Happy reading!!!😊😊😊
‘Ini lagi, angkutannya lama banget. Mau minta jemput lupa bawa ponsel’ batin Erika sambil menggerutu. Akhirnya ia pulang berjalan.
Erika berjalan sambil mengumpat pada kejadian hari ini yang menimpa dirinya. Erika merasa ada seseorang yang mengikutinya, tapi perasaan itu ia tepis.
Pengendara itu masih mengikuti kemana arah Erika berjalan, karena Erika merasa benar bahwa ia sedang diikuti, ia berbalik melihat siapa yang mengikutinya.
“Ternyata bener itu lo, Erika,” kata seseorang yang wajahnya tertutup helm full face.
Erika yang mendengar pernyataan itu mengingat siapa yang ada dibalik helm itu.
“Gue Sammy. Lo baru pindah beberapa hari aja udah lupa sama temen lama lo,” ucap Sammy yang melihat Erika kebingungan sambil melepaskan helm full facenya
“Haha... Sorry Sam,” ucap Erika sambbil menggaruk belakang telinganya.
Sammy melihat sekitar dan menyadari. “Lo pulang jalan? Kenapa ga bawa kendaraan?”
“Tadi gue keburu. Bangun kesiangan. Jadi dianter supir,” ucap Erika yang di akhiri cengirannya.
Sammy mengangguk-anggukkan kepalanya. “Pulang bareng gue aja yuk,” ajak Sammy.
“Ga usah Sam, rumah kita kan beda arah,” tolak Erika.
“Halah. Kayak dulu ga inget kalau lo sering banget nyuruh gue nganter lo pulang.”
“Udah yuk. Nanti kalau jalan, lo kepanasan, bisa-bisa pingsan dijalan,” lanjut Sammy.Akhirnya, Erika pulang bersama Sammy.
“Thanks Sam,” ucap Erika sesampainya di depan gerbang rumahnya.
“Ok. Kalau gitu, gue pulang dulu.”
“Hati-hati,” ucap Erika sambil melambaikan tangannya.
“Halo semua!!! Erika pulang,” teriak Erika memasuki rumahnya.
“Sssttt....” mama Erika mendesis sambil meletakkan jari telunjuknya didepan bibir, “Ini rumah bukan hutan, jadi ga perlu teriak,” kata mama mengingatkan.
Erika hanya menyengir sambil menunjukkan peace sign ke mamanya.
“Kamu ganti baju, terus makan. Mama mau ke rumah tante kamu dulu. kamu jaga rumah ya nak.”
Erika hanya mengangguk dan berlalu ke markas tidurnya👟👟👟
“Pagi duniaaa,” sapa Reyhan terlepas bangun dari tidunya dan mengecek sekarang pukul berapa.Reyhan bersiap dan bergegas menuju sekolah.
Sesampainya di kelas, ternyata kelasnya masih sepi. Reyhan mengedarkan pandangannya dan mengangkap salah satu penghuni kelasnya yang berkacamata sedang membaca buku. Reyhan berjalan ke arah bangkunya untuk meletakkan tas punggungnya dan berlalu menghampiri penghuni itu.
“Fika..” panggil Reyhan lembut sambil menarik kursi agar duduk bersebelahan dengan Fika.
“I-ya, a-da a-apa?” tanya Fika gugup. Pasalnya Reyhan tidak akan mendekati dirinya jika tidak ada yang dia inginkan.
Reyhan terkekeh Fika bertanya padanya sambil terbata-bata, sepertinya ia gugup. “Gue minta tolong sama lo.”
“Ka-kamu ma-u minta tolong apa?” tanya Fika mengecilkan volume suaranya diakhir ucapannya.
“Nanti lo jangan ember ke anak-anak lain kalau yang beri lem ke kursi anak baru itu gue. Okey?” Fika hanya mengangguk pasrah seperti biasanya ketika disuruh Reyhan
Reyhan tau bahwa Fika tidak akan membeberkan hal tersebut. Reyhan mengembalikkan kursi ke tempat semula dan menuju tempat duduk anak baru dan mengoles lem di kursi itu, kemudian berlalu meninggalkan kelas.
Semakin lama, semakin banyak siswa yang datang karena mendekati bel masuk.
Erika datang, saat ia berjalan ke bangkunya, ia melihat ada yang telah menduduki bangkunya, Erika menghampiri siswa yang menduduki bangkunya.
“Eh, Erika. Emmm, gue duduk sama Alexa ya. Tenang, hari ini aja kok. Lo duduk sama Deon dulu, disana tuh tempatnya” pinta Loli dan menunjuk tempat yang dimaksud.
Akhirnya, Erika berjalan tempat yang ditunjuk Loli dan duduk di tempat itu.
👟👟👟
Bel berbunyi yang menandakan semua siswa harus masuk ke kelas.
Reyhan berjalan menuju bangkunya sambil bersenandung kecil, ia belum menyadari bahwa bukan target yang menduduki tempat itu, sedangkan Vino dan Deon hanya berjalan malas ke bangkunya.
“Pagi anak-anak,” sapa Bu Berti.
“Pagi Buuu,” ucap anak kelas serempak
“Untuk mengawali pelajaran, mari kita berdoa. Berdoa mulai – berdoa selesai,” setelah berdoa, Bu Berti menjalankan ritual setiap para guru yang mengajar di jam pertama yaitu mengabsen.
Setelah mengabsen, “Anak-anak, kalian bentuk kelompok. Satu kelompok 4 anggota. Dan anggotanya seperti biasa. Baris 1 dan 3 balik kursi.”Ketika Reyhan memutar kursinya, ia melihat Erika duduk di hadapannya, Reyhan melototkan matanya karena kaget, ‘Loh kok jadi Erika yang duduk di sini’ batin Reyhan. Kemudian ia melihat ke arah tempat duduk yang ia olesi lem dan menepuk jidatnya.
“Lo kenapa Han?” tanya Vino
“Gue gapapa,” jawab Reyhan smbil memegangi kepalanya yang tak pusing.
“Lo kenapa pegangin kepala lo? Lo pusing?” tanya Vino khawatir. Reyhan hanya menggelengkan kepalanya.
“Vin, mana mungkin orang kayak Reyhan sakit. That’s impossible,” ucap Deon sambil memutarkan bola matanya.
“Oiya. Gue lupa,” ucap Vino sambil menepuk jidatnya. Sedangan Erika hanya menahan tawanya melihat yang katanya most wanted ternyata bego.
“Lo kalo mau ketawa, ketawa aja kali. Jangan di tahan. Ga bakal dimarahi juga,” kata Deon sambil memandang Erika yang menurutnya sedang menahan untuk tertawa.
Erika tertawa pelan. “Ok, thanks,” ucap Erika sambil tersenyum.
“Baik anak-anak. Kalian buat tugas makalah tentang ‘Ancaman Disintegrasi Bangsa’, yang mendekati sempurna nanti akan dipresentasikan dan mendapat nilai tambahan. Karena tugas dikumpulkan 3 minggu yangng akan datang, saya harap bisa sampai 20 halaman. Paham?” jelas Bu Berti dengan tegas.
“PAHAAM,” ucap siswa kelas dengan kompak.
“Ok. Sekarang kalian pelajari dulu dengan anggota kelompok kalian. Kalau perlu diringkas untuk meringankan dalam pembuatan makalah. Saya mau izin meninggalkan kelas karena ada acara dan ketua kelas, tolong laporkan pada saya siapa yang bolos jam selama saya meninggalkan kelas,” ucap Bu Berti sambil membenahi tumpukan buku yang tadi ia bawa. Kemudian meninggalkan kelas.
“Akhirnya jam kosong~~”
“Yippy... Bisa santai”
“Ngantin yok”
“Stalk medsos bias dulu”
“Cari Wi-Fi yuk”
“Istirahat di UKS lebih baik”
~~itulah beberapa yang dikatakan anak kelas 12 IPS 2‘Lah? Gue kira kelas 12 IPS 2 disini beda dari perkiraan. Ternyata ga beda jauh sama sekolah yang gue tempatin dulu’ batin Erika sambil mengingat imajinasinya tentang kelas baru yang membuatnya bosan.
“WOY,” teriak Reyhan memanggil Erika.
Erika hanya menoleh dan mengernyikan dahinya.
“Ga mau tau. Pokoknya lo yang ngerjain. Nanti kalau lo udah kelar ngerjainnya sekaligus udah diprint, lo kasih tau. Kita tinggal ganti pengeluaran lo,” ucap Reyhan dengan santai seperti liburan yang meniadakan tugas sambil menyenderkan punggungnya disenderan kursi.“Kok bisa? Inikan tugas kelompok. Mana bisa kayak gitu. Kalau kalian ga mau bantuin, gue ga akan masukin nama kalian kedalam penyusun. Ga mau tau dan terima ga terima,” ucap Erika sarkas. Erika menahan marah, baru pertama kalinya ia disuruh mengerjakan tugas kelompok sendiri, biasanya ia memiliki anggota yang mau mengerjakan tugas itu.
.
.
.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
أدب المراهقين~Erika~ Pembuat onar, BK juga termasuk rumahnya, incaran para guru (karena...), berubah karena menjadi murid SMA Puri setelah kena DO dari sekolah sebelumnya dan merahasiakan identitas orang tuanya karena tidak ingin memalukan dan mengecewakan kedua...