19. Ya

8K 288 3
                                    

Happy reading!!!😊😊😊






Eh, udah hari Senin ajon~~

Hari ini, Erika masih beristirahat dengan tenang di rumah.

Hari Selasa, Erika masih di rumah.

Hari Rabu, Erika masih di rumah.

Hari Kamis, Erika masih di rumah.

Hari Jumat?
Jam 7.28
Padahal masuk jam setengah delapan, tapi Erika baru sampai di sekolah. Saat ia memasuki kelasnya, semua mata tertuju padanya – ga semua sih. Kek MISS INDONESIA. Erika menghiraukan teman-teman yang memandangnya.

Setelah sampai di bangkunya, Erika segera duduk dan menunggu Deon. Tak lama bel berbunyi, semua siswa yang tadi bergerombol, berhamburan balik ke tempat duduknya. Deon yang sebelumnya entah dimana, sekarang sudah duduk di samping Erika.

Keadaan menjadi riuh karena guru mapel belum juga hadir, tapi itu tak bertahan lama. Mereka menjadi diam karena ada pengumuman. Sekarang, mereka bersorak gembira setelah mendengar pengumuman bahwa tidak ada pelajaran sama sekali dan boleh pulang setelah jam delapan. Kecuali Erika.

Tau gini, gue ga akan berangkat lagi hari ini – Erika.

Deon mengeluarkan ponselnya berniat bermain game. tapi niatnya ia urungkan karena Erika memanggilnya.

“Nih jaketnya. Makasih ya,” ucap Erika sambil menyerahkan jaket yang telah dicuci dan diseterika rapi.

“Itu bukan punya gue. Punya Reyhan,” ucap Deon sambil menerima jaket itu. “Han!” panggil Deon. “Nih jaket lo, Makasih kata Erika,” Deon menyerahkan jaket yang sebelumnya ia pinjam untuk Erika.

“Idiiih, minta orangnya balikin langsung,” tolak Reyhan.

“Kan pinjemnya lewat gue jadinya balikinnya lewat gue juga,” Deon tak mau kalah.

“Ya udah. Mana?” tanya Reyhan tak sabaran. Kemudian mengambil kasar jaket itu.

“O.. iya. Lo baliknya sama gue. Gue tungguin di parkiran. Ga ada penolakan. Lo masih punya urusan sama gue,” ucap Reyhan pada Erika sebelum pergi.
“Eh, sini. Sekalian bagi kontak lo,” pinta Reyhan yang terkesan memaksa.

Erika mendengus, tetapi mendekati Reyhan yang sudah di dekat pintu. Ia hanya memberikan nomer ponselnya saja. Tak berniat memberikan uname medsos-nya.

Kafe depan sekolah,
“Lo duluan, pesenin buat gue sekalian. Gue ke toko sebelah dulu,” Reyhan keluar dari kafe.

Setelah memesan minuman, Erika hanya memainkan ponselnya. Membuka aplikasi ige, menggeledah explore ige-nya.

Kegiatannya terhenti setelah Reyhan duduk dihadapannya, Erika menyimpan ponsel di tasnya.

“Lo mau kan jadi pacar gue?” tanya Reyhan to the point.

Erika sudah memikirkan hal itu secara matang, terima, ikuti arus, jangan baper.

Erika menganggukkan kepalanya. Reyhan tersenyum.

Fix, hari ini kita pacaran.”

“Gue pacar ke berapa lo?” tanya Erika sambil menautkan kedua alisnya. Frontal banget nih anak.

“Eh, sans. Gue suka sama lo kok. Gue mau jadi pacar ke berapa lo terserah,” ucap Erika lagi, kali ia mengangkat kedua bahunya kemudian mengangkat kedua tangannya.

“Besok libur. Tar malem aku samperin ke rumah, aku kenalin ke temen-temen aku.” Reyhan mengubah kosa kata lo-gue menjadi aku-kamu.

Erika hanya mengangguk-angguk, ingin tau aja sih.

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang