[01]

9.7K 426 86
                                    

KRIIIIIIIINGGGGGG!

Keributan yang mutlak mengisi telinga penghuni kamar yang awalnya sunyi senyap itu. Dengan malas dan terpaksa ia membuka mata sipitnya perlahan. Berusaha menyesuaikan matanya dengan suasana kamar yang mulai cerah akibat sinar matahari yang mencuri masuk dari celah celah gorden.

Disaat ia baru bisa mengumpulkan nyawanya yang masih melayang layang antara tidur dan terbangun, ranjang bertingkatnya mulai bergetar. Lalu dari tangga memperlihatkan sepasang kaki putih yang menuruni tangga.

Memunculkan seorang gadis yang meskipun dengan rambut berantakan tak lupa menyapanya "morning seulgi" ucap gadis itu.

Seulgi terkekeh melihat sahabat sekaligus teman sekamarnya selama satu tahun lebih di sekolah mereka yang menganut sistem asrama itu "morning wendy"

Liburan kenaikan mereka baru saja berakhir beberapa hari yang lalu. Dan mereka kini sudah mulai kembali ke kehidupan sekolah. Berusaha menyesuaikam diri lagi dengan semua kesibukan setelah hampir satu bulan berlibur dan berleha leha.

Tapi sebenarnya siapapun yang masuk ke sekolah seni ini tanpa paksaan pasti sangat menikmati waktu sekolah. Karena disini mereka bisa memilih apa yang ingin mereka pelajari dan fokuskan. Tak ada waktu belajar yang berlebihan, tak ada pula seragam sekolah karena mereka boleh menggunakan baju bebas kapanpun.

Wendy sudah masuk ke kamar mandi. Yang langsung di susul suara nyanyian kecil dari suara merdu wendy yang berkolaborasi dengan gemericik air menjatuhi lantai keramik.

Sambil menunggu temannya itu selesai mandi, seulgi mempersiapkan pakaian yang akan ia pakai.

Dalam waktu beberapa menit, pintu kamar mandi terbuka disertai harum semerbak dari sabun dan sampo yang wendy pakai. "kau bisa menggunakan kamar mandi sekarang" ujarnya sambil mengeringkan rambut dengan handuk.

Seulgipun langsung masuk dan membersihkan dirinya. Dalam waktu kurang lebih sepuluh menit ia keluar dengan tubuh yang segar dan rambut yang basah.

Di depan cermin terlihat wendy tengah sibuk menata rambutnya dengan sepotong roti di dalam mulutnya. "mmm mamammah amu mumah mumammam ummummu" gadis itu berujar bahasa alien di balik rotinya.

Seulgi langsung menghampiri sahabatnya itu. Menarik roti yang menyumpal mulutnya membiarkan wendy berbicara "makanlah, aku juga sudah buatkan untukmu" cengir wendy lalu membuka mulutnya kembali agar seulgi dapat memasukkan kembali roti itu ke mulutnya.

Siapapun yang sekolah disini pasti sudah tahu kegeniusan seorang son wendy. Pertukaran pelajar dari canada itu memiliki otak yang encer untuk pengetahuan. Belum lagi suaranya yang sudah menjadi jempolan di sekolah mereka.

Tapi bukan berarti dirinya harus melakukan semuanya dengan multitasking bukan? Seperti sekarang yang sedang sibuk mencatok rambut sambil berusaha memakan roti tanpa tangan dan berbicara di saat yang bersamaan.

Wendy memandang seulgi yang tengah memakai pakaiannya dari cermin "hari ini kau ada kelas dance ya?" tanyanya.

Selain pelajaran pada umumnya, sekolah mereka yang notabenenya memang sekolah seni memiliki beberapa pelajaran pokok yang boleh mereka pilih berdasarkan ketertarikan dan skill mereka.

Ada acting, dance, rap, dan vocal. Mereka bisa memilih salah satu atau bahkan mengikuti semuanya. Tapi terkadang sulit menyesuaikan schedule kelas jika mereka memilih semua, jadi siswa harus pintar pintar menyesuaikan jadwal kelas kelas mereka.

Bergabung bersama wendy di depan cermin, seulgi mengangguk "enaknya kau bisa pulang lebih cepat berarti" iri seulgi pada wendy yang tidak mengambil kelas menari jadi bisa pulang lebih dulu.

Can You See Me? | SEULHUN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang