Have fun!Happy reading!!!😊😊😊
Entah ini sudah hari ke berapa Erika tidak pergi ke sekolah. Ia beberapa hari ini pergi ke perusahaan dengan diantar-jemput oleh sopir keluarganya.
Bu Mimi beberapa hari ini tinggal di rumah dan kadang juga berbelanja sayuran di depan komplek. Saat belanja, kadang ada yang menggunjingkan keluarga majikannya. Dan saat orang lain tanya mengenai keluarga majikannya, dirinya hanya bisa menutup mulutnya. Dirinya selalu menutup telinga dan mulut saat orang lain membahas keluarga Pak Dimas.
"Bu Candra, ini ada pengajuan berkas dari klien perusahaan xx yang ingin menarik sahamnya," ucap Dina, sekretaris dadakannya karena sekretaris Dimas pergi membantu Dimas.
"Taruh di meja tamu aja. Udah penuh meja saya sama berkas yang membosankan," ucap Erika yang masih fokus membaca berkas yang dipegang di tangannya.
Jangan heran kenapa Dina memanggil Erika dengan panggilan Candra dan Erika yang tak mempermasalahkan. Itu karena Dimas mengenalkan Erika ke keluarga perusahaannya dengan nama Erika dan Erika yang hanya tinggal sementara di perusahan.
"Bu Candar sekarang sudah jam istirahat, Ibu istirahat dulu," ucap Dina melihat jamnya setelah meletakkan berkas di meja tamu.
Erika menghela nafasnya. "Kamu istirahat dulu saja, saya mau membersihkan meja saya sesegera mungkin."
"Atau mau saya belikan makan siang?"
"Ya udah. Sana keluar," ucap Erika yang sebenarnya mengusir karena ia makin pusing jika ia sedang fokus, tapi ada yang mengajaknya bicara.
Dina keluar setelah ia berpamitan dengan Bu Bos sementaranya itu.
"Sabar Dina, sabar," ucap Dina mengelus dadanya di depan pintu ruangan Erika.
"Sabar kenapa?" tanya Erika yang sudah berada di belakang Dina.
"Bukan apa-apa. Bu Candra kenapa keluar?" tanya Dina gugup.
"Saya perlu menghirup udara segar. Udah beberapa hari ini saya menghirup bau kertas terus," ucap Erika. "Hari ini tidak ada meeting kan?"
"Hari ini hingga lusa tidak ada meeting, tapi hari Kamis Pak Pamungkas akan datang menemui Anda," ucap Dina membaca buku jadwal acara Erika.
"Ya udah. Kita pergi ke kafe deket sekolah saya. Saya udah empat hari ga sekolah," ucap Erika melempar blazernya ke meja tamu dan menutup pintunya. "Ayo," ajaknya.
Saat Erika keluar dari lift, banyak tatapan mata yang mengarah kepadanya.
"Bu Dina baru jadi pegawai magang udah deket sama Bu Bos aja."
"Modus Bu Dina kali."
"Bu Candra cantik."
"Bu Candra cantik banget rambutnya di cepol gitu."
"Lebih cantik kalo dikuncir ekor kuda."
"Kayak bebek sama angsa."
"Jangan keras-keras, ntar denger.""Gue denger jelas dari tadi ya," ingin Erika berucap seperti itu. Namun, ia harus menjaga imagenya saat ini.
Erika membuka pintu penumpang belakang mobil.
"Pak, kafe deket sekolah ya," ucap Erika ke sopir keluarganya, siapa lagi kalo bukan Mang Ujang.
Mereka langsung melesat ke kafe tersebut.
"Mbak, katanya Bapak, Mbak Erika udah boleh balik ke sekolah, katanya kalo udah ga betah gapapa balik aja."
"Enakan kerja, ga banyak yang ngasih tugas," ucapnya melepas ikat rambutnya, lalu mencepolnya asal. "Panas," lanjutnya sambil mengibaskan kedua tangannya di depan muka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
Ficção Adolescente~Erika~ Pembuat onar, BK juga termasuk rumahnya, incaran para guru (karena...), berubah karena menjadi murid SMA Puri setelah kena DO dari sekolah sebelumnya dan merahasiakan identitas orang tuanya karena tidak ingin memalukan dan mengecewakan kedua...