HA aku update pagi pagi haha
Biar apa? Biar semangat.. Atau biar penasaran wkwkMakasih untuk semua vote and comment di chapt sebelumnya. It makes my finger type more quickly for the next chapter 😂
Happy reading and happy holiday
Malam tak pernah terasa selama ini. Disaat kelopak matanya memaksa tertutup, otaknya tak bisa ikut beristirahat. Dalam waktu sebentar saja, dunianya seperti jungkir balik. Semuanya menjadi rumit. Keluarganya yang selalu terlihat sempurna nyatanya memiliki banyak lubang yang ia tak tahu.
Ayah.. Ibu.. Kakaknya.. Kenapa mereka ada di foto itu? Siapa orang itu? Jika memang benar itu orang yang membuat kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya. Lalu apa hubungannya dengan keluarganya dan keluarga Park?
Apa itu alasannya keluarga Park membawanya? Apa ada sesuatu yang mereka sembunyikan dari kenyataan ini?
Semakin lama ia memikirkannya, bukan jalan keluar yang ia dapatkan, melainkan luka. Dirinya masih sulit percaya jika sampai hal itulah yang sebenarnya.
Meringkuk semakin dalam kedalam selimut. Merasa dirinya menjadi kecil di atas ranjangnya. Perasaan sendiri menjadi teman. Bersamaan dengan perasaan itu mengirimnya kedalam mimpi yang tidak kalah rumit dari kenyataan. Tak ada tempat untuk dirinya kabur sama sekali. Bahkan salam mimpinya.
^-^
Menjadi dokter terkadang membuat dirinya berada di posisi yang sulit. Pekerjaannya adalah menyembuhkan orang. Jadi saat banyak orang yang perlu disembuhkan dan membutuhkan jasanya, entah dirinya harus menyesal atau malah bersyukur.
Seperti sekarang, beberapa pasien penting cukup menyita jam tidurnya meskipun dia sudah kembali ke rumah. Membaca banyak buku untuk mencari referensi penanganan terbaik masih sering ia lakukan meskipun sudah menjadi dokter selama berpuluh tahun lamanya.
Ia memundurkan sedikit kursi kerjanya, memberikan ruang saat ia harus membungkuk dan meraih laci untuk mencari sebuah dokumen.
Dari sekian dokumen yang ada di sana, tangannya teliti memilih dokumen yang ia cari. Hingga ia merasa ada yang aneh dalam laci itu dan terdiam untuk sesaat. Sedetik kemudian tangannya dengan cepat mengacak dan mengeluarkan semua isi laci tersebut.
Tidak ada.
Dimana kunci itu?
Ia yakin menyimpan sebuah kunci penting disana. Ia selalu menyimpannya kembali kesana setiap memakainya, dan hal itu jarang terjadi karena ia selalu menjaga laci itu terkunci. Tapi kemana kunci itu pergi? Apa ia lupa dimana menyimpannya?
Tubuhnya berdiri dari kursi. Matanya langsung men-scan mejanya yang kini berantakan oleh buku dan dokumen. Ia juga membuka beberapa laci yang lain. Namun nihil. Kunci pentingnya tak ada.
Kakinya langsung melangkah menuju nakas terdekat. Lalu menarik laci teratas. Napasnya menguap saat melihat laci itu terbuka dan kosong. Mulutnya terbuka kaget dan bingung. Kemana dokumen yang ia simpan di laci terkunci ini?
Baru saja ia hendak melangkah keluar ruangan dan menanyakan kepada istrinya bahwa mungkin saja istrinya merapikan isi ruang kerjanya, ia teringat sesuatu.
Kejadian beberapa hari lalu saat ia meminta anak bungsunya untuk mengambil sebuah dokumen di dalam ruang kerjanya.
"Seulgi.."
^-^
"Seulgi? Kau siap?" tanya Wendy menatap Seulgi yang masih berdiri di samping ranjangnya sambil menatap ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You See Me? | SEULHUN ✔
FanfictionAku tidak berubah - sama sekali Diriku yang sesungguhnya masih ada di sini, masih sama. Aku hanya menunggu hingga seseorang bisa membawaku keluar dari sini.