24. Sesi Curhat

7.2K 268 9
                                    

Happy reading!!!😄😄😄
Baca sampe ke akarnya ya, soalnya aku perlu saran kalian.....


Beberapa hari ini, Erika sering mendatangi sirkuit tetapi hanya mengamati. Ia tak akan bermain walaupun yang mengajaknya bertaruh menaruhkan banyak barang yang tidak sedikit angka nominal. Ia hanya menggelengkan kepala tanpa bersuara.

"Er, lo ga bosen lihat mulu. Main gih. Mayan tuh taruhannya. Semalem kalau lo menang terus, bisa beli sepetak rumah," ucap Sammy.

"Engga dulu, Sam. Gue cuma pengen menikmati permainan alias jadi penonton," ucap Erika.

"Ya udah yuk. Kita cari sirkuit sendiri terus main buat satu tim aja," saran Tiwi.

"Kalian kalau mau main, main aja gih. Gue ga mood," ucap Erika.

"Pergi aja yuk, cari makan apa gimana gitu. Yang penting, pergi dari sini," ucap Sammy sembari menaiki motornya. "Sini, Er. Lo bonceng gue aja biar Tiwi yang bawa motor lo," ucap Sammy.

Erika yang bingung harus membonceng Sammy atau tidak dan memikirkan bagaimana perasaan Tiwi. Tiwi suka -eh ga tau, suka atau cinta sama Sammy. Akhirnya, Erika memutuskan untuk bersama Tiwi.

"Lo kalau mau pergi sama Sammy, gue gapapa. Sans, sana. Kalo cari gue, gue di markas lo," ucap Tiwi pelan di telinga Erika kemudian menepuk pelan bahu Erika kemudian mendorongnya pelan.

Tiwi meninggalkan tempat itu setelah melihat Erika membonceng Sammy.

👟👟👟

"Er, lo napa kok dari tadi diam mulu?" tanya Sammy.

"Apa, Sam? Gue ga denger," teriak Erika.

Sammy menggelengkan kepalanya kemudian melihat spion. "Er, pegangan! Gue mau ngebut biar cepet sampe," teriak Sammy kemudian mengecek Erika melalui spion.

Erika yang tadinya terdiam, terkejut setelah tangannya spontan melingkar di pinggang Sammy. Ia merasa nyaman. Iapun menyenderkan kepalanya di punggung Sammy.

Sesampainya di tempat yang Sammy maksud, Erika masih tetap diam hingga suara Sammy menginterupsinya.

"Udah sampe. Yuk, turun," ajak Sammy sambil sedikit menarik kaitan tangan Erika di pinggangnya. Tetapi, Erika tetap menyenderkan kepalanya.

"Er, lo ga tidur, kan?" tanya Sammy. Erika hanya menggelengkan kepalanya.

Sammy menoleh ke arah Erika setelah telinganya mengangkap suara tangisan Erika. "Hey, why?" tanya Sammy sambil beranjak berniat melihat Erika. Namun, ia gagal melakukannya. Yang ada, Erika mengaitkan lengannya yang melingkar di tangan Sammy.

"Sam, gue pengen es krim," ucap Erika dengan suara parau.

"Ya udah, diem dulu nangisnya," ucap Sammy kemudian menyalakan mesin motornya.

Sammy meninggalkan pelataran tempat itu dan melaju ke kedai es krim yang menjadi langganan Erika.

"Udah sampai," ucap Sammy sembari mematikan mesin motornya.

Erika segera melepaskan kaitan lengannya di pinggang Sammy dan beranjak untuk memesan satu cup besar es krim rasa vanila untuk dirinya kemudian duduk.

Sammy yang baru memarkirkan kendaraannya, menghampiri Erika yang tengah melamun.

"Woy, lamunin apaan sih?" tanya Sammy.

"Ntar gue kasih tau setelah gue makan es krim," ucap Erika. Sammy hanya mengangguk.

Setelah menunggu agak lama, es krim pesanan Erika datang yang disambut oleh Erika dengan mata yang berbinar. Dan sesampainya es itu di meja, Erika segera melahapnya.

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang