapi karena kamu sedang malas. Menulis pasti tidak akan berhasil."

"Jadi aku boleh pulang sekarang ?"

"Tentu tidak. Apa yang akan ku laporkan pada appamu jika tidak belajar sekarang !?"

Ucapan Jihoon sukses membuat bibir Jira manyun.

"Tidak usah cemberut begitu. Biar ku perlihatkan beberapa alat dan bagian dalam pembuatan lagu."

Jira menghentakkan kakinya mendekati Jihoon. Berdiri tempat disampingnya sambil sedikit membungkuk untuk melihat layar komputer.

Jihoon melirik sedikit ke wajah Jira. Lalu berdiri dan menyentuh pundak Jira dari belakang.

"Duduklah ! Posisi itu pasti tidak nyaman." Jira menatap wajah Jihoon sesaat dan kembali menatap layar komputer. Kenapa dia segentle ini ?! Membuatku merona saja.

Kali ini Jihoon yang membungkuk sambil memegang mouse di tangan kanannya. Jira mendengar ucapan Jihoon dengan jelas dari telinga kanannya karena posisi wajah mereka yang sangat dekat.

"Apa ini lagu yang sedang kau buat ?" Tanya Jira.

"Ani. Ini salah satu lagu yang pernah ku buat untuk Ailee. Ini hanya sebagai contoh untuk belajarmu."

"Tidak terlihat sulit dari dugaanku." Kata Jira saat melihat semua komponen dari komputer itu. Baginya komputer memang mudah dipelajari.

"Ini terlihat mudah karena lagunya sudah jadi. Jika hanya sebuah potongan - potongan nyanyian, kau akan pusing menyusun dan menyesuaikannya."

"Perlihatkan padaku." Kata Jira antusias.

"Chakkaman. Mianhae." Jihoon sedikit memajukan tubuhnya hingga menutupi pandangan Jira dari layar komputer untuk meraih keyboard dan mengetikkan sesuatu.

Aroma tubuh Jihoon tercium jelas dipenciuman Jira. Tidak menyengat dan Jira menyukai aroma mint. Tercium menyegarkan.

"Banyak sekali." Benar kata Jihoon. Kali ini Jira pusing karena melihat banyaknnya file rekaman yang belum tersusun.

PartitureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang