[20]

1.4K 198 30
                                    


Nafas mereka memburu namun seirama. Tatapan mereka kearah yang berbeda namun menyorotkan hal yang sama. Apa yang ditatap mereka membuat keduanya langsung tersenyum dan berikut tangan keduanya yang langsung bertaut dan memberikan bungkukan setelah penampilan mereka selesai.

Diiringi riuhnya tepuk tangan dan teriakan penonton, seulgi dan sehun turun dari panggung. Raut wajahnya menggambarkan kepuasan yang diraih. Teringat usahanya berlatih, dan terlebih lagi karena mereka menikmati apa yang dilakukannya tadi.

Semangat yang timbul akibat rasa senang membuat seulgi melompat lompat dan memeluk sehun tanpa sadar. Wajahnya dipenuhi senyuman yang cerah. Tak ada lagi kekhawatiran mengenai nilai. Selama ia memberikan kemampuannya 100 persen, itu sudah menjadi tabungan yang cukup.

Di tempatnya sehun menjadi kaku akibat pelukan seulgi. Selain pelukan mereka akibat kerumunan saat di garosugil saat itu, ia dan seulgi belum pernah berpelukan sebelumnya. Jadi tentu saja hal ini bisa membuatnya jadi sedikit menegang.

Masih penuh semangat seulgi akhirnya melepas pelukannya. Menatap sehun dengan tatapan cerianya itu "kita berhasil" serunya.

Otomatis senyuman sehunpun mengembang. Ia mengangguk "ya kita berhasil"

"bagaimana? Mudahkan?" tanya seulgi mengingat sehun yang sebelumnya sangat mengkhawatirkan penampilan ini karena tak nyaman dengan mata mata yang tertuju kearahnya saat di panggung.

Ia membenci dirinya disaat merasa lemah. Dan kini ia tengah membenci dirinya karena ia merasa lemah di hadapan gadis itu. Semua pertahanan dirinya roboh, egonya goyah. Terlihat sebagaimana ia tersenyum san mengangguk pada gadis itu "ya, karenamu, terimakasih"

Senyuman seulgi semakin lebar. Ia mengangkat tangannya untuk memberikan tos ada pria itu "itulah gunanya teman kan"

Sehun menyambut tangan itu. Tapi ia tak menepukkan tangannya pada tangan seulgi. Melainkan hanya menempelkannya, lalu memasukkan jari jarinya di sela jari jari seulgi. Tangan mereka bertaut, rapat hingga bahkan seulgi bisa merasakan keringat yang tertempel di telapak mereka masing masing sehabis menari.

Senyuman di wajah seulgi perlahan meluruh. Menyisakan semburat merah di pipinya. Begitupun dengan sehun, pria itu tak tersenyum. Namun menatap seulgi dengan dalam.

"wow! Kalian heb-" seruan itu langsung terhenti melihat apa yang sedang terjadi.

Layaknya di bangunkan dari lamunan tautan tangan mereka langsung terlepas dan tanpa di aba abai keduanya berdeham di waktu yang bersamaan.

"soojungaah! Aku sangat gugup tadi" teriak seulgi langsung berhambur pada krystal yang tadi kata katanya langsung terhenting di udara. Ia merangkul sahabatnya itu "sampai sampai jantungku rasanya mau copot sekarang"

Krystal tersenyum kecil. "sepertinya jantungmu mau copot bukan karena gugup saat tampil" ujarnya jahil.

"hah? Apaan kau ini? Aku benar benar gugup tadi!" elak seulgi keras. Terlalu keras untuk dinilai sebagai kejujuran.

Akhirnya krystal menyerah untuk menjahili sahabatnya itu. Ia mengangguk "tapi kau nampak sangat hebat tadi" tuturnya. Ia lalu menoleh kearah sehun yang telihat berusaha tak terusik dengan kedatangan krystal. Sambil mengusap tengkuknya sehun melihat ke sana sini tanpa tujuan.

"kau juga sangat hebat tadi" tutur krystal memberikan jempolnya.

Merasa krystal berbicara padanya, sehun langsung menghentikan aktifitas abal abalnya dan menoleh. Tersenyum kaku "terimakasih"

Begitupun seulgi. Ia tersenyum melihat sehun. Jika diingat ingat sudah banyak sekali perubahan dari pria itu. Dari orang pendiam dan penyendiri. Tak perduli akan orang lain. Kini bahkan bisa berterimakasih saat seseorang memujinya. Entah ini perasaan yang salah atau tidak, tapi seulgi bangga padanya.

Can You See Me? | SEULHUN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang