Semua hal pasti ada penyebab dan alasannya. Apa yang terjadi selalu ada mulanya. Dan kemarahan haruslah ada penyulutnya. Dari semua aspek itu dapat di perkecil menjadi sesuatu yang hingga sekarang dirinya tak dapat pecahkan. Sebenarnya bekas luka apa itu?Berkali kali seulgi berusaha untuk membuang pemikiran itu, dan berlagak tak perduli karena memang untuk apa pula ia perduli. Tapi hal itu terus saja mengganggunya.
Jika diingat ingat lagi akan luka yang dilihatnya, itu adalah bekas luka yang sudah lama. Hanya saja pastilah luka itu sangat parah sehingga berbekas dengan sangat jelas di tubuhnya.
"seulgi.. Seulgi! Park seulgi!"
"hah?" pelongo seulgi saat dirinya ditarik ke dunia nyata oleh suara panggilan. Hening. Dan disanalah ia dengan sekitar duapuluh pasang lebih mata memandangnya, yang lebih parah adalah sepasang mata sipit dari guru musiknya yang ada di depan kelas.
"kau melamun? Ini kelas untuk belajar bukannya melamun" tutur guru itu langsung membuat mata seulgi membulat kaget. Telat menyadari situasi yang ada.
"maafkan aku" bungkuk seulgi.
"kalau mau melamun kau bisa melakukannya di luar, aku tak keberatan kau keluar dari kelasku" ujar gurunya lagi.
Seulgi dengan cepat menggeleng "tidak, maafkan aku" ia menggigit bibirnya disaat sang guru berbalik, puas menakut nakuti muridnya.
Seisi kelasnya menahan tawa melihatnya seperti itu. Hanya wendy yang memandangnya dengan raut khawatir. Bahkan ong yang duduk di belakangnya mulai mencolek colek jahil bahu seulgi.
Tangannya menggaruk kepala dengan keras. Maksudnya agar dia sadar dengan kenyataan. Kenapa juga ia harus memikirkan sehun?
^-^
"HUAHAHAHAHAHAHA" suara tawa langsung meledak dikala ong menceritakan apa yang terjadi tadi di kelas.
Terlihat sangat puas, vernon soojung dan ong menyatukan suara mereka untuk mentertawakan kejadian itu. Tentu saja wendy diam, dan anehnya mingyu juga terdiam.
Melihat ekspresi masam seulgi vernon dan yang lain langsung terdiam "sorry sorry" ujarnya berdeham.
"kok bisa? Apa yang kau pikirkan?" tanya soojung. "well kau memang bukan tipe anak pintar di kelas. Tapi belum pernah kau melamun"
Wendy setuju, ia memajukan duduknya di bangku kantin yang diisi mereka berenam "apa ada yang mengganggumu?"
Langsung saja seulgi terkekeh kering, karena tentu saja ia tak mungkin mengatakan bahwa ia tengah melamunkan sehun bukan? Bisa bisa yang lain langsung sibuk menggodanya, dan lagi soojung.. Apa dia akan mulai lagi dengan pertanyaan itu?
"tidak, aku hanya tiba tiba saja melamun" tutur seulgi "kalian tau kan day dreaming"
Vernon mengangguk "ya aku juga sering seperti itu. Tapi untungnya tidak pernah ketahuan" cengirnya.
"hey hey ada apa ini seru sekali?"
Keenam kepala langsung menoleh mendapatkan chanyeol tersenyum dengan nampan makan siang di tangannya. "boleh aku bergabung?"
Seulgi dan mingyu yang duduk di paling ujung langsung bergeser "tentu saja hyung" jawab mingyu.
"oppa!" sapa seulgi penuh senyum.
Chanyeol mengelus kepala seulgi "sulit sekali bertemu denganmu belakangan ini. Maafkan aku"
Senyuman termanis yang hanya seulgi berikan pada sang kakak itu merekah "tak apa, oppa pasti sangat sibuk"
"ah ia yang kemarin juga, kau mendapatkan pesanku kan?" tanya chanyeol menatap seulgi dan mingyu bergantian.
"ah ia, kau bertemu dengan seulgi di ruang olahraga kan?" tanya ong mengingat kemarin mingyu mencari seulgi di perpus namun gadis itu sudah lebih dulu ke ruang olahraga untuk mencari kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You See Me? | SEULHUN ✔
FanfictionAku tidak berubah - sama sekali Diriku yang sesungguhnya masih ada di sini, masih sama. Aku hanya menunggu hingga seseorang bisa membawaku keluar dari sini.