[34]

1K 192 45
                                    

Mata donghae hanya terfokus pada tuan Oh. Menanti perkataannya dengan penuh harap.

"Sebenarnya.. Gadis itu meninggal di kecelakaan yang sama dengan Sehun" cerita tuan Oh. Tak lupa Donghae berakting kaget agar tuan Oh tidak menncurigainya.

Pria gagah itu menelan kembali air liurnya. Berusaha membasahi kerongkongannya yang tiba tiba kering saat harus menceritakan sesuatu yang ia kubur sejak dulu.

"Orang tua gadis itu adalah teman sekaligus rekan kerjaku. Pada hari itu mereka menjemput anak gadisnya, sekalian Sehun karena rumah kami dekat. Lalu kecelakaan itu terjadi" tuan Oh menghentikan ceritanya sejenak. "Aku langsung datang ke rumah sakit saat mendengar berita itu. Saat disana temanku dan istrinya sudah di nyatakan meninggal, aku bersyukur anakku selamat"

Pandangan mata tuan Oh memandang kejauhan. Menerawang ingatannya tujuh tahun yang lalu.

"Saat itu keadaanku benar benar buruk. Melihat anakku sendiri kritis dan teman baikku meninggal. Anak gadis mereka juga tak jauh dari mayat kedua orang tuanya. Ada seorang dokter yang memeriksanya. Selama aku berada di sana, dokter itu tak pernah meninggalkan sisi anak itu" ia bercerita. "Dan hingga saat itu, anak itu masih hidup"

Tuan Oh menatap Donghae, "lalu seorang dokter mendatangiku, menanyakan tentang dokumen yang harus aku tandatangani untuk melakukan prosedur penanganan Sehun. Di saat itu aku melihat dokter membawa gadis itu, mendorongnya dalam ranjang. Aku yakin anak itu masih hidup karena aku bisa melihat jari jarinya bergerak. Jadi aku berpikir bahwa dia akan diberikan prosedur juga seperti Sehun" ia mengambil nafasnya panjang.

"Hingga saat aku kembali setelah menandatangani dokumen. Sebuah pengumunan diutarakan. Bahwa keluarga kecil itu semua meninggal. Beserta anaknya" lanjutnya. "Pada awalnya aku merasa aneh. Karena baru beberapa menit yang lalu aku melihat ranjang gadis itu di bawa oleh seorang dokter pergi. Tapi tiba tiba pernyataan itu disebarkan. Hanya saja aku terlalu sibuk memikirkan anakku sendiri daripada memikirkan yang lain. Jadi aku menutup mataku dan melupakan itu semua"

Kening Donghae berkerut asli sekarang. Sebuah cerita baru, baru saja ia dengarkan. "Seorang dokter?" tanyanya.

Tuan Oh mengangguk, "tapi itu hanya harapanku saja. Tak mungkin dokter salah menyatakan gadis itu sudah meninggal padahal tidak kan"

Berusaha menenangkan dirinya akan informasi itu. Donghae mengangguk, "lalu.. Aku dengar dari Sehun jika anda dulu tidak tinggal di rumah yang sekarang?"

Ekspresi tuan Oh kembali menegang, "ya kami pindah setelah kecelakaan itu"

"Tapi.. Kenapa?"

"Banyak kenangan buruk di rumah itu jadi kami pergi. Kenapa? Tidak boleh? Lagipula kenapa kau menanyakan hal itu? Itu bukan bagian dari pekerjaanmu. Aku hanya memintamu untuk menjaga dan menyembuhkan Sehun. Itu saja!" tiba tiba tuan Oh marah saat dirinya merasa terpojok.

"Ah maafkan aku sudah lancang" Donghae menundukkan kepalanya.

"Aku sibuk. Jika sudah selesai kau bisa pergi" tuan Oh bangun dari sofanya dan kembali ke meja kerjanya.

Donghaepun ikut berdiri. Lalu kembali membungkuk sopan. "Terimakasih, kalau begitu aku pergi"

^-^

Kelima sahabat itu berkumpul di lounge saat malam hari. Waktu mereka ada di kamar masing masing, tiba tiba saja Ong mengirimkan pesan dan meminta mereka untuk berkumpul.

"Ada apa sih Ong, aku mengantuk" sebal Mingyu yang merasa waktunya sia sia hanya untuk berkumpul atas ajakan Ong. Tahulah, biasanya dia sering tidak memiliki alasan yang jelas.

"Hey aku serius sekarang" tutur Ong tiba tiba menatap serius Mingyu. Yang otomatis langsung ketakutan karena tak biasanya Ong memiliki tatapan seperti itu.

Can You See Me? | SEULHUN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang