"Ohh iya.. Hari ini Jira noona ada penampilan di acara talkshow kan ?" Kata Seungkwan.
"Ohh iya.. Aku lupa." Jun menepuk jidatnya.
Seketika semua orang yang ada di mobil itu rusuh. Mencari orang - orang yang handphonenya bisa digunakan untuk menonton TV.
"Coba sekarang siapa saja yang punya handphone bisa untuk menonton TV, dibuka !" Perintah Seungcheol.
"Hyung, bukannya bisa ?" Kata Vernon.
"Handphoneku mati. Yang lain saja. Kalau tidak salah Woozi bisa kan ?" Kata Seungcheol.
"Hyung.. Pinjam handphonenya." Panggil Seungkwan sambil menggoyang - goyangkan Jihoon yang tertidur dengan ditutupi jekat musim dinginnya.
"Aku mengantuk. Handphonenya ada di saku celanaku. Aku malas mengambilnya." Erang Jihoon. Bergerak memunggungi Seungkwan yang ada di sebelahnya.
"Memangnya kau tidak mau melihat Jira ?" Tanya Soonyoung menengok ke belakang untuk melihat Jihoon yang duduk di belakangnya.
"Besok aku menonton siaran ulangnya saja."
"Woozi hyung sudah melupakan Jira noona ternyata." Kata Seungkwan memanasi Jihoon.
Jihoon bergerak tidak nyaman. Namun tidak melepaskan jaket yang menutupi seluruh tubuh atasnya itu. "Aku ini mengantuk. Aku kehilangan waktu tidurku beberapa hari ini. Jadi biarkan aku tidur.."
"Sudah jangan dipaksa. Pakai handphoneku saja." Kata Jeonghan. Memperhatikan handphonenya yang sudah menampilkan siaran TV yang akan terdapat Jira.
"Kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi jika bateraimu masih ada ?!" Kesal Seungcheol. Mungkin jika mereka duduk bersebelahan, mereka sudah saling memukul dan bercanda. Namun karena Seungcheol duduk di depan, jadi dia hanya bisa mengocehi orang yang lahir berbeda 2 bulan itu.
"Aku sedang mencari salurannya. Bateraiku juga krisis. Tapi masih bisa digunakan. Paling 1 jam juga nanti habis." Kata Jeonghan sambil terkekeh.
"Kau ini." Umpat Seungcheol. Menyerah dengan sikap Jeonghan yang selalu jail. Tapi dialah orang yang paling akrab dan dekat dengan semua anak dorm.
Jeonghan menjauhkan jarak handphonenya agar semuanya bisa ikut menonton.
"Majuan lagi. Aku juga ingin menonton." Pinta Seungcheol pada Jeonghan.
"Nanti yang belakang tidak bisa lihat." Alasan Jeonghan. Tapi Seungcheol tau itu hanya kejailan Jeonghan lainnya. Terlihat jelas di mata Seungcheol karena Jeonghan tersenyum jahil.
"Jeonghan-ah.."
"Nde.. Nde.." Akhirnya Jeonghan memajukan handphonenya sedikit hingga semuanya bisa melihat.
Disaat yang lainnya sedang menunggu Jira. Jihoon hanya meringkuk di pojok kursi belakang. Orang - orang taunya dia tertidur. Namun sebenarnya dia juga sedang menunggu Jira menggunakan handphonenya. Jihoon sengaja menggunakan jaket tebalnya untuk meminimalisir cahaya di malam hari yang keluar dari layar handphonenya. Dengan earphone yang menggantung di telinganya, Jihoon sudah setia untuk menonton Jira.
Jihoon bukan tidak ingin ikut menonton bersama dengan teman - temannya. Jihoon juga bukan tidak ingin memberikan handphonenya. Tapi Jihoon tidak ingin teman - temannya melihat dia tersenyum - senyum sendiri saat melihat Jira. Apalagi jika ada kemungkinan Jira membahas makna lagu itu. Jihoon tidak mau diolok - olok teman - temannya itu. Jadi Jihoon lebih memilih untuk menyembunyikan diri dari balik jaket dengan handphone yang sudah digenggamannya. Sejak sebelum Seungkwan mengingatkan acara Jira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partiture
FanfictionSuatu hal yang tak ingin ku tau, tapi harus ku kuasai. Suatu hal yang tak ku suka, tapi terpaksa ku suka. Suatu hal yang mengubah kehidupanku dan suatu hal yang memaksaku untuk dekat dengannya. Lee Jihoon atau biasa dikenal Woozi. Pria yg ku tau han...