23. Bareng

7.1K 264 5
                                    

Happy reading!!!😄😄😄


Hari ini, Erika pergi sekolah. Kenapa Erika tidak mendapat skors seperti Sarah dkk? Karena Gerald yang meminta maaf ke Bu Fifi.

“Lo kok sekolah?” tanya Alexa. “Bukannya Sarah sama temen-temennya kena skors?” lanjut Alexa.

Bagaimana Alexa tau? Dia adalah orang yang suka gosip. Ia hanya menyebarkan gosip jika itu telah ia selidiki dan terjadi.

Deon yang baru datang pun juga terkejut melihat kehadiran Erika di sebelah bangkunya. “Lo berangkat(?)” ucap Deon, entah itu pernyataan atau pertanyaan.

“Iya. Dia ga kena skors,” sahut Reyhan. “Yon, lo pindah duduk sama Vino. Gue mau duduk sini,” ucap Reyhan dengan menunjuk kursi yang dimaksud.

“Ini tempat duduk gue,” ucap Deon yang terdengar seperti menolak.

“Itu tempat Deon, lo ga boleh seenaknya gitu dong,” ucap Alexa membela Deon. Sebenarnya, ia tidak membela Deon. Tapi jika Deon pindah, ia tidak akan bersampingan meja lagi dengannya.

“Erika itu pacar gue. Jadi wajar dong kalau gue pengen duduk semeja sama dia,” Reyhan membela dirinya.

“Udah, Yon. Ngalah aja,” ucap Erika. Deon hanya mengangguk kemudian pergi ke tempat duduknya sekarang. Sedangkan Alexa juga sudah berada di samping Loli yang sedang memiankan ponselnya.

“Kok lo seenaknya nyuruh Deon pindah sih?” tanya Erika.

“Kenapa? Mau deketan sama Deon? Tapi gue pengen deket sama lo,” ucap Reyhan.

👟👟👟

~istirahat
“Baik anak-anak, sampai di sini saja. Nanti Deon dan Erika ke ruangan saya setelah pulang sekolah. Siang,” setelahnya Bu Siska pergi. Bu Siska itu wali kelas 12 IPA 2 sekaligus guru mapel matimatian. Bukan, tapi matematika.

“Yuk kita ke kantin,” ajak Reyhan ke Erika.

“Kita? Lo aja kali. Gue mau sama Alexa juga Loli,” ucap Erika kemudian berdiri. Namun, ketika ia beranjak dari tempat itu, tangannya dicekal.

“Ayo,” Reyhan menarik pergelangan tangan Erika menuju kantin.

Reyhan yang menggandeng, bukan. Menarik  -lebih tepatnya- tangan Erika menghampiri meja yang berisikan kedua teman Reyhan.

Reyhan melepas cekalannya itu. Menyuruh Erika duduk dan pergi membeli makanan untuknya dan Erika.

Beberapa anak menghampiri meja yang sedang diduduki Erika dkk.

“Oh, jadi ini anak yang buat kak Sarah kena skors?” ucapnya dengan sedikit seringai. Sedang Erika hanya diam memainkan ponselnya seolah tak mendengar.

“Baru sekolah di sini belum genap satu semester dan buat masalah aja. Ngrebut Kak Reyhan, main sama Kak Deon, kemarin jalan sama cowo yang beda. Dasar cabe,” ucap anak yang tadi menyeringai.

Erika masih terduduk. Toh dirinya ga merasa cabe.

“Dasar tuli. Enaknya biar dia sadar diapain?” tanya Nadin –anak yang tadi menyeringai– “Gini aja kali ya?” tanya Nadin pada dirinya sendiri sembari menumpahkan jus jeruk ke kepala Erika.

Erika sudah cukup menahan amarahnya. Ia segera berdiri dan menghadap ke Nadin sembari melayangkan tamparannya. Tapi gagal karena ada yang mencekal pergelangannya.

“Jangan kasar!” ucap Reyhan dengan sedikit membentak. Sedangkan tangan Erika sedang berusaha lepas.

“LO GA LIHAT BAJU ERIKA? BASAH dan sedikit kelihatan...” bentak Deon ke Reyhan dengan memelankan kata-katanya diakhir.

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang