[37]

1.2K 199 42
                                    


"Kenapa dia belum bangun juga?" tanya Krystal. Duduk di samping ranjang sambil terus menatap Seulgi menunggu tanda tanda kesadarannya.

Sebuah tangan bertengger di bahunya, "dokter mengatakan dia akan segera bangun. Kita harus sabar" hibur Vernon.

Sejak lima jam yang lalu hanya mereka yang menemani Seulgi dalam ruangan ini. Menatapnya dalam balutan perban, dan beberala plester di wajah. Sebenarnya bukan pemandangan yang menyenangkan untuk di lihat. Tapi mereka memastikan jika mereka ada di sana saat Seulgi tersadar.

"Apa kita perlu memanggil dokter lagi untuk memeriksanya?" tanya Mingyu. Sedari tadi ia berdiri di samping ranjang tanpa memperdulikan pegal di kakinya. Ia menggenggam tangan Seulgi yang tidak di perban.

"Mereka baru saja memeriksa Seulgi setengah jam yang lalu" Wendy mengingatkan dari tempatnya duduk, sebuah sofa hitam yang tak jauh dari sana.

"By the way.. Dimana Ong?" tanya Vernon menatap Wendy.

Gadis itu menatap pintu keluar. "Dia keluar sebentar membelikan kita makanan. Kurasa kita lupa bahwa terakhir kita makan adalah kemarin malam"

Anak anak asrama memang jarang melakukan tradisi sarapan. Pertama karena terlalu malas untuk memasak, kedua terlalu terlambat untuk pergi ke cafetaria dulu untuk sarapan sebelum masuk sekolah.

Dan kejadian ini berlangsung sebelum jam makan siang. Mereka pergi ke rumah sakit tanpa memikirkan apapun. Dan sekarang sudah hampir malam.

"Guys!"

Empat kepala yang ada di ruangan langsung menoleh. Menatap Ong yang masuk secara tiba tiba dengan napas yang terengah. Nampaknya ia berlari kesini. Di tangannya juga tak terlihat makanan yang ia janjikan.

"Ada apa?" tanya Mingyu.

"Aku punya kabar buruk"

^-^

Kedua tagan dengan langsung menutupi mulutnya yang tercengang. Bahkan telinganya terasa berdenging setelah menerima sesuatu yang tidak bisa ia percaya.

"Kau yakin Ong? Kau tak salah dengar?" tanya Mingyu memastikan. Yang ia dengar tadi dari mulut Ong bukanlah masalah ringan. Akan bahaya jika ternyata Ong hanya salah dengar.

Tapi pria yang di tanyai itu menggeleng keras. "Kalian tahu sendiri suara Chanyeol hyung sangat khas. Dia berteriak cukup keras sampai aku mendengar semua perkataannya. Belum lagi saat ia keluar ruangan, aku pastikan itu memang Chanyeol hyung"

Perjalanannya saat akan mencari makanan membawanya melewati sebuah lorong. Disana ia kebetulan melihat ruangan atas nama tuan Park. Pada awalnya ia hanya iseng dan mendekati ruang tersebut. Tapi ternyata ia mendengar sesuatu yang sedang terjadi di dalam.

Krystal menggigit bibirnya, "aku tak percaya jika semuanya ternyata seperti ini" tuturnya.

"Seulgi pasti sangat kecewa" Vernon menatap wajah sahabatnya yang masih terpejam itu.

"Aku tak percaya jika dokter Park melakukan itu. Dia adalah orang terpelajar, dia seorang dokter, pekerjaan mulia. Kenapa bisa ia melakukan hal itu?" kesal Mingyu. Ia tak habis pikir ada orang yang tega melakukan semua ini demi dirinya sendiri. Menyelamatkan dirinya sendiri.

Wendy mengangguk. Sejak dulu ia selalu memandang ayah Seulgi tersebut dengan penuh hormat dan kekaguman. Dokter selalu menjadi salah satu mimpinya. Tapi sekarang, rasa itu jadi hilang.

"Sudah.. Kita tidak boleh terlalu ribut. Kalau Seulgi mendengar.. Pasti dia akan semakin down" Vernon mengingatkan.

Tok tok tok..

Can You See Me? | SEULHUN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang