Happy reading!!!😊😊😊
Hari setelah rapat...
Reyhan menghampiri Erika yang duduk di tempat yang dulu (yang pernah dia olesin lem). "Gimana keputusan lo?"
Erika mengernyitkan dahinya. Ia melupakan apa yang sedang mereka bahas.
"Ga usah sok lupa lo," ucap Reyhan melihat mimik wajah Erika yang menurutnya pura-pura lupa.
"Sorry, tapi emang gue lupa" ucap Erika acuh.
"Masih muda aja udah pikun lu," ucap Reyhan mengerlingkan matanya. "Pilihan yang harus lo pilih. Lo lebih memilih lo kena bully apa lo ngerjain tugas bareng sama kita," Reyhan mengingatkan.
"Oh itu. Gue milih ngerjain bareng," ucap Erika tanpa menghadap ke arah Reyhan.
"Yakin? Berarti lo siap kena bully kita dong? Ga dipikirkan lagi? tenang masih ada 4 hari," ucap Reyhan kemudian ia beranjak dari tempat itu.
Setelah Reyhan meninggalkan tempat itu, Loli menghampiri Erika. "Er, gue minta maaf, gara-gara gue lo jadi kena bully mereka," ucap Loli dengan nada bersalahnya.
"Ini bukan salah lo kok," ucap Erika kemudian berdiri, menepuk-nepuk bahu Loli dan meninggalkan kelas.
👟👟👟
Hari dimana papa Erika balik dari tugasnya.
Erika yang sedang berberes pakaian segera menghentikan aktivitasnya setelah mendengar suara klakson yang disusul suara pria yang ia yakini ialah suara papanya. Erika begegas menemui papanya sambil membawa koper yang beisikan barang -barangnya.
"Haduuu... jangan berlari ketika menuruni anak tangga. Nanti kamu bisa jatuh sayang," ucap mamanya.
"Papa juga kengen sama kamu," ucap papanya pede sambil merentangkan tangannya pertanda ingin memeluk putrinya.
Gerakan Erika melambat mendekati papanya. "Yah, aku ga kangen sama papa," ucap Erika dengan wajah tanpa dosa. Papanya yang mendengar menggembungkan pipinya kemudian.
"Ok fix. Berarti kamu bukan anak saya" ucap papanya sambil melipat tangannya di depan dada.
"Yah, papa ternyata baperan ya. Yaudah sini Erika peluk," ucap Erika sambil merentangkan tangannya. Papanya langsung menghampiri putrinya dan memeluk erat putrinya. Sedangkan mamanya yang melihat mereka hanga menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Pa, aku udah packing barang yang mau aku bawa ke tempat tinggal sementara" ucap Erika sembari melepaskan pelukan dengan papanya.
"Ya udah, jaga diri baik-baik. Jangan lupa sama syarat yang papa ajukan dan kalau ada apa-apa beritau kami. Papa akan mengunjungimu," ucap papanya. Erika mengangguk. "Yuk, papa antar sampai depan," tawar papanya.
"Pa, tanggung amat dah. Sekalian antar ketempatnya gitu," ucap Erika
"Oh, boleh. Berarti kamu ga bawa motor sport yang sebentar lagi diantar dealer," ucap papanya sambil menggulung lengan jasnya.
Erika menganga mendengar perkataan papanya barusan. "What? Jadi aku beneran dibelikan motor sport?"
Papanya mengangguk. "Kapan datangnya?" tanya Erika bersemangat."Eee... Kira-kira ga ada sepuluh menit," ucap papanya sambil melihat kearah jam yang melingkar indah di tangannya.
Dealer itu datang juga untuk mengantar motor sport. Motor itu berwarna merah. "Wow... Amazing, my fave color," ucap Erika dengan senyum yang mengembang yang terlukis di wajahnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
Teen Fiction~Erika~ Pembuat onar, BK juga termasuk rumahnya, incaran para guru (karena...), berubah karena menjadi murid SMA Puri setelah kena DO dari sekolah sebelumnya dan merahasiakan identitas orang tuanya karena tidak ingin memalukan dan mengecewakan kedua...