58. Tuduhan yang Gagal

3.1K 150 71
                                    

Happy reading!!!


"Perlu gue tungguin lo sekolah ga?" tanya Sammy yang baru saja menghentikan motornya di depan gerbang sekolah Erika.

"Ga usah," ucap Erika yang sudah bersiap masuk gerbang sembari memberikan helmnya.

"Ga malakin gue lagi?" tanya Sammy sembari mengunci helm.

"Katanya kalo buat calon semuanya dikasih. Ga konsisten," ucap Erika yang sebenarnya teryenyum lebar.

Iya. Harapannya tuh dia dapet percikan uang saku dari Sammy. Lumayan laah. Anggap aja penghematan uang sakunya.

"Yeeh. Gue aminin nih."

"Sampis lo," umpat Erika. "Udah ah, gue masuk keburu telat."

"Lo ga ada niatan buat main ke Permata?"

"Males, ntar ketemu guru lama terus bakalan dapet banyak nasehat yang sebenernya ga gue dengerin. Cuma, gue kasihan aja kalo mereka nyerocos dan ga gue dengerin," jelas Erika.

"Sana masuk. Ntar kalo butuh jemputan, layen gue aja. 24 hours service."

"Spent twenty four hours, I need more hours with you-"

"Jangan nyanyi. Sana buruan masuk. Ntar chat aja kalo gabut," ucap Sammy lalu mengegas motornya.

"Anjir. Ga biasanya langsung pergi. Biasanya berantakin rambut gue atau kasih saku kek," cibir Erika. "Dasar ga konsisten," gerutunya.

"Ngalangin jalan aja, lo," sinis Sarah yang melewati Erika dengan menabrakkan bahunya ke bahu Erika.

Astaga... untung gue sedang good mood hari ini — Erika.

"Alexa," panggil Erika yang melihat Alexa yang baru keluar dari mobilnya.

Alexa menoleh lalu berjalan begitu saja melewati Erika yang menegurnya.

"Xa, lo masih ga percaya sama gue?" tanya Erika yang menyusul langkah Alexa.

"Lo pikir gue percaya disaat lo bohongin orang-orang? Atau lebih tepatnya, lo pernah bohingin gue?" tanya Alexa dengan nada sinis dan masih menatap depan.

"Okay. Masalah itu gue emang ga bisa bilang ke siapa-siapa. Gue ga mau aja kalo punya temen yang cuma manfaatin gue," jelas Erika.

"Jadi, menurut lo, gue temenan cuma mau manfaatin lo doang?"

"Bukan gitu, Xa," elak Erika. "Lo temen pertama gue di sekolah ini," lanjutnya.

"Lo itu susah ditebak apa yang lo pikirkan. Gue cuma pengen lo itu sadar, gue bukan jauhin lo karena lo bohong ke gue. Gue jauhin lo biar lo sadar temen itu penting. Lo bisa cerita masalah lo ke gue. Gue tau, mungkin lo ga percaya kalo gue yang biasanya bersikap kekanakan bisa dengerin apa yang lo ceritain," ucap Alexa. "Tapi, gue ga merasa dihargai jadi temen lo. Mau gimana lagi? Temen lo kan banyak. Ya, gue menjauh."

Gue bukan mau punya banyak temen. Masalahnya tuh Papa undang Alexa ke rumah. Katanya mau makan bareng sama temen-temen gue — Erika.

"Itu keputusan lo. Gue di sini cuma pengen kita baikan aja," ucap Erika. "Thanks udah mau ngomong lagi sama gue. Gue duluan ke kelas," lanjutnya lalu pergi.

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang