[24]

1K 188 55
                                    


Sepertinya dia berbicara terlalu cepat. Terutama saat dilihatnya Seulgi dan Mingyu yang kembali dari membeli es krim sambil terkekeh kekeh manja. Ini bukanlah hari terbaik untuknya.

"Hey kalian kenapa?" tanya Ong bingung melihat dua sahabatnya itu datang sambil bergandengan tangan dan terkekeh aneh.

"Ada yang mau es krim bonus?" tanya Seulgi sambil menjilati es krimnya.

"Dari mana?" tanya Vernon.

Mingyu menjilat bibirnya yang terkena es krim vanila, "di kedai tadi, kalian akan dapat bonus jika datang bersama pasanagn kalian"

Dirinya dan Seulgi langsung menunjukkan tangan mereka yang bergandengan. Membuat teman temannya yang lain mengerti bagaimana bisa keduanya mendapatkan es krim bonus itu, sedangkan Sehun hanya membuang pandangannya malas.

Setelah selesai mengisi perut mereka. Ketujuh remaja yang hanya dengan visualnya saja cukup menarik perhatian beberapa pengunjung lain itu kembali mengelilingi taman ria dengan perasaan puas karena sudah mengurus singa yang ada di perut masing masing.

"Berhubung kita baru saja makan. Bagaimana jika kita naik sesuatu yang santai sambil menunggu makanan kita turun?" ajak Ong. Ia menunjuk sebuah bianglala raksasa yang tak jauh dari mereka.

"Ide bagus, bisa bisa semua makananku keluar lagi jika naik yang berputar putar" geleng Vernon nampak trauma dengan rasa pusingnya.

Semua setuju, mereka langsung menuju kesana. Kapsul bianglala itu sangat besar dan bisa diduduki tiga orang di tiap bangkunya, jadi dalam satu kapsul muat enam orang.

Setelah mengantri tidak terlalu lama, merekapun satu persatu naik kedalam kapsul. Dan diakhiri dengan langkah terhenti dari Seulgi. Ia melihat teman temannya yang sudah naik, dan masih muat satu orang lagi. Tapi ia menoleh kebelakang dan melihat Sehun yang masih termangu menatapnya.

"Kalian duluan saja" tutur Seulgi memutuskan. "Biar aku dan Sehun naik kapsul yang selanjutnya"

Di belakang Seulgi -tak terlihat gadis itu- Sehun sedikit membulatkan matanya mendengar itu.

"Kau yakin tak apa?" tanya Wendy.

Seulgi tersenyum mengangguk riang "tentu saja, apanya yang salah?"

"Kalau begitu hati hati ya, bye" Ong melambai saat pintu kapsul itu ditutup. Seulgi mundur kembali berdiri di samping Sehun menunggu kapsul selanjutnya yang memang datang tiap beberapa menit sekali. Maklum, ini bianglala yang sangat besar jadi butuh beberapa menit untuk bergerak maju.

"Kau yakin tak apa?" tanya Sehun menoleh, "aku bisa naik sendiri" ujar Sehun merasa tak enak.

"Mana bisa kubiarkan kau naik sendirian. Aku yang mengajakmu kesini, tidak sopan nantinya" cengir Seulgi yang membuat Sehun langsung tertegun dan diam memandangi Seulgi.

Tapi itu tak bertahan lama saat Seulgi tiba tiba menoleh saat mendengar tangisan kencang seorang anak kecil.

"Sayang, eomma tak bisa naik itu, eomma takut ketinggian" seru seorang ibu yang berbicara pada anaknya yang menangis di jalanan.

"Tapi Yuno ingin naik itu" tangis anak itu dengan suara tak jelas akibat menangis.

Entah apa yang dipikirkan Seulgi, tapi Sehun melihat gadis itu mendekati ibu dan anak itu. "Adik kecil ingin naik itu?" tanya Seulgi lembut pada sang anak.

Ibunya menoleh dan meringis, "dia sangat ingin, tapi aku punya ketakutan akan ketinggian dan tak berani menaikinya" itu bukan sebuah kebohongan. Bahkan belum naikpun wanita itu sudah nampak pucat wajahnya.

Can You See Me? | SEULHUN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang