Schedule demi schedule telah ia lakoni. Tinggal menyisakan sedikit waktu untuk tidur sebelum dirinya harus kembali bangun dini hari agar dapat mengejar schedule di jepang.
Tapi entah bagaimana niatan untuk tidur tak ada sama sekali. Bahkan disaat dirinya sudah berada di kamar hotel yang sangat nyamam sekalipun.
Krystal menarik nafasnya, meraih ponsel yang tergeletak di nakas kecil samping ranjang king size yang ia pakai. Jari jari lentik sibuk menari di atas layar tipis itu.
"semoga ia belum tidur" ujarnya. Ia terdiam beberapa saat sambil menekan ponselnya di telinga. Mendengar nada sambung terdengar beberapa kali. Apa dia sudah tidur?
"emp soojungah" suara itu tiba tiba terdengar disaat dirinya hampir menyerah.
"seulgi-yah, kau sudah tidur?" tanya krystal.
"belum, aku baru saja selesai mandi" jawab seulgi di sebrang sana "kau dimana sekarang?"
"jam segini?" tanya krystal "aku masih di seoul"
"emp" seulgi membenarkan "aku baru kembali, tadi aku berlatih untuk tugas akhir bulan kelas dance"
Krystal terdiam sebentar saat mendengar itu "dengan sehun?"
"tentu saja dengan sehun, dia kan partnerku" jawab seulgi.
"apa menyenangkan?" tanya krystal tanpa sadar.
"eh? Kenapa kau bertanya seperti itu?" bingung seulgi.
Nampak di sadarkan krystal mengerjapkan matanya, ia menggigit bibir tipisnya sambil menarik selimut lebih tinggi. Tanpa ia sadari bayangan tentang dua temannya yang sedang bersama terlintas. Pertanyaan itu keluar begitu saja seperti ia sedang menanyakan perasaan dua teman lamanya.
"ah tidak apa apa" jawab krystal canggung.
"well untuk hari ini tidak masalah. Kami tidak bertengkar seperti biasanya disaat kita bertemu" jelas seulgi.
"memangnya kalian selalu bertengkar?" tanya krystal penasaran.
"hah kau tak tahu saja. Mungkin dia terlihat pendiam, tapi jika sudah berbincang dengannya, dia pintar menyulut emosi orang" temannya itu kembali menjelaskan.
"yang benar saja? Wajahnya tampak datar begitu" krystal enggan untuk percaya.
"justru karena wajah datarnya itu. Bagaimana kau tidak marah disaat ia merendahkanmu dengan wajah datarnya" seru seulgi jadi menggebu gebu "itu lebih menyebalkan dibanding orang yang menaikkan nadanya saat berbicara"
Tanpa disadari senyuman terbentuk di wajah cantik krystal. Entah mengapa ia seperti merasakan throwback. Hanya saja suara seulgi menjadi lebih kecil dan tinggi layaknya anak umur dibawah umur 10 tahun, dirinya juga sedang menggunakan piyama bergambar kelinci di kamarnya yang penuh renda, bukannya jubah tidur hotel.
Topik yang diperbincangkan sama, sehun. Meski kini ia tak tahu apakah dirinya sedang membicarakan dan berbicara dengan orang yang sama seperti 7 tahun lalu.
"soojung? Soojungah? Kau kenapa? Kau menangis?"
Kata kata itu langsung menyadarkannya. Tanpa sadar ia sudah membasahi pipinya dengan air mata. Dan seulgi pasti mendengar isakan kecilnya di telepon.
"ah tidak, tentu saja tidak" elak krystal.
"tapi kau terisak" ujar seulgi bernada cemas.
"tidak, aku tidak terisak. Aku sepertinya flu" ujarnya sambil menyedot hidungnya yang berair agar seulgi lebih percaya.
"benarkah? Minumlah obat. Minum juga air putih yang banyak. Flu perlu istirahat juga. Eh tapi kau pasti sulit istirahat ya jika sedang seperti ini. Jaga kesehatanmu, itu yang terpenting" ucap seulgi panjang lebar melebihi ibunya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You See Me? | SEULHUN ✔
FanfictionAku tidak berubah - sama sekali Diriku yang sesungguhnya masih ada di sini, masih sama. Aku hanya menunggu hingga seseorang bisa membawaku keluar dari sini.