Sudah 13 vote 😃
Thank you reader and happy reading !!
Hati - hati baper ya 😆
☆☆☆
Kegundahan semakin merasuki Jira. Jihoon memang sudah tidak pergi sendiri lagi tanpa Jira. Tapi sikap Jihoon berubah jadi cuek. Mungkin sikap itu memang sikap Jihoon yang asli. Namun Jira tidak pernah dicueki separah ini.
"Noona, tanyakan saja pada hyung langsung daripada noona terus gelisah begini." Kata Seungkwan.
Benar saran Seungkwan. Memang seharusnya Jira menanyakan ini pada Jihoon. Tidak ada gunakanya selama ini dia gelisah, sedih dan curhat ke Seungkwan. Seungkwan sendiri tidak tau apa - apa tentang masalah mereka. Seungkwan hanya menemani Jira untuk menenangkannya selayak noonanya sendiri.
"Tapi aku belum berani." Kata Jira.
"Seingatku, noona yang ku kenal adalah noona yang jujur dan terus terang. Ke mana noona yang ku kenal dulu ?" Semangati Seungkwan.
Jira jadi sedikit bersemangat. "Kau benar. Kenapa aku jadi terpuruk begini. Yang lain juga bilang tidak ada gunanya aku bersedih." Terkekeh Jira. Menertawakan dirinya yang aneh.
"Noona, tertawamu itu mengerikan." Sindir Seungkwan.
"Aku butuh waktu sebentar untuk tertawa biasa."
"Woozi hyung pasti sedang mengalami sesuatu sampai jadi cuek. Kenapa noona tidak menanyakannya dulu ? Mungkin itu akan berhasil." Saran Seungkwan.
"Menurutmu begitu ?"
"Kalau tidak dicoba, tidak akan tau."
"Baiklah." Jira berdiri dan memantapkan dirinya.
"Aku akan menunggu noona di sini. Ku tunggu kabar baik noona." Ucap Seungkwan dengan suara imut.
"Gomawo Seungkwan-ah."
☆
Tukk.. Tukk.. Tukk..
Tidak ada jawaban dari Jihoon. Sekali lagi Jira mengetuk pintu itu dan membukanya setelah berkata permisi.
"Jihoon-ah, aku ingin bicara." Beranikan Jira. Tapi sebelum Jira melangkah masuk, Jihoon menahan Jira agar tidak masuk.
"Sebentar Jira-ya, aku menelepon dulu." Kata Jihoon.
"Bisa kau keluar sebentar." Jira mengangguk pasrah dan menutup pintu itu.
"Ahh.. Tadi aku mau bertanya tentang kejadian beberapa tahun lalu mengenai kecelakaan yang menewaskan seseorang." Tanya Jihoown kepada seseorang di seberang telepon.
Sedangkan Jira masih menyenderkan tubuhnya di balik pintu. Mengusap dadanya sambil berusaha memasukan kembali air matanya.
Ternyata lebih sakit diabaikan Jihoon daripada menjauhinya dulu.
☆☆☆
"Woozi-ya, sepertinya kau harus menjelaskan sesuatu pada Jira." Soonyoung menghampiri Jihoon yang baru keluar dari ruangannya. Langsung mengatakan hal yang meresakan pikirannya.
"Menjelaskan apa ??" Namun Jihoon tidak tau maksud dari Soonyoung.
"Sepertinya Jira salah paham dengan seseorang bernama Jiji di kontakmu."
"Jiji ?" Gumam Jihoon. "Ohh.. Aigoo.."
"Waeyo ? Kau baru sadar jika kau salah. Kau juga mengabaikannya 2 hari ini." Sinis Soonyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partiture
FanfictionSuatu hal yang tak ingin ku tau, tapi harus ku kuasai. Suatu hal yang tak ku suka, tapi terpaksa ku suka. Suatu hal yang mengubah kehidupanku dan suatu hal yang memaksaku untuk dekat dengannya. Lee Jihoon atau biasa dikenal Woozi. Pria yg ku tau han...