[28]

1K 197 27
                                    


Sepanjang sisa dari perjalanannya di pameran lukisan pasangan Chwe. Seulgi tak bisa fokus sama sekali. Hanya Mingyu yang terus berbicara dan mengutarakan pertanyaan mengenai lukisan lukisan lain di sana.

Sesekali Mingyu meminta pendapat Seulgi. Dan gadis itu hanya tersenyum kecil sambil mengangguk dan mengatakan, "ya bagus" di setiap lukisan.

Kang Seulgi..

Nama itu kenapa belakangan ini selalu muncul. Nama yang dulu tak pernah ia hiraukan meskipun tak jarang menjadi salah sasaran padanya. Tapi sekarang, nampaknya ada sesuatu di balik nama itu.

Dia harus mencari tahu siapa Kang Seulgi itu. Dimana ia harus mencarinya? Bisakah dia bertanya pada ibu Vernon untuk memberitahunya dimana anak pemilik lukisan itu?

"Ngomong ngomong.." Seulgi membuka suaranya. Membuat orang yang duduk semeja dengannya terlonjak kaget, karena ini adalah kata pertama Seulgi setelah sekitar 2 jam yang lalu.

Duduk di sebuah restoran untuk mengisi perut mereka setelah berkeliling pameran. Di temani Mingyu dan juga Vernon yang memutuskan untuk ikut mengisi perutnya sebelum kembali ke asrama bersama Mingyu dan Seulgi.

Dua pria itu sudah menoleh pada Seulgi. Menunggu gadis itu melanjutkan kata katanya. "Hmm soal lukisan yang tadi"

Otomatis keduanya mengerutkan kening. Ada banyak sekali lukisan yang mereka lihat tadi.

"Lukisan seorang ibu untuk anaknya" Seulgi menjelaskan, mengerti tatapan bingung kedua temannya itu.

Akhirnya mengangguk mengerti, Vernon dan Mingyu kembali fokus pada Seulgi.

"Apa ibumu tahu dimana anaknya?" tanya Seulgi.

Vernon dan mingyu saling pandang. Lalu kembali kearah Seulgi. "Ternyata kau memang sejak tadi tidak fokus ya"

Kini Seulgi yang memandang bingung dua teman prianya itu.

"Aku kira kau bosan makanya diam saja" tutur Mingyu. "Aku kan sudah menanyakan itu pada ibunya Vernon. Dan dia bilang kalau anaknya juga ikut meninggal bersama kedua orang tuanya saat kecelakaan sekitar 7 tahun yang lalu"

TEG!

Penjelasan itu entah mengapa terasa menusuk bagi Seulgi. Ia juga tak mengerti, tapi hatinya terasa sakit bagaikan di bentur sesuatu yang keras, hingga tangannya harus meremas baju di bagian dadanya sendiri.

Nafasnya yang tiba tiba pendek membuat wajahnya pucat karena tak ada darah yang mengalir ke wajah.

"Seulgi!"

"Park Seulgi!"

Seru dua pria itu panik melihat keadaan Seulgi. Vernon yang duduk di samping Seulgi dengan cekatan langsung memegang tubuh Seulgi yang mendadak lemah dan hampir terjatuh dari bangkunya

"Kau kenapa!" serunya cemas.

Bibir Seulgi bergetar. Ia juga bisa merasakan tangannya mengepal untuk menghentikan getaran. Hingga tangan Mingyu yang hangat menggenggam tangannya.

"Kau baik baik saja?" tanya Mingyu saat perlahan Seulgi mendapatkan kembali kesadarannya.

Tubuh Seulgi masih dalam rengkuhan Vernon. Memandangnya dengan cemas dari dekat untuk meneliti keadaan sahabatnya itu. "Kita ke dokter ya"

Tapi Seulgi cepat cepat menggeleng, "tidak. Aku baik baik saja" ia menegakkan kembali tubuhnya. Lepas dari rengkuhan Vernon yang hangat.

Mata indah nan dalam yang diturunkan ibunya itu menilik Seulgi lekat lekat. "Tapi kau tak terlihat baik baik saja" ucap Vernon.

Can You See Me? | SEULHUN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang