11. Pengganggu

9.4K 309 3
                                    

Happy reading!!! 😊😊😊








Pagi-pagi, Erika sudah sampai di sekolahnya untuk sarapan di kantin karena pagi ini Bu Mimi tidak datang.

“Pagi Mami Darmi,” sapa Erika.

“Pagi Mbak Candra.”

“Eh, mami jangan panggil aku Candra. Aku Erika, E-R-I-K-A” Erika mengeja namanya.

“Iya Mbak Erika yang cantik tapi masih cantikkan saya.”

Mereka berdua tertawa mendengar perkataan Mpok Darmi.

“Eh, aku jadi lupa. Seporsi gado-gado sama es jeruk satu.”

Mpok Darmi dengan cekatan menyiapkan pesanan tersebut kemudian memberikannya pada Erika.

“Makasih Mpok. Ini ya sekalian sama yang kemarin,” Erika mengambil nampan itu dan memberikan uang.

“Eh, ini kelebihan Mbak,” tukas Mpok Darmi.

“Nanti kalo Deon kemari ga usah suruh bayar.”

“Eh, kenapa nama gue dibawa-bawa?” tanya Deon yang baru memasuki kantin.

“Eh Mas Deon. Itu tadi Mbak Ca-Erika bayarnya kelebihan dan ga mau mengambil kembaliannya, katanya kalau Mas Deon kemari suruh buat Mas Deon aja,” jelas Mpok Darmi.

“Loh kok buat gue?” tanya Deon ke Erika sambil berjalan menuju ke meja. Sebelumnya mereka pamit ke Mpok Darmi dulu.

“Lo udah nolongin gue dari Reyhan, kasih gue pekerjaan dan intinya lo udah baik sama gue.”

“Uangnya bisa buat beli keperluan lo aja,” ucap Deon sambil duduk. “Nanti balik sekolah ada acara?”

“Ada. Kan gue jadi pekerja paruh waktu.”

“Yang lain?”

“Ga ada.”

“Ok. Nanti gue izinin ke mama kalo lo libur hari ini, kita jalan. Makan tuh makanan lo, keburu dingin. Sorry ya kalau ganggu,” ucap Deon tersenyum dan mengacak pelan rambut Erika kemudian melenggang meninggalkan kantin.

‘Itu beneran Deon. Perasaan dia dingin deh. Kok bisa jadi kayak gitu sih? Jadi makin cakep aja’ batin Erika yang tak bisa menahan senyumannya.

“DOR,” teriak Alexa setelah kepergian Deon.

“Eh kalian. Sini gabung,” ajak Erika ke Alexa dan Loli.

“Ngapain lo senyam-senyum ga jelas?” tanya Alexa.

“Kayaknya gue suka sama Deon,” kata Erika yang membuat Loli mengurungkan niatnya meminum es yang di beli Erika.

“Yah, gue nambah saingan,” keluh Alexa.

Erika terkekeh mendengar penuturan Alexa.

“Kalau mau bersaing, harus berusaha dan ga boleh curang,” ucap Loli sambil menyuapkan sesendok dari makanan yang dibeli Erika.

“Kayaknya gue yang bakalan kalah,” ucap Alexa pesimis.

“Jangan pesimis kawan,” ucap Erika sambil menepuk pelan punggung temannya itu.

“Gimana gue ga pesimis? Lo udah lebih deket sama dia.”

“Kan gue kerja di kafe mamanya Deon.”

“Anjir. Seriusan lo? Kok lo baru kasih tau kita?”

“Gue pikir ga penting.”

“Pokoknya gue harus kerja disana juga. Loli juga akan kerja disana.”

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang